Rasa-rasanya tengah malam bukan waktu yang cocok untuk bertamu, namun sepertinya itu tak berlaku bagi seorang lelaki dengan tangan kanan membawa buket sedang yang lain menjinjing kotak hadiah. Senyum tak hilang dari paras rupawannya, kendati bulan semakin meninggi ditemani suhu yang mampu membuat gigi bergemelatuk dingin. Mungkin setelah mengunjungi sang terkasih ia bisa menghangatkan tubuh.
Hei, kalian berpikir macam-macam, ya? Tentu yang dimaksud dengan menghangatkan tubuh adalah meminjam selimut tebal dibarengi obrolan seru hingga pagi menjelang bersama segelas hangatnya minuman.
Pemuda itu tak sampai hati untuk merusak sang gadis tercinta dengan menghabiskan menit-menit panas membakar gairah tanpa ikatan resmi. Serasa bukan semestinya, walaupun ia hidup di Korea, dengan hal-hal seperti itu yang tak tabu lagi. Baginya, lebih baik menjaga sang gadis agar aman, walaupun nantinya bukan berakhir bersama dalam janji pernikahan.
Batas maksimal yang dilakukannya dalam menjalin kasih hanya sampai pada dekapan hangat bersama kecupan di pucuk kepala, kening, mata dan pipi. Tak sampai bibir, itu termasuk bagian suci menurutnya.
Langkahnya menuntun diri bersama senandung kecil dengan nada-nada asal ciptaannya, menemani sunyi malam yang menyelimuti kebahagiaan tak terelak. Maklum saja dirinya tak mengenal waktu khusus hari ini, pasalnya hari ini adalah hari bahagianya bersama sang gadis. Genap tiga tahun dirinya menjalin kasih, berhasil menjaga dengan segenap hati, melawan segala godaan kala tak sengaja menatap sang gadis yang terbuka, atau sengaja kekasihnya itu memamerkan molek tubuh dengan pakaian kurang bahan yang menjadi favoritnya.
Hari ini, rencana besar yang disiapkan sejak sepuluh bulan lalu akan terlaksana segera setelah kakinya menapak apartement milik sang gadis, hanya tinggal beberapa menit lagi. Sengaja tak menggunakan mobil, sengaja mengajak kakinya melangkah jauh menyusuri kota, merapal kalimat indah yang siap menguar. Ia sudah memantapkan hati untuk mengikat jalinan ini dalam pernikahan, membawa dalam perahu baru dengan hal-hal besar yang menanti.
Menit pun berganti detik, menunggu lift yang membawa diri pada lantai yang ditinggali kekasihnya. Sejujurnya, ia memang tak memberitahu rencana untuk bertandang, hanya sebuah kejutan yang direncakannya sendiri.
Ada gurat tanya menghiasi paras kala mengetahui pintu yang tak terkunci dalam kata sandi, hanya sekedar tertutup namun tak sampai terkunci.
'Aneh. Apa Nala mabuk?' batinnya berdiri di depan pintu. Maklum saja, ini kebiasaan yang ditakutkan lelaki itu dari sang kekasih. Lupa menutup pintu saat sedang mabuk.
Dibukanya pintu itu tanpa suara, melangkah layaknya pencuri mengendap-endap takut tertangkap. Namun yang dilihatnya justru sepasang sepatu pantofel bermerk mahal. Ini jelas laki-laki, kekasihnya tak pernah memakai sepatu itu, apalagi dirinya yang tak pernah meninggalkan satupun sepatu disana.
Sayup-sayup terdengar suara lain yang cukup berat pun sedikit serak yang mendampingi kalimat Nala sang kekasih.
'Siapa?'
Wujud dua insan manusia yang bergulat dalam percakapan tak menampakkan diri di ruang tengah tempatnya berdiri, lantas kakinya melangkah mendekati kamar sang gadis. Seingatnya, Nala memang pernah menceritakan tentang sang kakak lelaki yang sibuk di luar negeri. Berpositif ria dalam pikir, seperti, mungkin saja kakak Nala sedang berkunjung.
Namun seingatnya pula, kakak Nala tak bersuara seperti itu, ia pernah bertemu meski beberapa kali. Apakah mungkin hidup lama di Los Angeles membawa perubahan suara? Mungkin saja, sih. Hanya saja, rasa penasaran lebih mendominasi ditambah dengan bumbu kecurigaan yang tiba-tiba hinggap, memenuhi pikirnya.
"Sampai kapan kau akan menyembunyikan ini?"
"Aku butuh waktu, Tae. Sebentar lagi, tolong beri aku waktu untuk memberitahu semuanya pada Jungkook."
KAMU SEDANG MEMBACA
牡丹 Mǔdān (The Peony Flower)
FanfictionSebuah buket bunga yang membawa Jungkook pada sesuatu yang tak terdefinisi dalam kehidupan. Jungkir balik hingga membongkar fakta menyangkut dirinya. Kesalahan berarti yang membahayakan kehidupan lain. Membawa bahagia sekaligus hancur secara bersama...