Jerit Tangisan Hati

21 2 0
                                    

Hari berlalu begitu dengan cepat. Tiba hari ini kelas dua belas mengikuti tryout pertama. Dan untuk para siswa-siswi kelas sepuluh dan sebelas SMK Tunas Mekar belajar di rumah karena para guru sedang sibuk mengawasi kelas dua belas yang sedang mengikuti tryout.Tepat pukul tujuh para siswa kelas dua belas masuk ke kelas untuk memulai try out nya itu. Tidak dengan Fandy, ini pertama kalinya Fandy telat masuk sekolah. Bu Nisa adalah wali kelas Fandy. Ia harus menghadap wali kelasnya agar ia dibolehkan masuk untuk mengikuti try out.
" Pagi Bu, maaf Bu saya terlambat, tadi saya kesiangan karena saya harus nganter adik saya dulu Bu, udah gitu tadi macet banget Bu di jalan. Izinkan saya Bu untuk masuk mengikuti try out Bu. Saya janji besok ga akan terlambat lagi."
Lalu Bu Nisa mengizinkan Fandy untuk segera masuk ke kelas.

Jadwal Tryout pertama adalah pelajaran akuntansi keuangan. Sulit bagi Fandy untuk mengerjakan akuntansi keuangan bagi dia, butuh waktu yang banyak untuk ia menyelesaikan soal-soal itu. Fandy mulai gelisah dan membuatnya semakin frustasi dengan soal akuntansi itu. Dalam keadaan yang tenang dan guru pengawas sedang tidak melihat ke arahnya, Fandy berusaha memanggil temannya yang pas disebelahnya untuk membantu mengerjakannya. Tetapi semua itu gagal, Fandy tertangkap basah oleh Pak Anton.
" Kerjakan sendiri! Jangan menyontek, gimana masa depan kalian kalau setiap saat kalian harus mengandalkan teman kalian sendiri! Ingat itu ya Fandy!!! " Kata Pak Anton dengan raut wajah yang tajam menatap Fandy.
" Saya ga nyontek Pak, Saya tadi mau pinjam pena. Pena saya macet-macet, ga enak Pak. Iya kan Bro???" kata Fandy sambil menengok ke arah temannya itu.
" Alah, gausah banyak alasan kamu sama Bapak ya, beraninya kamu bohongi Guru ya. Saya tahu kamu Fandy seperti apa diri kamu itu. Kamu tuh sebenarnya pintar, tapi kamu hanya malas saja."
Lalu tertawa seluruh teman sekelas Fandy mendengar omongan Pak Anton itu. Memang benar apa yang dikatakan Pak Anton, guru Bahasa Indonesia itu. Fandy pintar dalam akademik maupun non-akademik, ia mampu menyelesaikan tugas-tugas dari para guru sesulit apapun materi pelajaran itu. Tetapi, ia hanya malas sekali untuk berfikir dan mengerjakannya. Saat belajar disekolah, Fandy selalu mengandalkan teman-temannya dalam mengerjakan tugasnya. Tetapi, tergantung dengan guru dalam pelajarannya. Jika guru yang mengajar adalah guru yang tegas atau bisa di bilang guru yang galak, Fandy akan mengikuti pembelajaran dengan baik dan saat diberi tugas ia berpikir dengan kemampuannya sendiri.

Setelah selesai mengerjakan try out hari ini, Fandy segera pergi ke rumah Freya . Tetapi sebelumnya, Fandy menelpon pacarnya itu. Ia ingin mengajak pacarnya itu untuk pergi berkencan ke mall yang seperti biasa mereka sering kunjungi, Miko Plaza Mall.
"Hai sayang, aku udah selesai nih. Ini aku mau ke rumah kamu. Kamu kan libur ya hari ini kuliahnya? Gimana kita jalan yuk? Aku kepengen berduaan sama kamu nih."
" Ya sayang, pasti lah aku mau jalan sama kamu. Ga mungkin aku nolak. Dari tadi juga aku nungguin telepon dari kamu loh. Terus ini kita langsung pergi ya? Tapi kamu masih pake seragam tuh? Nanti dikira orang-orang kamu adik aku , bukannya pacar aku. Hahaha"
" Hahaha, iya sayang tadi aku lupa bawa baju biasa. Gapapa lah, nanti aku gandeng kamu terus disana . Apa mau aku peluk terus cium kamu disana? Biar orang-orang tau kalo kita pacaran. hahaha"
" Boleh juga tuh Yang, hahahhaa. Yasudah buruan kamu ke rumahku. Aku tungguin ya. Jangan ngebut-ngebut bawa motornya ya sayang. Aku cinta kamu. my love for you will never change."
" Aku juga cinta kamu. Pacarku, sayangku, cantikku, Freya Adelia ".

Entah apa yang ada dipikiran Liora. Pikirannya benar-benar lagi kacau. Bahkan, Liora sangat malu kepada dirinya sendiri. Liora tersadar, selama ini dirinya mencintai seseorang yang bahkan tidak pernah meresponnya sedikit pun. Liora berkata dalam hati “ Oh ternyata, ini ya yang dinamakan patah hati? Ini ya yang dinamakan cinta bertepuk sebelah tangan? Ya Tuhan, kenapa harus aku sih? Aku juga ingin seperti yang lain bisa merasakan artinya dicintai dan mencintai.” Liora seakan-akan menyalahkan Tuhan, bahwa Tuhan tidak adil kepada dirinya.
Seketika, Liora ingin menghibur dirinya sendiri. Dan ia segera menghubungi Salsa untuk menemaninya pergi ke mall yang biasa mereka sering kunjungi.
“ Hallo Sal, temenin gue yuk ke mall. Gue bete bener nih.”
“ Ya deh apa sih yang ga buat sahabat gue ini, pasti gue temenin kok. Lo jemput gue ya sekarang kan?”
“ Makasih Salsa Cantik, Iya gue siap-siap dulu ya Sal. Bye ”
Dalam perjalanan menuju Rumah Salsa, Liora masih kepikiran tentang Fandy dan Freya. Ia tidak fokus pada jalanan yang sangat ramai itu. Bahkan ia hampir saja tertabrak dengan kendaraan lain. Untung saja, ia bisa segera mengendalikannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang