Prolog: Teman Abadi

1K 167 48
                                    

Mulut Haruno Sakura berkomat-kamit merapal berbagai rangkaian mantra. Bukannya doa, perempuan ini malah mengulang kalimat yang efektifitasnya belum tentu seratus persen. Halah persetan.

Matanya dipejamkan erat-erat. Kardiovaskularnya bermain lompat tali dalam pelukan tulang rusuknya. Ia menelan saliva-nya. Kedua alisnya mengernyit tajam. Meskipun udah keringetan bukan berarti dia mau ayan. Bukan juga berarti Sakura mau boker—ya, meskipun tujuh puluh persen memang pengen beneran sih.

Jadi, dua hari yang lalu Haruno Sakura telah disumpah dan resmi mendapatkan gelar sarjana kedokteran—yang menandakan bahwa studi teori perempuan itu selama kurang lebih tiga setengah tahun secara resmi selesai.

Terus, habis itu ngapain? Memenuhi tuntutan Emak untuk menikah dan memamahbiak membangun tim kesebelasan Haruno, begitu? Kan sudah selesai, atau sudah bisa bekerja di rumah sakit?

Oh tentu tidak semudah itu, Fergusso.  Alvonzo dan Gabriella bisa menangis mendengarnya. Sebentar. Apa barusan Ibnu Sina dan Hippokrates tertawa dari alam kubur?

Yuk, lanjut. Intinya, perjalanan Haruno Sakura masih sangat panjang.

Tentu saja selanjutnya adalah....

Koas.

Katanya sih co-assistant.

Asisten ... dokter?

Keren 'kan? Mondar-mandir di rumah sakit pake sneli. Bertemupandang sedikit sama ibu-ibu langsung dipepet untuk dijadikan menantu. Terlihat gagah menawah tiap follow up pasien, tiap stand by di poli, tiap jaga IGD, tiap napas, tiap mingkem, tiap senyum, tiap makan, tiap salto, tiap atraksi, tiap kayang, tiap menyemburkan api, tiap makan beling, tiap melakukan apapun deh pokoknya—asal sambil pake sneli. Karena sneli menambah kadar ke-kakkoi-an dan ke-uwu-an koas sebanyak 99,9 persen.

Tapi 'kan cuman kelihatannya.

Aslinya sih cuman,

Keset rumah sakit.

:")

Inilah jungle baru yang akan diarungi oleh Haruno Sakura bersama dua teman abadinya selama kurang lebih dua tahun ke depan. Pertama-tama, teman abadi adalah teman yang akan selalu menemani Sakura selama dua tahun ke depan. Singkatnya, dimulai dari stase pertama sampai stase terakhir dua orang itu adalah dua orang yang akan selalu satu kelompok dengannya.

Bukan berarti di stase tersebut hanya diisi mereka bertiga tapi nanti bisa juga digabung dengan kelompok abadi lain. Tapi kelompok lain itu hanya akan menemaninya di stase tertentu, tidak seperti teman abadinya yang terus menemaninya sampai akhir.  Sampai sini membingungkan ya? Yaudah nggak apa-apa ya, ntar juga ngerti.

Makanya dari tadi mulut Sakura nyap-nyap-an seksi nggak berhenti karena ini adalah merupakan momen penting dalam hidupnya. Hari ini adalah pengumuman pemilihan teman abadinya.

Teman abadi, kalo dapetnya bener bisa menuntun ke jalan lurus terang benderang menuju kesuksesan. Kalo nggak bener ... yah ... dahlah.

"Ino, gue takut ih. Bakal dapet siapa ya temen abadinya?" Akhirnya, Sakura memutuskan rantai rangkaian komat-kamitnya. Tapi sekarang kakinya yang komat-kamit, goyang-goyang gelisah.

Sohibnya sejak sekolah dasar itu cuman melirik tajam. Dia nggak membalas ocehan Haruno Sakura yang dari dua jam lalu ngomongin itu terus.

Oh iya, pemilihan teman abadi itu tergantung akademik kampus. Terserah mereka mau gimana, ada yang dikocok ada juga yang langsung ditentuin. Kampus Sakura memilih sistem pengocokan supaya nggak ada yang suudzon nyogok biar bisa pilih temen.

Tadi, Sakura sudah mengambil kocokan dan jahannamnya si akademik ini nggak ngizinin Sakura buat liat dia dapet nomor berapa. Jadi staff akademik yang lihat, langsung dicatet abis itu yang dapet nomer sama jadi deh teman abadi.

Kalo kata staff sih biar seru deg-degan cetar asik gitu. Kan kalo misalkan yang ngambil kocokan tau nomornya bisa nanya di grup chat, ntar nggak surprise  lagi. Memang titisan dakjal.

Surprise katanya?!

Staff akademik berdehem, membersihkan tenggorokannya. Dalam hati ia jejingkrakan menikmati wajah-wajah mahasiswa-mahasiswa fakultas kedokteran yang mukanya pada pucet macem nahan urgensi buat boker. Rasain tuh, nyusahin akademik mulu sih. Siapa suruh chat-chat nanyain jadwal sampe tengah malem?!

"Berdasarkan hasil kocokan mahasiswa Universitas Konoha Fakultas Kedokteran Angkatan 173...."

Staff tadi mengedarkan pandangannya, masih menikmati muka calon koas.

Sakura dari tempat duduknya menahan keinginan untuk maju ke panggung aula dan ngerusuh bareng Ino. Jangan sampe semua calon koas ngamuk, Mbak, punten.

Dah ah kasian. Si akademik ngasih kode ke temennya buat nampilin tabel yang udah mereka buat di layar proyektor.

Begitu layar dipampang, Sakura udah nggak mikirin nama lain. Dia langsung fokus mencari namanya. Pokoknya indera pendengarannya mendadak nggak berfungsi. Sakura auto cosplay jadi batu.

.

Kelompok 7

Haruno Sakura        
Uchiha Sasuke
Uzumaki Naruto

.

Muskulus konstriktor pupil Sakura langsung bereaksi saat melihat list nama tersebut. Dia menelan ludah gugup.

Aduh.

Satu kelompok sama Mas Crush dan Tukang Onar selama dua tahun ke depan.

Ini berkah atau petaka?

.

.

.

a/n: Halo. Maaf aku bernista wkwkwk ini cuman fiksi iseng pelepas penat. Nggak usah ditungguin ya gaes karena emang cuman iseng karena aku kangen bernista meskipun gaje dan garing wkwkwk /dihajar. Tapi kalo yang mau sabar nunggu sih aku tetep berterimakasiiih x")))

Untuk yang udah mampir juga makasih banyak yaa! Semoga sehat-sehat terus~!

Defek NarasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang