[2] Seni Rupa Lantai 3

1.5K 156 21
                                    

Hari itu Lucas terlambat lagi, namun sayang ia tak mendapati Jungwoo menghukumnya. Senyumnya hari itu hilang, ia tak ceria seperti biasanya.

"Lo ada masalah apa, Cas? Cerita di mari", tanya Hendery saat mereka di kantin. Lucas hanya mengaduk makanan yang ia pesan.

"Tumben banget diem. Biasanya rame bener kek supporter", ganti Yangyang yang menyahuti.

"Guys, lo tau gak caranya biar gue gak lulus dari sekolah?"

Pertanyaan Lucas barusan membuat kedua temannya itu heran. Terlampau heran, dimana letak otak temannya ini. Bagaimana bisa Lucas berpikir seperti itu?

Jangan salahkan Hendery kalau menggeplak kepala Lucas hingga orang-orang di kantin menatap ke arah mereka.

-----

Jungwoo sibuk mengentry data siswa yang akan lulus. Dia harus melihat apakah ada siswa yang masih punya tunggakan poin karena berulah. Seketika ia ingat Lucas, bagaimana nanti ia harus membayar poin kesalahannya sebelum lulus.

Ia tepis pikiran itu dan melanjutkan kembali pekerjaannya sebelum hari semakin larut. Sejak pagi ia bergelut disini dan sampai sore ia belum beranjak pergi.

Sekedar informasi hanya dirinya saja yang tinggal di kantor guru. Jungwoo sendirian. Ponselnya berdering, ia berdecak sebal namun ia urungkan.

Chanyeol, wakil kepala sekolah bidang tata tertib menelfonnya.

"Halo, Pak. Selamat sore. Ada yang bisa saya bantu?", ucap Jungwoo. Bagaimanapun ia harus menghormati atasannya. Meskipun sebenarnya cukup kesal.

"Pak, apakah anda masih di sekolah? Saya mendapat laporan petugas kebersihan ada siswa yang belum pulang. Sebaiknya anda sidak"

"Baik, Pak. Kalau boleh tahu di area mana ya, Pak?"

"Tadi ada tas yang masih tertinggal di kelas XI - IPS 1"

Jungwoo mendadak emosi. Ia tau persis siapa oknum dibalik ini.

-----

Jungwoo menjelajahi seluruh area sekolah dengan menenteng ransel yang tidak lain milik Lucas. Masih ada satu lokasi yang belum ia datangi.

Ruang seni rupa lantai tiga.

Maka tanpa ragu ia kesana dengan langkah penuh emosi. Sesampainya disana ia membuka pintu dengan kasar dan menemukan Lucas tengah merokok dengan kancing seragam sekolahnya yang terbuka.

"Oh, akhirnya datang juga. Kangen aku ya sampai nyamperin kesini?", ucap Lucas lalu menghembuskan asap rokok ya ke udara.

Jungwoo sangat kesal. Ia melemparkan ransel itu namun ditangkap dengan mudah oleh Lucas.

"Katakan apa maumu, Lucas! Aku lelah kau selalu mencari masalah. Aku lelah menghukummu!", teriak Jungwoo. Lucas mematikan rokoknya dan mengamati Jungwoo dengan tatapan murkanya.

"Apa hukumanku kurang berat bagimu? Katakan! Aku harus menghukummu seperti apa lagi! AKU MUAK DENGANMU LUCAS!!"

Air mata Jungwoo turun begitu saja. Ia mengeluarkan segala isi hatinya yang teramat menyesakkan. Tapi Lucas mendekat, dengan berani mengusap air mata Jungwoo.

"Maafkan aku membuatmu kesal"

"Tolong jangan menangis karena aku. Aku seperti ini karena ingin perhatianmu"

Tangan Lucas turun menangkup satu sisi pipi Jungwoo.

"Tolong jangan menangis. Itu membuatku semakin sakit"

Detik berikutnya bibir itu berpagut pelan. Aroma nikotin dalam ciuman itu dirasakan Jungwoo. Keduanya memejamkan mata, menikmati ciuman ringan itu hingga akhirnya terlepas.

Dan

plakkk!!!

Jungwoo menampar Lucas lalu meninggalkan ruangan itu begitu saja.

Berandal • [Lucas x Jungwoo] • 🔞 • EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang