"Saya tidak tahu apa yang terjadi saat ini. Dan mengapa hati saya terasa sakit ketika melihat gadis itu menangis" batin Azzam menatap adik perempuan sahabatnya.
"Hiks...Hiks..." Rere semakin menangis mengingat kejadian 10 tahun lalu. Ia memegang bekas luka di kepalanya akibat perbuatan Afif di masa lalu. Dan, Afif pun sama mengingat kejadian yang menjadi akhir pertemuannya dengan adik semata wayangnya.
Flashback on
Seorang gadis kecil dari kejauhan memperhatikan anak laki-laki yang asyik bermain dengan mobil-mobilannya. Ia sangat ingin bermain dengannya, tetapi ia selalu menolaknya.
"Aku mau main sama Bang Afif" lirihnya
Tak sengaja Afif menendang mobil truknya hingga jauh beberapa langkah darinya. Tetapi Afif menghiraukannya, ia tetap fokus dengan mobil yang ia pegang. Perlahan Rere melangkahkan kaki untuk mengambil mobil truk yang Afif ditendangnya. Rere terulur meraih mobil truk itu. Ia hanya menatap dan membolak-balikkan mobil truk itu. Hingga akhirnya Afif menyadari kehadiran Rere.
"Sini!" ucap Afif merampas mobil truk di tangan Rere.
"Nggak mau!" sahut Rere merebut mobil truk itu kembali.
"Sini nggak!" teriak Afif.
"Nggak mau" kekeh Rere.
Dengan cepat Afif merebut kembali mobil truk yang ada di tangan Rere. Kemudian, ia mendorongnya dengan cukup keras hingga kepalanya terbentur sudut meja yang mengakibatkan darah segar mengalir.
"Papa... Hwwaa..... Papa..." teriak Rere kencang.
Aryo yang berada di kamarnya langsung berlari mencari keberadaan putrinya yang menangis kencang. Setibanya, ia langsung menggendong Rere, dan mengusap air matanya.
"Abang!! Apa yang Abang lakuin sama Rere?!" ucap Aryo.
"Papa sakit...." keluhnya memegang kepalanya yang berdarah.
Afif tak menyahut. Ia terlarut memperhatikan Rere yang menangis. Aryo mendudukkan Rere di kursi terdekat, kemudian mengambil kotak p3k. Aryo berusaha mengontrol emosinya. Saat ini, ia memiliki dua peran kepada kedua anaknya, yaitu menjadi ayah sekaligus ibu untuk mereka.
"Udah ya nangisnya, 'kan lukanya udah diobatin sama Papa" bujuk Aryo pada putrinya agar tidak menangis lagi.
"Abang. Rere ini adik Abang, jadi Abang harus jagain dia" ucap Aryo lembut sambil mengelus kepala putranya.
"Papa, karena dia! Mama meninggal! Sekarang Abang nggak punya Mama lagi! Semua itu gara-gara Rere!! Abang benci Rere!!!" ucap Afif menunjuk Rere.
Mendengarnya, Rere langsung menundukkan kepalanya. Ia tak mengerti maksud perkataan kakak laki-lakinya. Ia tak berani menatap Afif yang sudah bergemuruh mengeluarkan segala isi hatinya. Rere terus menunduk menikmati kata demi kata yang Afif ucapkan. Hingga akhirnya, Rere menangis tak bersuara. Ia coba menahannya, tetapi ia gagal. Dan, Afif menatapnya dengan emosi meluap-luap.
"Abang benci Rere!!" final Afif membuat tangis adiknya pecah.
"Hiks.....Hiks"
Aryo yang menyadari Rere menangis langsung memeluknya dan tangis Rere semakin menjadi. Afif terus melempar mainannya ke segala arah sebagai pelampian kemarahannya.
"Aku benci Rere!!! Karena dia Mama meninggal!! Karena dia aku nggak punya Ibu dan diejek temen-temen!!! Aku benci dia!! Aku benci!!! Sejak kehadirannya, Papa nggak perhatian sama Aku lagi!!! Hanya ada Oma yang selalu ada untukku!! Sedangkan Papa hanya mempedulikan dia!! Aku benci Rere!!" batinnya meluapkan segala perasaannya yang selama ini dipendamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Kairo-Ku
Teen Fiction-SPIN OFF Bad Girl Vs Ustadz AFIF DAN YESI Di pesantren ini, kita bertemu. Dan, pesantren ini juga menjadi saksi bisu cinta dalam diam kita berdua.