03

11 6 0
                                    


Haiii, jangan lupa voment nya yaa, biar aku semangat nulisnya, buat dapetin 10 vote sama 5 komentar rasanya susah bangat😂

Niatnya aku mau update kalo udah dapet 10 vote sama 5 komentar, tapi ya sudah lah, aku pengen update lagi.

Happy reading ❤️

-------

Hari ini cafe tempat Hina bekerja begitu ramai, semakin malam semakin banyak pasangan anak muda yang datang.

Malam Minggu, mungkin malam ini Hina akan lembur.

"Lemon tea 1, jus alpukat 1, dan spaghetti bolognese 2 "-ucap Hina dan dua pelanggan itu mengiyakan.

"Oke tunggu sebentar ya"-dua pelanggan itu hanya membalasnya dengan anggukan.

Hina lalu pergi ke dapur menempelkan pesanan tadi di papan.

"Untuk meja 11, lemon tea 1, jus alpukat 1, dan spaghetti bolognese 2." Ucap Hina pada chef di dapur.

Lalu Hina pergi ke meja pengunjung lain yang baru datang, dan mencatat semua pesanan.

Hari ini benar-benar melelahkan bagi Hina, tadi pagi Hina pergi ke rumah somi untuk menyetrika begitu banyak baju, selesai dari rumah somi, Hina langsung pergi ke cafe untuk bekerja.

Cafe benar-benar sangat ramai, bahkan waktu istirahat saja untuk hari ini di potong, waktu istirahat hanya sempat untuk makan dan minum saja.


Hina baru saja menempelkan pesanan di papan, saat Hina akan pergi dari dapur tiba-tiba ada yang memanggilnya.

"Hina!"

Hina mencari sumper suara itu, dan ternyata Siska yang memanggilnya, Hina lalu menghampiri Siska.

"Iya ka, kenapa?"-tanya Hina pada Siska.

"Bisa tolong anterin ini ke meja 5?, Kaka pengen ke kamar mandi" ucap Siska dengan muka memohonnya.

"Bisa ka"- lalu Hina langsung mengambil nampan yang berisikan makanan itu dari Siska.

"Maaf ya"-siska.

"Kaka kaya sama siapa aja" ucap Hina. Lalu Siska pergi ke kamar mandi, dan Hina langsung mengantarkan makanan ke pelanggan.

Sesampai di meja lima, Hina menaro dua makanan itu dengan hati-hati, lalu Hina menaro minuman itu, tetapi saat akan menaruh minuman ke dua, tangan Hina tidak sengaja menyenggol minuman yang ada di meja, sehingga minuman itu jatoh, dan airnya mengenai handphone seseorang yang berada di atas meja.

Dengan refleks seseorang dengan cepat mengambil handphonenya.

"Ah, maaf, maaf, maaf. Saya tidak sengaja." Ucap Hina dengan nada suara yang benar-benar merasa bersalah.

Nara melihat wajah pemilik handphone itu seperti pasrah saat mencoba menghidupkan musik di handphone tetapi suaranya sudah tidak bagus.

"Maaf, maaf, saya benar-benar minta maaf." Ucap Hina. Dan pria itu hanya tersenyum.

"Lain kali kalo kerja yang bener."-ucap temannya.

"Udah, kamu bersihin aja mejanya." Ucap pria itu.

Lalu Hina membersihkan meja karna tumpahan minuman tadi.

"Saya akan memperbaikinya" ucap Hina setelah membersihkan meja.

"Tidak perlu, nanti saya akan memperbaikinya sendiri." Ucap pria itu.

"Saya benar-benar minta maaf"

"Iya udah jangan meminta maaf terus, mending kamu lanjut kerja aja."

"Terima kasih, kalo begitu saya permisi." Lalu Hina pergi meninggalkan meja itu.

###

Hina sudah sampai dirumahnya jam 23:38, Hina benar-benar lembur.

Hina melihat kucingnya yang sudah tertidur di dalam kardus.

Hina pergi ke kamar mandi, untuk membersihkan diri, karna jika tidak membersihkan diri, Hina tidak akan bisa tidur dengan badan yang lengket.

Setelah selesai mandi Hina langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, Hina belum tertidur, matanya hanya menatap langit-langit kamar.

"Huhh, aku benar-benar merasa bersalah atas kejadian tadi"-monolog Hima.

"Handphonenya sepertinya mahal, setahuku handphone dengan gambar apel di belakang itu mahal sekali."

"Untung dia baik tidak melaporkan ku pada bibi yun, jika dia melaporkan nya bisa-bisa gajiku di potong bulan ini"

Hina terus menatap langit-langit kamarnya hingga dia tersadar akan sesuatu.

"Yaa! aku belum mengunci pintu."

Hina langsung bangun dari rebahan nya, dan berjalan ke depan untuk mengunci pintu, setelah mengunci pintuk Hina merasakan perutnya yang berkerubuk.

"Aku lapar sekali"

Lalu Hina pergi ke dapur, dan dia lihat di dapur tidak ada apa-apa, bahkan mie yang selalu di taro di dekat tempat garam sudah habis, hanya ada beras mentah di dapurnya.

Lalu Hina pergi kembali ke kamarnya, dan merebahkan tubuhnya kembali.

"Tidak enak sekali hidup sendiri seperti ini, ibu kenapa meninggalkanku begitu cepat."

"Ibu aku lelah"

Perutnya terus saja bersuara seperti meminta untuk segara di isi.

Hina mengambil uang yang berada di bawah bantalnya, dan menghitung uang pecahan dua ribu dan lima ribu itu.

"Uangku sisa 60 ribu, apakah cukup sampai gajian 2 Minggu lagi?" Ucapnya pada diri sendiri.

"Ahh, uang dari hasil bekerja di rumah somi."

Hina lalu segera mengambil uangnya yang dia simpan di saku baju yang tadi dia pakai.

Hina lalu menggabungkan uangnya dan uang dari bekerja di rumah somi tadi.

"160 ribu, sepertinya cukup untuk 2 Minggu kedepan." Ucapnya.

Lalu Nara merebahkan tubuhnya lagi.

Sebelum tidur Hina mengusap-usap perutnya.

"Huhh, sabar Hina, kita makan nanti pagi saja." Ucapnya pada diri sendiri.

Lalu tidak lama Hina tertidur dengan rasa laparnya.

#####

Tbc

Huhuhu. Gimana ceritanya?

Hambar ya?

Jangan lupa voment yaa, biar aku semangat nulisnya.

I love you kalian semua ❤️

StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang