"Vid, main truth or dare yuk, bosen banget" ujar Lia pada pacarnya.Saat ini ia berada di rumah David karena memang hampir setiap weekend wajib bagi mereka untuk bertemu. Namun kali ini mereka hanya berdiam diri di kamar David, karena David baru saja pulang dari luar kota. Ia bilang capek kalau harus jalan-jalan.
David yang sedang mengerjakan pekerjaannya di laptop, menoleh ke arah Lia yang berada di kasurnya. Ia mengangguk lalu mematikan laptopnya dan menghampiri Lia.
Kasihan Lia, ia sudah berada disini sejak sore. Namun keduanya, khususnya David sibuk pada gawai masing-masing.
Lia bersemangat, ini bisa jadi cara ia mengetahui David lebih dalam. Karena selama 2 tahun menjalin hubungan, David tidak terlalu banyak bercerita tentang dirinya.
"Gimana mainnya?" tanya David.
"Kita kan cuma berdua, paling gantian aja, tapi biar rame jatah truth dibatasin, gimana?" ujar Lia.
Dijawab oleh anggukan oleh David. "Berapa kali truth?"
"Tiga truth, dua dare" kata Lia. Dilanjutkan dengan David yang mendapat giliran pertama.
"Dare" kata David.
"Ih! Apaan belum apa-apaa udah dare aja" kata Lia sambil memukul kaki David yang berada di hadapannya.
"Biarin, cepetan kasih apa darenya"
Lia berusaha berpikir cepat, "Post foto aku di instagram kamu!"
Selama pacaran, David tidak pernah sekali pun mengunggah foto bersama dirinya. Bahkan di story instagram pun dia hanya pernah re-post. Entahlah, tapi bagi seorang Lia hal itu cukup penting.
"Ah gitu doang? Oke"
David langsung mengutak-ngatik ponselnya. Tidak lama David menunjukkan ponselnya ke Lia bahwa ia sudah post foto dirinya dan Lia saat ulang tahun David bulan kemarin, dengan caption "Dare".
"IH! Apa kamu mah captionnya gitu, jelek banget!" ujar Lia bete sambil mengambil ponsel David dan mengubah caption menjadi "xxxx with my darl 🌹"
"Dah beres, sekarang aku truth" kata Lia sambil langsung mematikan ponsel David, supaya yang punya tidak mengetahui caption yang baru ia buat. Bisa-bisa dihapus itu unggahannya.
David terlihat berpikir sejenak, lalu menatap Lia sebentar sebelum mengajukan pertanyaan. "Aku gak tahu kamu mau jawab apa enggak, tapi ini agak sensitif"
"Apaan? Namanya juga truth or dare, ya aku harus jawab jujur lah," jawab Lia.
David sebenarnya hanya iseng menanyakan hal ini, tapi ia juga penasaran. "Kamu pernah had sex?"
Lia melotot mendengar pertanyaan David, ia langsung meraih bantal dan melemparnya ke arah David. "IH! APAAN KAMU NANYA YANG KAYA GITU"
David tertawa, sebenarnya dia sudah memperkirakan reaksi dari Lia. "Makanya kan tadi aku bilang, bebas kamu mau jawab apa enggak"
Lia memeluk guling sambil menelungkupkan kepala. Siapa yang tidak malu ditanya hal seperti itu. Walaupun umurnya sudah 26 tahun, tapi pertanyaan David terlalu tiba-tiba. Ia juga menyesal tadi sudah berkata bahwa ia harus menjawab dengan jujur pertanyaan ini.
"Cepet jawab, Lia" ujar David sambil tertawa. Ia hanya menggoda Lia.
"GAK MAU!" jawab Lia dengan suara yang 'memendam' karena dia masih memeluk guling.
"Ih licik banget kamu, kalo gitu aku hapus ya postingan foto tadi," ujar David sambil akan meraih ponselnya yang berada di dekat Lia.
Lia mendongak dan menahan tangan David. "Jangan"
KAMU SEDANG MEMBACA
intimazy (intimacy & craziness)
Short Story(18+) 🔞 One Shot Story or Short Story about intimacy and craziness of human desire.