Si Lugu

14 5 1
                                    

"Jennie, Kia, ayo bangun! Makan siang dulu" Panggil Lova. Jennie membuka matanya dan menguap.

"Kia, bangun, makan dulu." Ujar Jennie dengan suara pelan. Carrie hanya menggumam sembari memeluk gulingnya.

"Ck Kiaaa, makan dulu! Nanti kalo udah makan baru boleh tidur lagi." Sambung Jennie. Carrie mendengus kesal, ia terpaksa menuruti kata-kata Jennie.


"Hah? Tumben Tante masak makanan Korea." Kata Jennie saat kedua gadis itu sudah ke ruang makan.

"Yah biar kalian terbiasa aja gitu, hehe. Makanan disini sama disana kan udah pasti beda" Jawab wanita berumur 40-an itu.

"Ini apa?" Tanya Carrie sambil mengambil satu kimchi.

"Heh, cuci tangan dulu!!" Jennie memukul punggung tangan Carrie dan gadis itu memasang wajah melas.

"Cuci tangan dulu ih! Sini sini!" Jennie menarik tangan Carrie ke wastafel dan mencucinya.

"Nah, gini kan udah bersih. Lain kali cuci tangan dulu ya baru boleh ambil makanan, itu pun harus pake sendok, nggak baik lho ambil makanan pake tangan." Kata Jennie menasihati Carrie.

Carrie mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Haha, ya sudah, kita doa dulu baru makan ya" Carrie dan Jennie bertatapan.

"Ehm, Carrie sama Jennie doa berdua aja Tan, Tante sama Paman berdoa aja duluan
" Kata Jennie.

"Ah...baiklah." Lova memberi isyarat pada Felix dan mereka memulai ritual doa mereka.

"Kia, kamu baik-baik aja kan?" Tanya Jennie.

"Iya, Kia udah biasa kok." Jawab Carrie.

"Hum.....bagus deh. Kita doa ya?" Ajak Jennie. Kedua gadis itu melipat tangannya dan Jennie memimpin doa, namun doa mereka terganggu karna suara Felix yang sangat keras.

"Jennie.....aku tidak fokus." Ujar Carrie.

"Aku juga...bagaimana kalau kita tunggu mereka sampai selesai?" Carrie manyun dan mengangguk. Selesai Felix dan Lova berdoa, Carrie langsung menyerocos.

"Papa dan Mama berdoa seakan-akan hanya kalian saja yang ada di ruang makan, kami juga disini Pa, Ma!" Marah Carrie.

"Maaf maaf Sayangku. Bukankah Mama tadi sudah mengajak kalian untuk berdoa bersama? Kan kalian yang menolaknya." Kata Lova. Carrie mendengus kesal dan berpangku dagu.

"Sudah sudah, ayo berdoa." Jennie dan Carrie mengulang kembali doa mereka dan makan dengan tenang.

"Dimana milkshake Kia?" Tanya Carrie.

"Ada di kulkas, akan Mama ambilkan
" Lova berdiri dan membuka kulkas, lalu mengambil botol minuman Carrie.

"Kau masih saja memakai botol anak-anak itu, apa kau tidak malu?" Carrie memegang erat botol minumannya yang dilengkapi dengan sedotan itu, sedangkan Lova dan Felix hanya bertatapan.

"Ki-Kia kan suka botolnya!" Ujar Carrie.

"Hah...aku tau Kia. Tapi kau kan sudah remaja, paham kan? Nanti kubelikan botol minum yang lebih bagus." Ujar Jennie.

Carrie menggeleng kuat. "Nggak mau! Kia suka botol ini!" Carrie bangkit dan berlari ke kamarnya.

"He-hei Kia! Duh.....saya minta maaf Paman, Tante. Jennie nggak bermaksud bikin Kia sakit hati" Ucap Jennie.

"It's okay, Darling. Kia nggak marah kok, dia paling cuma ngambek" Kata Lova.

"Jennie susul dia dulu." Felix terkekeh.

"Dasar anak-anak." Lova menatap Felix dengan kesal.

"Mereka sudah dewasa mengerti? Berhenti menganggap mereka masih anak-anak" Kata Lova.
       "Aku akan selalu menganggap mereka anak-anak sampai kapanpun. Mereka itu tidak pernah berubah dari lahir, Jennie dewasa dan bisa meng-handle keadaan sekitarnya. Sedangkan Kia memiliki sikap seperti anak-anak. Dari kecil juga, Jennie yang selalu menjaga dan melindungi Kia sampai sebesar ini" Ujar Felix panjang lebar.
      
Lova tersenyum dan menghembuskan nafasnya, "Well, you're right. Aku juga sebenarnya....masih menganggap mereka anak-anak" Timpal Lova.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If U SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang