CHAPTER 4
It turns out that the thing that makes you happy comes from someone you never imagined before.
-Play the trailer right now-
________________________
Erica menatap Sean yang kini ikut masuk ke dalam rumahnya. Tadi setelah berhasil mendaratkan helikopter di landasan perumahan terlewat luas milik D. Krack yang berada di New York, Sean mengantarkan dirinya menggunakan mobil sport terbaru yang entah terdapat banyak sekali jenis di dalam garasi milik D. Krack.
"Mau apa?" Tanya Erica dengan sebal. Pasalnya, ia ingin istirahat. Melakukan ritual malamnya untuk membersihkan tubuh sebelum beranjak ke atas kasur king size miliknya.
Sean yang mendengar pertanyaan itu hanya mengangkat bahunya acuh. "Hanya ingin memastikan kamu selamat sampai tujuan." Ucapnya sambil menyunggingkan seulas senyuman manis, ia mengedipkan matanya ke arah seorang gadis yang kini menatapnya dengan sorot wajah datar.
"Sudah selamat, pergi." Ucapnya sambil memutar bola matanya. Ia membalikkan tubuhnya, ingin masuk ke dalam rumah besar yang selama ini sudah menjadi tempat tinggalnya.
Sean yang melihat itu langsung saja menahan pergelangan tangan Erica. "Tunggu, aku melupakan satu hal." Ucapnya sambil menatap dalam kedua manik mata gadisnya dengan lembut.
"Apa?" Tanya Erica dengan malas. Ia benar-benar merasa jika laki-laki ini sangat suka mengulur waktu untuk hal yang sama sekali tidak penting.
"Aku lupa untuk mengecup kening mu."
Bertepatan dengan bibir Sean yang menempel pada kening Erica, tubuh gadis itu langsung saja menegang dengan sempurna. Ia menaikkan sebelah alisnya kala laki-laki itu sudah tidak mencium keningnya. "Sudah?"
Sean terkekeh kecil. Manis. Itu yang dia dapat ungkapan dari ekspresi Erica saat ini. "Iya, sayang. Selamat tidur dengan nyenyak, atau mau aku temani?" Ucapnya sambil mengerling jahil, ia ternyata senang menggoda gadisnya.
Erica yang melihat itu langsung saja mempertajam sorot matanya. "Kalau berani, aku remuk kan tulang mu!" Ucapnya dengan nada sangat dingin.
"You are my cute girl" Bisik Sean sambil mengelus puncak kepala Erica. Ia melambaikan tangannya, lalu berjalan menjauhi gadis yang sudah menatap dirinya dengan tatapan sedikit sendu. "DON'T MISS ME, BABE!" Sambungnya dengan lantang sambil mengedipkan mata kanannya.
"Fucking weird man!"
Tidak ingin menghiraukan Sean yang kini sudah terkekeh geli masuk ke dalam mobilnya, ia lebih memilih untuk memasuki rumah yang hanya di huni dirinya dan beberapa maid saja. Ia melangkah dengan lesu menghampiri kulkas untuk mengambil minuman bersoda kalengan yang selalu di refill oleh maid yang dapat tugas dalam berbelanja bahan makanan.
Hari yang lelah bersama dengan laki-laki aneh yang menyebalkan. Untuk pertama kalinya, ia melakukan tindakan kriminal seperti ini. Apa dirinya berdosa? Ingin menyesal pun sudah tidak ada artinya, iya kah?
Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Erica berjalan ke arah ruang televisi, melempar dompet hitamnya dengan asal, lalu melemparkan tubuhnya ke atas sofa. "Satu minggu tanpa Sean? Seperti mimpi saja!" Serunya sambil menyunggingkan senyuman. Ia membuka penutup kaleng dengan jemarinya, lalu meneguknya sampai dinding tenggorokannya terasa segar dan basah kembali.
Ia menaruh botol kaleng itu di atas meja, lalu mengambil remote televisi. Jujur saja, ia belum mengantuk. Biasanya pada jam segini Sean meminta dirinya untuk latihan tembak atau memanah, jika laki-laki itu sedang malas juga masih tetap saja meminta dirinya untuk sekedar telponan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Weird Assassin
Romance[#3 XAVON SERIES] Sean Xavon Nama yang terdengar tidak asing lagi bagi banyak orang di seluruh penjuru dunia. Ia menyandang status sebagai seorang assassin yang bekerja untuk kepuasan dirinya sendiri. Mempunyai kehidupan super mewah dari hasil bayar...