01

7 1 0
                                    

-06.15 kamis, 04-01-2018

Pagi yang cerah, matahari yang mulai muncul dari persembunyiannya, serta canda tawa dari mulut satu ke mulut lain.

"Ya! Apa kalian tidak tahu saat itu Zian terjatuh?" Kata Devan dengan tawa yang besar saat teringat temannya jatuh.

"Akankah kejadian seperti itu bisa dilupakan?" Ujar Carlen dengan tawa yang tidak bisa ia kendalikan.

Sedangkan yang lain tertawa ketika teringat Zian jatuh dengan sangat memalukan. Tapi bagi mereka kejadian seperti itu tidaklah menjadi masalah untuk diceritakan, sebaliknya membuat mereka terlihat seperti sahabat yang tak akan pernah menyembunyikan apapun itu dibelakang satu sama lain.

"Devan, ingat kau juga pernah terjatuh dengan lebih memalukan daripada aku?" kesal Zian tetap dengan tawanya seakan mengejek sahabatnya tersebut.

"Kalian semua kan memang jagonya jatuh" Ejek Reynar diikuti tawa dengan semangatnya. Bahkan ia sampai meneteskan air mata.

"Rey, kau yang paling parah di antara mereka mereka" ucap Vano kepada gadis bernama Reynar.

"Bener kata Vano, kau yang paling parah Rey!" Sambung Shifa sambil diiringi suara tawa yang sangat khas darinya.

"Ya, kenapa kalian sekarang berbalik arah untuk menyerangku?" Ujar Reynar sedikit kesal dengan teman-teman di hadapannya yang sedang menertawakannya dengan sangat puas.

"Lihatlah, apakah dia sedang kesal sekarang?" Kata Carlen dengan memandang wajah sahabatnya dengan mimik yang sangat menyebalkan -menurut Reynar.

"Apa ini seorang Charlotte Reynar Calestina sedang memanyunkan bibirnya hanya karena kita menjahilinya?" Sambung Vano yang semakin membuat Reynar memuncak.

Dan, plakk

Dengan penuh kekesalan Reynar memukul bahu Vano dengan cukup keras.

"Aww!" Rintih Vano dengan memegang bagian tubuhnya yang terkena amukan Reynar.

"Apa itu sakit Van?" tanya Zian.

"Jelas itu sakit, aku pernah merasakan asal kalian tau" Carlen menimpali dengan membuat wajah yang sulit diartikan. "Tapi jangan ragukan cubitan ku. Apa kalian mau merasakannya?" tanyanya antusias.

Seketika semua orang disitu memalingkan wajah dan berpura-pura tidak mendengar apa yang baru saja Carlen katakan -mereka semua tahu bagaimana rasanya cubitan salah satu sahabat mereka itu- dan Carlen pun cemberut akan hal tersebut.

"Aku juga pernah" Shifa ikut andil.

"Wah tidak di sangka Reynar!" kata Devan yang juga ikut menimpali.

"Tidak ini tidak sakit, mana mungkin Reynar berani memukul ku dengan keras" Balas Vano dengan tertawa.

Reynar hanya memutarkan bola matanya menghindari tatapan mengesalkan dari Vano.

..

06.45

Kringgg

Suara menggema menggetarkan telinga dan membuat olahraga jantung pada beberapa murid di sekolah.

"Semua, kita duluan ya!" kata Zian sambil berjalan bersama teman sekelasnya, Carlen.

"Baiklah, kalian duluan saja, kita akan membeli camilan sebentar" kata Shifa dan di angguki oleh Devan.

"Baiklah, kita duluan" kata Reynar yang mulai berjalan meninggalkan beberapa temannya.

"Ya, Reynar tunggu aku" Vano berlari mengejar Reynar yang sudah agak jauh dari dirinya.

Skip.

Pukul 15.00 waktu setempat, pelajaran telah usai. Raut muka yang lelah sangat terlihat di wajah semua orang.

"Aku sangat lelah, pelajaran hari ini sungguh membuat tenagaku terkuras" keluh Shifa yang di setujui oleh Carlen.

"Untung kelas ku tadi banyak jam yang kosong" kata Reynar yang membuat kedua sahabatnya mendengus.

"Dasar koala" ejek Vano.

"Apakah kalian mau membelikan kita minuman?" tanya Carlen kepada teman lelakinya.

"Usul yang bagus, kalian belikan kita minuman dan kita menunggu disini" lanjut Shifa setelah Carlen berkata -yang sebenarnya itu adalah pertanyaan- seperti itu.

Sedangkan Reynar, ia diam-diam membaringkan dirinya di kursi yang berada disana. Dan memeluk tasnya yang dia imajinasikan sebagai guling.

Setelah berdebat sejenak dengan para gadis, ketiga anak laki-laki itu pergi meninggalkan sekolah untuk mencari makanan ringan dan juga minuman untuk mereka dan ketiga temannya yang meminta mereka tadi.

"Rey, apa kau beneran tertidur?" tanya Shifa melihat Reynar dengan santainya menikmati tidurnya.

"Biarkan saja, kita mudah untuk meninggalkan nya nanti" kata Carlen.

"Yasudah, kita ganti baju dulu" usul Shifa.

"Baiklah"

Akhirnya Carlen dan Shifa pergi ke kamar mandi dan meninggalkan Reynar sendiri di sana.

10 menit berlalu. Carlen dan Shifa selesai berganti baju dan pergi menghampiri Reynar.

"Ya, Reynar! Apa kau masih tidur!" teriak Carlen sambil berjalan menghampiri Reynar.

Tapi objek yang dituju sudah tidak berada di tempat.

"Rey!"

"Reynar!"

"Rey!"

Teriakan Carlen dan Shifa yang tengah mencari salah satu temannya itu.

"Reynar, kau kemana? Apa kau sedang bersembunyi?" Shifa berteriak, berharap mendapatkan jawaban dari Reynar.

"Biarkan saja, mungkin dia sedang merencanakan sesuatu, ya kau tau dia kan" jawab Carlen sambil memasukkan pakainnya ke dalam tasnya.

"Masuk akal" Shifa dengan tidak adanya curiga atau apa mempercayai ucapan Carlen.

"Hai kalian!" teriak Vano dengan dua orang di belakangnya membawa beberapa tas belanjaan yang berisi sesuatu di tangannya.

"Apakah kalian membeli itu semua?" tanya Carlen melihat kantung plastik yang bisa di bilang banyak.

"Semua ini pasti akan habis, mungkin jika tidak membeli semua ini, aku jamin kalian akan membelinya sendiri dan mengomel pada kami" jawab Zian dan menaruh bawaannya ke lantai.

"Sudahlah aku lapar" kata Devan sambil membuka satu-persatu bungkus cemilan yang baru saja mereka beli.

Akhirnya mereka berlima menyantap semua makanan yang ada di hadapan mereka.

"Reynar kemana?" tanya Zian heran.

"Apa kau tidak mengenal temanmu itu? Dia pasti sembunyi dan membuat rencana untuk mengerjai kita" ucap Carlen yakin.

"Tapi Len, ini sudah 15 menit dari kita berganti baju tadi" Shifa merasa ganjal dengan hal ini.

"Maksudnya?" Vano yang tidak paham akan hal yang sedang diributkan oleh Carlen dan Shifa.

"Mungkin Reynar sedang berada di kamar mandi, coba kalian lihat" usul Devan kepada kedua gadis yang merupakan temannya.

"Jika Reynar ke kamar mandi, pasti kita akan berpapasan dengannya. Memangnya ada jalan lain kecuali jalan ini?" Shifa menunjuk jalan penghubung ke kamar mandi.

"Teman-teman"



©FiJoy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Disturbance of spiritsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang