Puisi 1 | Siang Kelam

22 4 1
                                    

Malam buta baru berselang
Subuh datang, fajar menyingsing
Mentari perlahan merangkak
Embun segar beramai-ramai berseluncur
Halimun pun turut menghiasi dunia
Sejuk ...
Indah ...

Namun, bukan itu yang disaksikan
Oleh netra para perindu
Melainkan siang kelam
Sekelam hati yang sedang menanti
Sehitam jiwa yang masih setia
Seremuk raga yang selamanya mendamba

Sungguh, bukan itu yang tersaksikan
Bukan mentari, tetapi bara api
Bukan embun, tetapi air mata
Bukan halimun, tetapi kabut pekat
Yang menyesakkan hati
Meruntuhkan angan

Mereka masih di sini
Jiwa-jiwa yang rindu itu masih di sini
Menanti dekapan sang Bunda
Mendamba hangatnya keluarga
Yang telah lama sembunyi
Dan mungkin tak akan kembali

Duhai, jiwa-jiwa yang lapar
Bersabarlah, menunggulah ...
Bahagia itu akan datang
Kehangatan itu akan tiba
Sekiranya tidak di sini
Engkau dan kebahagiaanmu
Pastilah kekal dalam surga

---

Tegaldlimo, 29/8/2020

NOSTALGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang