DIE 1

1.6K 164 13
                                    

Demi apapun Taehyun sudah sangat lelah dengan semua beban hidup yang dia emban selama ini.

Kehilangan orang tua di usia yang masih belia, di bully, dicaci maki, tidak punya teman dan masih banyak kesedihan lain yang dirasakannya.

Rasanya dia seperti manusia paling menyedihkan didunia ini.

Taehyun sebenarnya sudah berusaha sabar dan berharap akan menemukan kebahagiaan, tapi Taehyun juga manusia yang punya batas sabar.

Berbagai cara untuk memanggil malaikat maut sudah pernah dia praktekan, kecuali satu

Melompat dari gedung sekolahnya.

'Kenapa baru terpikirkn sekarang?' Batin lelahnya.

Taehyun sekarang berada di rooftop sekolahnya, sendirian ditemani angin angin sepoi yang meniup rambut wanginya. Sangat damai rasanya, dia menyesal tidak pernah menjelajahi tempat tempat disekolah dan memilih untuk berdiam diri dikelas.

Dirinya kembali mengenang memori memori bahagia saat dia kecil dahulu, saat orang tuanya dulu memeluknya di tengah malam akibat mmpi buruk, saat orang tuanya mengapresiasi prestasinya kala memenangkan lomba mewarnai, saat orang tuanya tersenyum bangga melihat dirinya lancar berhitung, dan yang akan selalu ia kenang di otaknya

Saat orang tuanya dan dia sedang dalam perjalanan menuju sebuah restoran untuk merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh, dirinya merasa amat sangat senang kala itu tapi di hari yang sama juga dirinya merasa kehilangan separuh jiwanya.

Disaat mereka mengobrol hangat tiba tiba sinar lampu mobil menyorot sangat terang dari depan sehingga membuat Taehyun kecil silau dan menutup matanya. Dia bisa mendengar suara klakson mobil yang memekakan telinga dan setelah itu Taehyun kecil menyesal untuk menutup matanya

Dia menyesal tidak melihat wajah kedua orang tuanya untuk yang terakhir kali.

Dan disaat Taehyun kecil membuka matanya yang dia temukan hanyalah ruangan putih dengan bau khas obat obatan. Taehyun kecil tidak menemukan orang tuanya disana dan atensinya teralihkan pada tv yang dibiarkan menyala

Diduga rem blong, sebuah truk menambrak minibus yang berisi dua orang dewasa dan satu anak kecil. Akibat dari kecelakaan ini dua orang tewas dan satu anak kecil yang selamat dari kejadian maut ini.

Taehyun kecil tidak bodoh untuk menyadari bahwa kedua orang tuanya sudah pergi ke alam kubur akibat dari kecelakaan itu, alih alih menangis Taehyun kecil lebih memilih untuk berdiam diri.

Dirinya menyadari bahwa sejak itu jiwa nya telah kosong, dia masih hidup karena dia hanya masih bernafas.

Semakin bertambah usianya, Taehyun mempertanyakan dirinya,

'kenapa dirinya hidup kalau tidak ada tujuan? Bukankah lebih baik mati daripada melanjutkan hidup seperti manusia yang kehilangan arah.'

Walaupun nanti dirinya pasti akan pergi ke neraka, tapi setidaknya dia tidak hidup luntang luntung didunia.

Sekarang Taehyun sudah bersiap untuk naik ke atas pagar pembatas, matanya tergerak untuk melihat keadaan dibawah

Sepi, tidak ada orang

Seakan akan dunia mempersilahkan Taehyun untuk merenggut nyawanya secara damai.

"Huuft" Taehyun membuang nafas kasar.

Dirinya tinggal melompat melewati pagar pembatas dan terjun kebawah maka semua selesai, pikirnya. Tapi semua itu urung dilakukannya saat sebuah suara menginterupsi kegiatannya.

"Kau mau apa?" Tanya seseorang yang membuat Taehyun harus menolehkan kepalanya kebelakang. Sepertinya Taehyun tidak pernah melihat siswa ini sebelumnya.

"Aku ingin mati"

"Kenapa?"

"Bukan urusanmu"

"Daripada mati, bagaimana kalau menjadi pasangan abadi ku saja?" Ujar siswa yang tak dikenal Taehyun.

'Ada apa dengan orang ini' batin Taehyun heran.

Kemudian siswa itu menjulurkan tangan kanannya, mengajak untuk berjabat tangan.

"Choi Beomgyu" Sembari menatap wajah Taehyun lekat. Sementara yang ingin bunuh diri masih memandang heran lelaki didepannya.

Secara tanpa sadar tangan Taehyun tergerak untuk membalas jabatan tangan Beomgyu.

"Kang Taehyun" Begitu katanya sebelum dirinya ditarik dari atas pagar pembatas dan berakhir kedalam pelukan Beomgyu.

Sebenarnya Taehyun bisa saja memberontak dan meninju wajah lelaki yang baru dikenalnya ini karena lancang sembarangan memeluknya, tapi entah kenapa dirinya seperti kehilangan semua tenaga yang ia miliki.

Taehyun akui pelukannya terasa hangat dan nyaman sama persis seperti pelukan mendiang orang tuanya. Membuat kenangan sedih kembali terputar gratis di otaknya.

Setetes
Dua tetes
Tiga tetes

Dan akhirnya Taehyun menyerah di dalam pelukan Beomgyu, lelaki misterius yang ditemuinya sekian menit lalu. Dirinya menumpahkan semua kelelahan didalam rengkuhan hangat Beomgyu, selama ini dia selalu sendirian dan berjuang sendirian. Tidak ada yang bisa menjadi tempat sandaran berkeluh kesah. Dang Beomgyu adalah sosok pertama yang memeluk Taehyun sejak kematian kedua orangnya.

Beomgyu tersenyum ditengah pelukannya, mengelus pelan punggung Taehyun, mengarahkan kepala yang lebih kecil untuk bersandar dibahunya untuk menumpahkan semuanya didalam tangisan. Kemudian Beomgyu menggumamkan sesuatu

"Kau ingin mati kan Tae? Maka aku mengabulkannya dan membuat dirimu menjadi pasangan abadiku"

Yang tentu saja tidak terdengar oleh Taehyun.

Sudah sekitar 5 menit mereka berpelukan dan Taehyun dibuat bingung saat dirinya melepaskan pelukan Beomgyu.

Dirinya sekarang berada ditempat asing bersama Beomgyu tentu saja, padahal seingatnya mereka tadi berada di rooftop dan tidak bergerak sedikit pun.

Dirinya sekarang berada ditempat asing bersama Beomgyu tentu saja, padahal seingatnya mereka tadi berada di rooftop dan tidak bergerak sedikit pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"K-kita ada dimana?" Bukannya mendapat jawaban, tubuh Taehyun malah didorong hingga terjatuh diatas ranjang.

"Let's play baby"

"A-aakkh"

.
.
.

TBC OR NOT?

Annyeong guys
Vee potong karena ini kan twoshot ulululu
Vee luv u💚

[END] DIE | BEOMTAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang