Chapter 2

157 34 17
                                    

"Pulang sekolah, kami mau mampir ke kafe di ujung jalan daerah sini. Disana ada menu baru dan pastinya sedang promo. Baekhyun ikut ya?"

Baekhyun yang sedang merapikan bukunya setelah waktu istirahat tiba, menatap Seulgi yang baru saja mengajaknya bicara. "Apanya?" tanyanya yang ternyata tidak terlalu fokus.

"Aku dan Wendy mau ke kafe sepulang sekolah nanti. Kau ikut ya?" ajak Seulgi lagi. Wendy yang namanya turut disebut, mengangguk penuh semangat.

"Iya, Baekhyun ikut ya? Soalnya kalau berdua saja tidak seru." Kata perempuan setengah bule itu.

"Kalau begitu aku juga ikut, boleh?" Jongdae tiba-tiba menyela dengan cengiran lebarnya. Tangannya secara sengaja melingkar di bahu Baekhyun.

"Hey, kau pikir ada dimana tanganmu itu?" sindir Sehun dari samping. Baekhyun terkadang kaget juga. Sehun biasanya hanya berdiri diam-diam namun tiba-tiba masuk ke dalam pembicaraan tanpa aba-aba. Terkadang itu mengagetkan juga.

"Aku hanya mengajak Baekhyun." Ujar Seulgi. Ia sebenarnya tidak terima kalau ada orang lain yang mau bergabung. Biarpun sebenarnya mereka bertetangga di dalam kelas.

"Baekhyun tidak akan ikut kalau aku juga tidak ikut. Benar bukan?" tanya Jongdae pada rekan di sebelahnya. Baekhyun tersenyum kikuk.

"Bukankah semakin banyak orang semakin seru?" tanya Baekhyun. Meminta persetujuan dua perempuan yang ada di hadapannya.

Seulgi dan Wendy terlihat saling bertukar pandang. Pada akhirnya, mereka hanya menghela napas.

"Apa boleh buat." Kata Seulgi.

"Baekhyun, ada Chanyeol!"

Baekhyun tersentak kala seseorang memanggil namanya. Ia kurang memperhatikan siapa orang itu, namun yang pasti saat ini, matanya telah menangkap sosok seorang pemuda tinggi yang melongok dari jendela kelasnya yang dibiarkan terbuka. Itu Chanyeol.

Baekhyun meminta izin untuk mundur dari obrolan. Kakinya kemudian melangkah ke tempat dimana Chanyeol berada. Dekat jendela.

"Aku dapat rotinya." Chanyeol menunjukkan sekantung roti lapis yang dijual terbatas di kantin sekolah. Baekhyun tersenyum senang.

Sejurus kemudian, mereka berdua telah duduk-duduk di kursi memanjang di dekat kebun sekolah. Cuaca terasa panas, namun untungnya, sebuah pohon besar menghalangi cahaya matahari untuk menembus langsung ke kulit. Baekhyun baru tahu ada tempat yang cukup nyaman di sini.

"Suapi aku, dong. Aaaa..."

Chanyeol membuka mulutnya lebar-lebar. Membuat Baekhyun terkekeh dan mengambil sepotong kecil roti lalu memasukkannya ke dalam mulut si tinggi. Baekhyun mengangkat alis. Menunggu komentar Chanyeol yang saat ini masih sibuk mengunyah.

"Ah... ini tidak bagus." Chanyeol menggelengkan kepalanya.

"Lho, kenapa?"

"Aku jadi ingin disuapi terus oleh Baekhyun."

Baekhyun tertawa kecil.

"Ngomong-ngomong Chanyeol, aku nanti mau pergi ke kafe di dekat sini, sepulang sekolah."

"Dengan siapa?"

"Uhm... mungkin Jongdae, Wendy, Seulgi..."

Baekhyun berhenti sesaat. Ia sebenarnya masih punya pertanyaan seputar hubungan Seulgi dan Chanyeol. Tapi ia masih ragu, apakah mesti menanyakan hal itu sekarang? Ia hanya takut akan mengacaukan suasana nantinya.

"Kalau begitu aku ikut."

"E-eh? Jangan!"

Chanyeol memiringkan kepalanya. "Kenapa?"

17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang