Entah sejak kapan, tapi sepertinya sejak dirinya pingsan, salah satu dari kedua laki-laki yang bertengkar sebelum nya yang membawa nya ke kamar. Lebih tepat nya soonyoung, adik nya. Tidak mungkin Sungyoon, berdiri saja sudah pasti susah.
Sekarang hanya kesunyian yang Eunbi dapat saat mata nya terbuka. Berpikir kemana mereka sekarang. Eunbi jadi merasa sedikit khawatir dengan keadaan Sungyoon walau Eunbi masih merasa ada sedikit kebencian dalam dirinya pada Sungyoon.
Tiba-tiba saja rasa mual itu kembali. Entah karena apa, sekarang sudah tidak pagi, tidak ada telur atau makanan yang biasanya membuat Eunbi mual, namun gejolak aneh itu meminta keluar dari dalam perut Eunbi rasanya.
Dengan telapak tangannya yang menutupi mulut, walau Eunbi tahu tidak akan ada yang keluar dari mulut nya nanti, Eunbi berjalan cepat ke arah westafel.
Keringat sudah menelusuri wajah nya, namun seperti dugaannya, tidak ada apapun yang keluar dari mulut nya. Eunbi memang belum makan sejak pagi.
Setelah membasuh mulut dan wajah nya, Eunbi berjalan ke arah meja makan. Terdapat 2 plastik diatas meja yang Eunbi pikir kedua nya adalah obat nya yang diberikan dokter.
Ternyata dugaannya salah. Hanya 1 plastik yang berisikan obat, yang 1 lagi berisi makanan sehat.
Melihat nya saja sudah membuat nafsu makannya hilang. Salad. Sangat tidak menggugah selera.
Sticky notes?
Jangan lupa dimakan, setelah itu
minumlah vitamin nya.-Hoshi
Ternyata dari hoshi.
Hoshi adalah panggilan akrab untuk Eunbi kepada Soonyoung, dan ternyata Hoshi masih menggunakan nama itu walau Eunbi sudah mengecewakannya.
Eunbi membuka tutup tempat salad tersebut dan berusaha untuk memakannya.
Tadinya Eunbi berniat untuk tidak memakannya, namun saat melihat pesan dari adik nya itu, Eunbi jadi merasa tersentuh. Eunbi tahu pasti adik nya sangat kecewa pada nya, namun dia masih tetap memedulikannya walau hanya seperti ini. Dan pasti, dia akan memberi tahu kedua orang tua Eunbi entah beberapa menit, jam, hari, atau bahkan beberapa minggu kedepan.
Eunbi sudah tidak khawatir dengan tamparan, ataupun makian yang nanti akan dilontarkan ayah dan ibu nya. Yang Eunbi khawatirkan sekarang adalah, mereka mengetahui hal itu bukan dari dirinya sendiri. Sungyoon dan Eunbi harus cepat-cepat mengurusi ini yang sejak 2 hari lalu selalu saja tertunda. Ya, mau tidak mau.
****
Sudah lebih dari 1 jam setelah mengobati luka nya sendiri, Sungyoon masih berbaring diatas tempat tidur nya sambil menatap layar handphone nya yang menampilkan foto Kim Jiyeon. Ya, baru saja ia sedang melihat instagram nya dan tiba-tiba saja akun Jiyeon yang baru saja mengapload foto lewat dalam beranda nya.
Perasaan itu datang lagi pada diri Sungyoon. Perasaan kecewa, marah, namun juga masih dengan rasa cinta nya saat melihat wajah cantik perempuan itu.
Mengapa disaat Sungyoon sudah berusaha untuk melupakannya, wanita ini kembali muncul setelah sekian lama.
Sungyoon mematikan layar ponsel nya dan berjalan ke arah meja makan untuk meminum air.
Saat berjalan, perut Sungyoon memang masih sangat terasa sakit, karena pukulan adik nya Eunbi tadi tidak main-main. Namun Sungyoon tidak begitu peduli dengan sakit nya sekarang.
"Akhh"
Sungyoon menyentuh bibir nya yang luka itu. Ini baru dari adik nya, belum lagi ia harus menerima hantaman lagi dari ayah nya Eunbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] You And I ; Choi Sungyoon
Non-Fiction"i'll protect you as much as I hurt you" -Choi Sungyoon