"Huang Guanheng!"
"Sedang dihukum, Pak!", jawab Xiaojun saat sesi presensi berlangsung.
"Wong Yukhei!", panggil Taeil.
"Sedang dihukum juga, Pak!", jawab Renjun kemudian.
Taeil menggeleng. Oknum bebal sekolah ini masih sama. Matanya menengok ke luar dan mendapati dua siswa tengah berlari mengelilingi lapangan dengan diawasi Jungwoo, si guru konseling merangkap tata tertib yang muda tapi tegas.
"Baik kita lanjutkan materi minggu lalu"
-----
"Anjing, tau gini gue ikutan Yangyang bolos aja liat balapan. Ikut lo malah berabe gini", gerutu Hendery sambil berlari. Tidak tanggung-tanggung Jungwoo menghukum mereka berlari di lapangan upacara sebanyak 8 kali sesuai kelipatan kesalahan mereka.
"Sorry ngajakin lo kencan sama ayang beb"
"Kencan matamu, Cas. Dasar lo masokis"
Lucas tertawa renyah. Baginya hukuman ini terlampau mudah dan biasa untuknya. Baginya melihat Jungwoo adalah prioritasnya. Maka ia rela dihukum setiap hari.
"SIAPA YANG NYURUH KALIAN KETAWA HAH?"
Mereka berdua diam sambil menahan tawa setelah mendengar peringatan Jungwoo dari tepi lapangan.
"Anjir galak bener padahal mukanya hello kitty"
"Ayo ketawa lagi, Der"
"WKWKKWKWKKW"
"ULANGI SEKALI LAGI ATAU SAYA TAMBAH HUKUMAN KALIAN"
Lucas menyeringai jahil. Tepat didepan Jungwoo ia melontarkan kalimat yang membuat gurunya itu makin geram.
"Jangan marah dong, sayang. Nanti cantiknya ilang"
-----
"Halo? Win.. Gue rasanya pengen resign aja jadi pegawai negeri atau paling gak gue pengen mutasi lah. Bantuin gue kek!"
Gerutu Jungwoo di sambungan telfonnya dengan Winwin. Winwin adalah sahabatnya yang juga berprofesi sama sepertinya. Mereka sangat beruntung bisa lolos menjadi pegawai negeri. Kekehan dari sebrang sana membuat Jungwoo kesal.
"Lucu banget lo, Wu. Mana bisa, kita baru dua taun pengabdian. Lagian mental lo cupu amat ngadepin murid bebal kek Lucas. Ati-ati lo baper", ucap Winwin disebrang sana.
"Baper kau botak hah? Sumpa Win gue kesel anjing. Gue sumpahin itu mulut lo, biar lo baper sama murid lo sendiri", balas Jungwoo.
"Lah emang gue baper sama murid gue sendiri. Nih buktinya gue lagi sama Yuta. Ati-ati, bisa jadi murid lo emang nyari perhatian ke lo, Wu"
"Anjing, gelap. Gue gak denger. Permisi"
Sambungan telfon dimatikan sepihak oleh Jungwoo. Ditenggelamkan tubuhnya dibalik selimut. Ia terpikir kalimat terakhir Winwin. Lalu menepisnya segera.
"Gue gak gila macem Winwin"
-----
Pagi itu Jungwoo kembali ke rutinitas dimana dia harus menghukum Lucas. Jungwoo menghampiri murid bebalnya itu.
Tapi keputusannya adalah kesalahan dan Jungwoo menyesalinya.
Dia terlihat lebih kecil dibanding muridnya ini. Apakah dia tidak tumbuh dengan baik atau memang Lucas yang tumbuh terlalu tinggi?
Yang kedua, dia baru sadar kalau muridnya ini sangat menawan dengan seragam yang acak-acakan dan berkeringat. Lucas sebenarnya tidak pantas menjadi murid bebal.
Yang ketiga, ini yang paling ia sesali.
"Astaga, kamu berulah lagi. Aku lelah menghukummu"
Lucas diam namun pandangannya tidak lepas dari wajah Jungwoo.
"Katakan mengapa kamu selalu terlambat. Apakah ibumu tidak membangunkanmu atau kamu selalu bermain game hingga pagi buta?"
"Saya hanya ingin melihat, Pak Jungwoo. Maka dari itu saya terlambat setiap hari"
Jungwoo tercekat atas ucapan Lucas barusan. Rasanya ia ingin teleportasi ke dimensi lain saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal • [Lucas x Jungwoo] • 🔞 • End
FanfictionLucas memang satu-satunya berandal yang bisa menangin hati Jungwoo, guru BK-nya yang manis. ⚠ bxb ; violence ; harsh words 🔞 mature content 🔙 don't like? don't read. leave this page. simple 🍪 by oleo