hope you like it!
° • ° •
Jam dinding kamar sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun, belum ada tanda bahwa sang pemilik kamar akan tertidur.
Renjun, sang pemilik kamar atau lebih tepatnya salah satu pemilik kamar masih setia dengan buku yang entah apa di atas kasurnya.
Tak selang berapa lama terdengar pintu terbuka dan muncul seorang lelaki berbadan tinggi besar yang sangat kontras dengan lelaki yang ada di kasur.
"Kau sudah pulang?"
Renjun melontarkan pertanyaan kepada Lucas -pria yang baru saja tiba dengan muka lelah.
"Tidak adakah pertanyaan yang lebih manis?"
Ucap Lucas dengan muka lelah, oh ditambah raut malas.
"aish, kita menikah sudah 3 tahun dan kau masih mendambakan hal seperti itu?"
Balas Renjun dengan muka galak nya. Pria besar itu tak membalas dan hanya menggelengkan kepala nya sambil berusaha melepas dasinya dan bersiap mandi.
"Air panas sudah kusiapkan, jangan mandi terlalu lama, sudah malam aku mengantuk." ucap Renjun sembari menguap dan menggosok sebelah matanya yang mulai berair.
"Kau merindukan ku ya? tak bisa tidur tanpa pelukan ku eh?" goda lucas yang dibalas renjun dengan cebikan dan muka malas.
"Fitnah macam apa itu, terserah aku mau tidur saja." sewot Renjun sembari membenarkan posisi bantal dan menarik selimutnya, bersiap tidur.
Lucas yang melihat itu tak tahan untuk tidak mencuri ciuman dari pipi sang suami kecilnya dan langsung berlari ke kamar mandi dengan tawa mengejek yang semakin menjadi saat mendengar teriakan renjun dari luar.
° • ° •
Renjun terbangun pada tengah malam saat merasakan kering ditenggorokannya. Awalnya ia merasa malas untuk pergi ke dapur untuk sekedar mengambil minum.
Namun, saat ia melihat sisi lain ranjang nya yang kosong ia langsung berubah pikiran dan beranjak dari kasurnya.
Saat melewati ruang tengah Renjun melihat Lucas yang sedang tiduran menyamping pada sofa dan fokus menonton siaran bola yang Renjun tidak mengerti.
Saat sampai di dapur ia membuka laci dan tiba-tiba ingin membuat coklat panas.
"Lucas, kau mau coklat panas tidak? mumpung aku sedang di dapur."
Teriak Renjun dari dapur dan dijawab deheman oleh Lucas yang Renjun artikan sebagai 'iya'.
Setelah selesai dengan coklat panasnya, ia beranjak ke ruang tengah dan sudah ada Lucas yang duduk menunggu.
Renjun menaruh gelas coklat panasnya pada meja dan ia melihat Lucas menepuk sofa diantara kakinya, mengisyaratkan Renjun untuk duduk disana.
"Sofa masih cukup untuk diriku dan dirimu ya, tidak perlu hal semacam itu." ucap Renjun.
Lucas namun terlihat abai dan menarik tangan kecilnya dan mendudukan Renjun diantara kakinya dan mendekapnya erat.
"Lucas, sempit." gerutu Renjun dengan muka memerah.
"sstt, ini nyaman tau." ucap Lucas sembari mengeratkan dekapan nya dan sesekali mengendus area leher Renjun untuk menghirup wangi tubuh suami kecilnya itu.
Renjun sudah mulai mengabaikan dan malah terlihat nyaman bersandar di dada Lucas yang kini bersandar pada sofa.
Kegiatan selanjutnya hanya di isi decakan Lucas karena sepertinya tim kebanggaan nya sedang tidak dalam kondisi yang bagus malam ini.
Sedangkan Renjun yang sudah menghabiskan coklat panasnya kini hanya bersandar sembari memainkan jari Lucas yang besar dan sesekali membandingkan dengan jarinya, juga sesekali mengusap tangan Lucas saat ia emosi dengan pertandingan bola yang ditontonnya.
"Lucas."
Panggil Renjun tiba-tiba dan dibalas Lucas dengan deheman.
"Apa kau bosan atau merasa lelah dengan diriku yang selalu marah, galak, suka membentak, dan tidak ada manis-manisnya ini?"
Lucas yang mendengar itu sempat terkejut sesaat dan langsung bisa paham, pasti suaminya sedang memasuki jam overthinking nya.
"hei sayang, kenapa berpikir seperti itu hm? bosan? tentu tidak, hidupku malah lebih bewarna dengan teriakan teriakan mu itu." jawab Lucas yang langsung dihadiahi cubitan di perutnya.
"aww, kan ganas seperti ini mana ada membuatku bosan, justru semakin merasa tertantang untuk terus membuatmu emosi." ucap Lucas yang membuat renjun semakin mendelik dan Lucas hanya tertawa melihatnya.
Lucas lalu merubah posisi mereka menjadi tiduran menyamping di sofa dengan lucas dibagian dalam dan Renjun di sebelahnya menghadap dirinya.
Posisi mereka yang berhadap-hadapan dan sangat dekat ini membuat Renjun terus berusaha mengatur nafasnya yang mendadak tidak teratur dan degupan jantung nya yang menggila.
Lucas menangkup kedua pipi Renjun yang terlihat semakin berisi itu dan membawanya untuk sedikit mendongak untuk saling bertatap.
"Renjun, apa yang membuatmu berfikiran seperti tadi hm?" tanya Lucas lagi. Karena Renjun bukanlah tipe orang yang suka rendah diri apalagi jika itu menyangkut hubungan mereka.
Renjun yang ditanya hanya diam tak menjawab dan memilih mengalihkan tatapan nya. Lucas yang melihat itu langsung kembali memfokuskan Renjun padanya.
"Hei, tatap aku sayang. Aku menikahimu dan sudah berjalan 3 tahun apa tidak cukup membuktikan itu? Baik, ingat ini, aku tidak butuh perlakuan manis atau apapun itu, yang kubutuhkan hanya dirimu, Wong Renjun."
Renjun yang mendengar itu langsung memukul dada Lucas dan mencubit perut berotot suaminya itu.
"Dasar, memang mulut manis mu itu dari dulu tidak ada rubahnya ya." ucap Renjun sembari menenggelamkan mukanya yang entah sudah semerah apa ke dada Lucas dihadapannya.
"Heh aku serius ya, itu tadi bukan hanya dari mulut manisku!" tentang Lucas.
Renjun tak membalas dan malah menyamankan diri di dada Lucas dengan mata terpejam, senyuman lebar, dan jangan lupakan usapan halus yang Lucas berikan di kepala dan juga punggungnya.
Dengan menjadikan lengan Lucas bantalan, Renjun tertidur di sofa dalam dekapan Lucas yang hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala melihat tingkah istrinya dan tak lupa mendaratkan ciuman dalam di kening Renjun.
Lucas kembali melanjutkan acara menonton bola nya sampai pada akhirnya ia ikut tertidur di sofa bersama Renjun hingga pagi.
° • ° •
akhirnya bagian satu dari cerita ini selesai, maaf ya kalo masih banyak kekurangan.
buku ini dibuat karena aku udah gakuat dengan LuRen, susah banget cari konten mereka tuh:'
terima kasih yang udah baca sampai sini!
see you!
🍫pakujinyu.
