"Rel lo tau gak? Ada yang merah tapi bukan tomat," celetuk Reyga pada Darel saat keduanya berjalan berdampingan memasuki ruang kelas. Karena bel masuk berbunyi membuat semuanya berbondong-bondong memasuki ruang kelas menuju meja mereka masing-masing.
"Iya tuh. Ada yang jedag-jedug juga tapi bukan trend tik-tok," timpal Darel membuat Reyga tertawa. Berbeda dengan Argana yang berada dibelakang mereka, cowok itu justru cuek walaupun tahu jika Darel dan Reyga saat ini sedang menggodanya.
"Ada yang uu aa tapi bukan monyet," sahut Teo.
"Siapa?" tanya Reyga menoleh pada Teo yang berada dibelakangnya bersama Argana.
"Lo."
Reyga melotot. "Masih pagi jangan minta di haramin lo," kata Reyga merasa tidak terima dan hanya dibalas juluran lidah oleh Teo.
"Gimana Bos diajak kenalan kaya tadi?" tanya Teo menyenggol Argana ikut menggoda.
"Kalo gue jadi lo sih gak bisa tidur tujuh hari tujuh malem Bos," imbuh Teo.
"Ya gak Ga?" tanya Teo pada Reyga yang kini sudah duduk di meja, sibuk mengambil perlengkapan belajarnya di tas.
"Gak tau tuh. Lo siapa ya? Maaf kita gak kenal!" balas Reyga nyentrik pada Teo yang duduk diatas mejanya.
"Setan lo."
Argana menunjukan ekpresi jengah. Cowok yang masih berdiri memasukan tangan kirinya ke dalam saku itu mengambil buku milik Gama di meja. Melemparnya ke arah meja Reyga yang berada dua baris dari mejanya.
"Kerjain PR baru ngeledek gue!"
"Gak usah so ngalihin topik pembicaraan deh Bos! Gue tau lo lagi salting brutal kan sekarang?" ucap Darel terkekeh.
"Dibilang dia bukan tipe gue," kata Argana cowok itu sudah duduk.
Reyga berdehem. "Bukan tipe tapi dibelain, digandeng-gandeng pula."
"Terus rencananya besok apa Bos? Dipeluk sambil di puk-puk?" celetuk Reyga.
"Kyaaaa, nodai aku dong bwang," timpal Teo ketawa kencang.
"Gue mau kenalan sama lo, biar gue dapet lo!" Reyga ikut tertawa mengikuti kalimat yang dilontarkan oleh Kanaya tadi. Membuat Argana makin jengkel.
"Sini Ga ngomongnya deketan!" suruh Argana.
"Gak ah Bos. Takut gue, takut di cipok sama lo," jawab Reyga terkekeh geli.
"Gue masih lempeng Bos. Darel aja noh nganggur, pake aja." Reyga menaikan dagunya mengarah pada Darel yang duduk dimeja paling pojok memiringkan ponsel-nya, bermain game.
"Gue tau gue jomblo akut Ga. Tapi gak gitu caranya ya kampret," balas Darel melempar rautan entah milik siapa dimeja pojok.
Argana menyatukan dua tangannya diatas meja. Cowok itu tercenung menatap ke arah pintu. Kanaya gadis itu membuat rasa penasaran Argana semakin melonjak. Argana fikir dia tidak akan pernah melihat cewek itu lagi setelah tragedi tawuran dan hutan itu. Tapi sangat tidak sangka jika Kanaya juga murid Taruna, yang artinya Argana akan selalu melihatnya di sekolah.
"Diliat-liat cocok kok Bos jadi buketu Alcatraz. Gue sebagai anggota sangat mendukung Bos," bisik Teo pada Argana. Membuat Argana sadar dari lamunannya.
Argana melirik bangku sebelahnya. Gama belum kembali sejak kejadian tadi. "Lo terlalu kecintaan Ma," batinnya.
"Sikat Bos jadiin Buketu!" seru Reyga.
"Berisik banget deh! Diem bisa gak sih?!"
"Gue lagi nulis jadi gak fokus gara-gara suara lo pada. Apalagi suara Reyga yang kaya kodok keselek tau gak!" gerutu Karmila yang duduk di meja paling depan, cewek itu menoleh ke belakang merasa terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANAYA (ON GOING)
Teen FictionIni tentang Argana Dilbar Armendra. Salah satu murid yang paling berpengaruh di SMA Taruna. "Komunitas adalah keluargaku satu usikan saja mengenai anggotaku ku jadikan abu!" Itulah yang selalu keluar dari mulut Argana jika ada yang berani mengusik...