vomment, pretty please?
༺❀༻
Kelas udah bubaran tapi gue gak langsung bergegas balik ke rumah.
Bukan kemauan gue, itu karena Jeonghan nyuruh untuk ketemuan di Wendy's yang ada didepan kampus.
Jemari gue merogoh ponsel yang berada dalam retsleting depan totebag yang sedari tadi gue jinjing. Gue menekan icon buku telepon kemudian langsung menscroll untuk nyari kontak jeonghan.
Gue udah berada di dalam restoran Wendy'snya tapi sampai detik ini masih belum nemu penampakan Jeonghan.
Mata gue gak berhenti ngitarin seluruh tempat duduk yang berada di lantai satu ini.
Akhirnya gue pun memutuskan untuk memesan beberapa menu dulu ke cashier baru nanti lanjut nyari Jeonghan.
Brugg.
Gak sengaja, gue menabrak badan orang lain yang sedang memegang nampan berisi makanan. Ini salah gue karena terus memandang kearah layar ponsel.
Sambil nundukin badan gue pun langsung meminta maaf, "Maaf saya bener-bener gak sengaja."
Setelahnya gue kembali negakin badan.
"Hah yaampun ice colanya tumpah! Maaf astaga bentar saya janji ganti, boleh tau duduk di meja no berapa? Nanti biar saya langsung antar." Gue lumayan panik waktu itu.
Gue liat, dianya malah senyum.
Mana manis banget.
"Udah, gak usah kok. Ini juga salah saya gak hati-hati. Duluan ya." Dia memanggutkan kepalanya dan pergi ninggalin gue.
Y-yaudah?
Gue harusnya bersyukur dia gak manjangangin urusan. Jadinya, gue bisa dengan tenang pesen makanan.
Sambil nunggu, gue pun nelpon Jeonghan yang tadinya sempat gak jadi.
"Rin, lama banget?"
"Hah? Iyaa ini bentar lagi. Aku masih pesen makanan."
"Yaudah. nitip cola satu ya, meja 203."
Mendengar perintah Jeonghan, gue langsung nambah pesanan ke pelayan cashier dihadapan gue, "Oke dah dipesenin, aku tutup sekarang ya."
"Oke sayang."
Dasar, kalau ada maunya aja.
Sambil membawa nampan berisi makanan, gue terus nyari dimana letak meja 203. Sampai akhirnya, terlihat Jeonghan yang ngelambai-lambaian tangannya ke arah gue.
Bentar, gue gak salah liat? Dihadapan Jeonghan ada laki-laki yang tadi gak sengaja gue tabrak.
"Kenapa malah diem? Sinii." Suara Jeonghan sedikit berteriak membuat orang dihadapannya itu melihat kearah gue.
Gue cuma senyum canggung aja dan nyamperin kearah mereka.
"Tadi aku gak sengaja nabrak-" Gue membuka mulut gue dengan suara pelan. Jemari gue menunjuk temen Jeonghan tersebut.
"OOH KAMU YANG NUMPAHIN?"
Yha. Malah teriak.
"Udah han, adik lo takut tuh." Laki-laki itu nahan Jeonghan.
"Maaf maaf, kan ini aku ganti." Gue nyodorin pesanan Jeonghan sambil mulai memakan fries punya gue.
Jeonghannya malah ketawa ringan. Gue tau sih dia tadi cuma teriak aja, gak betulan marah ke gue karena masalah ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
guesthouse | kim mingyu
RomanceTinggal di guesthouse dikiranya gampang dan merupakan sebuah solusi. Nyatanya, dia harus dihadapkan berbagai prahara yang melibatkan sebuah perasaan. Guesthouse ini sejenis kosan berbentuk rumah yang penghuninya macam-macam. Not literally, tapi ben...