Cincin Perak (Bagian 1)

54 4 22
                                    

Hari ini mungkin menjadi awal baru untuk hidupku, meskipun keseharian dan pekerjaanku masih tetap sama, tapi tempat tinggal baru ini membuat semua menjadi sedikit berbeda. Akhirnya semua barang-barangku dari rumah sudah selesai dipindahkan ke apartemen kecil ini. Pekerjaan kurir sudah selesai dan sekarang waktuku untuk menata semua barang-barang ini. Memang hanya empat buah kardus ukuran sedang dan dua koper yang isinya harus aku susun, tapi pekerjaan ini sangat bisa mengambil waktuku lebih dari setengah hari. Karena itu daripada menghabiskan waktuku dengan menatapi kardus-kardus ini lebih baik aku segera bergerak untuk menata semua barang-barangku. Aku juga menyalakan lagu untuk menemani kegiatan hari minggu kali ini. Untung saja pemandangan dari jendela kamar baruku ini cukup menarik, jadi aku tidak akan merasa suntuk karena tumpukan barang-barang ini.

Tik tok tik tok tik tok...

Tidak terasa ternyata sudah lebih dari empat jam aku bergelut dengan barang-barangku. Semua bajuku sudah berhasil aku keluarkan dari koper dan sudah tersusun rapi di lemari apartemenku. Tiba-tiba aku melihat sebuah kotak bertutup hijau dengan motif garis-garis berwarna pelangi. Aku sedikit terkejut melihat kotak itu juga ikut pindah bersamaku ke tempat ini. Karena sangat menarik perhatianku akhirnya aku mengambil kotak itu dan duduk di atas kasur baruku, sembari memangku kotak berukuran lima belas kali lima belas sentimeter itu.

Aku perhatikan kotak yang ada di pangkuanku, dan mengangkat sedikit sudut bibirku. Entah berapa lama kotak ini aku abaikan karena tutup kotak ini sudah terlapisi oleh debu. Aku coba bersihkan debu tipis yang ada di tutup kotak ini. Aku usap tutup kotak ini dengan tangan kananku dan tiba-tiba saja aku merasa seperti terseret ke dalam mesin waktu. Semua kenangan-kenanganku bermunculan seperti sebuah film yang tengah diputar ulang. Hatiku semakin bergejolak hanya dengan menatap dan menyentuh kotak ini. Hingga pada menit berikutnya aku pun memberanikan diri membuka kotak ini, aku bisa melihat barang-barang rahasiaku yang mungkin sudah aku simpan hampir sepuluh tahun. Ada banyak barang-barang yang menyimpan kenanganku di kotak ini. Ada beberapa tulisan tentang kekesalanku, ada beberapa polaroid perjalananku, dan masih banyak tumpukan kenangan yang ada di dalam kotak ini. Hingga akhirnya sampailah pandanganku pada sebuah kilau yang ada di dalam kotak ini, aku melihat sebuah cincin perak yang menarik ingatanku pada hari itu.

-------------------------------

16 Januari 2014

Walaupun waktu sudah berjalan maju tapi aku masih sangat ingat dengan kejadian hari itu. Saat itu malam begitu cerah, padahal biasanya malam diguyur hujan karena memang itu yang biasa terjadi di bulan Januari. Aku juga masih ingat kalau hari itu adalah hari yang sangat spesial untuk seseorang, dan seseorang itu juga begitu spesial untukku. Namun, orang itu tidak bersamaku saat itu. Kita terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Kalau ditanya apakah saat itu aku mau berpisah dengan dia, tentu saja jawabanku tidak. Tapi apa boleh buat karena saat itu aku harus melanjutkan pendidikanku dan dia harus melanjutkan pekerjaannya.

Orang itu adalah Pawana Satya Janitra. Dia sudah menjadi bagian dari hal yang spesial untukku. Dia yang saat itu sudah ikut menggambar cerita hidupku selama tiga tahun belakangan. Ya dia adalah kekasihku, saat itu kita sudah berkencan selama lebih dari tiga tahun dan hari itu Satya berulang tahun yang ke dua puluh satu tahun. Saat itu dia memang masih muda, hanya berjarak dua tahun denganku tapi kisahnya tidak seberuntung aku yang masih dapat biaya hidup dari orang tua.

Malam itu adalah hari spesial untuk Satya namun, aku belum mengucapkan apa pun untuk Satya. Seharian itu aku menyibukkan diri dengan urusan per kuliahku dan Satya di sana mungkin juga sibuk dengan urusan pekerjaannya. Dari pagi kita berdua memang sama-sama tidak saling menghubungi satu sama lain. Dengan segala kemelut yang ada di dalam pikiranku, dengan segala pertimbangan yang sudah aku pikir matang-matang, akhirnya aku pun memutuskan mengirim sebuah pesan untuk Satya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JEBAKAN WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang