Part 2 - Meets Cullen Families

1K 25 3
                                    

Part 2
Minggu pagi yang kurang sempurna. Minggu pagi yang akan melelahkan. Dan juga minggu pagi pertama bagi Hannah dan Janice di Forks. Sisa-sisa sinar matahari yang tertutup awan tebal sehabis hujan tadi malan, mulai menyinari kota Forks. Bau embun, tanah basah, dan kesegaran tumbuhan bersatu membentuk aroma yang menyenangkan, aroma khas pagi hari. Aroma dan sinar tersebut memenuhi seluruh kota.
Hannah dan Janice masih tertidur pulas seperti bayi, mengabaikan jam yang sudah mendentingkan bunyi 3 kali lalu berhenti. Sedikit sinar matahari yang masuk melalui celah-celah kecil diantara tirai membuat salah seorang dari kedua gadis itu terbangun.

Ia menyipitkan mata berusaha menyesuaikan dengan sinar yang masuk. Dengan mata yang masih setengah mengantuk, ia bangkit dari posisi tidur menjadi duduk tegak. Pertama-tama yang dilakukan Hannah adalah merengangkan otot tubuhnya yang sedikit kaku. Setelah itu ia menoleh kesamping dan menemukan Janice masih tertidur nyenyak. Hannah melihat jam di nakas meja, menunjukkan pukul 09:30. Tidak seperti biasanya. Hannah dan Janice tidak akan bangun terlambat kecuali satu hal, mereka terlalu capek.
Dan itu memang benar. 2 hari sebelumnya mereka benar-benar bekerja keras untuk merapikan rumah. Memang, waktu itu Charlie dan Sue telah merapikan rumah. Akan tetapi ternyata banyak barang yang tidak terpakai. Maka dari itu mereka kembali mengubah, bukan mengubah semuanya hanya beberapa. Selain membersihkan rumah, mereka juga harus membersihkan kamar dan menyusun baju di walk in closet. Membeli keperluan yang mereka butuhkan termasuk makanan, membersihkan pekarangan halaman rumah, mencuci baju kotor, dan lain sebagainya.

Exactly, two days ago really makes Hannah and Janice haven’t breaks.
Walaupun begitu, Hannah tahu ia harus bangun dan beraktivitas kembali. Mereka sudah tidur lebih dari tiga belas jam dan itu sudah cukup.

“Hey, bangun! Kita punya kegiatan hari ini, jangan sampai kau lupa! Ayo cepat!” Hannah menggoyangkan tubuh Janice.
“Emm.” Janice hanya bergumam tak jelas.
“Jane, ayo bangun!” seru Hannah kesal sambil menarik tangan Janice. Janice mau tak mau terbangun dengan mata setengah menutup, bahkan tubuhnya masih limbung. Antara sadar dan tidak Janice hanya menguap dan mengabaikan panggilan ‘aneh’-nya.
“Kau!” tunjuk Hannah, “Jangan tidur kembali! Kita harus pergi, aku akan mandi lebih dulu. Ingat! Aku mengawasi.”
Whatever.” Kibas tangan Janice, menyuruh Hannah segera menyingkir.

Hannah mengambil handuk dan baju nganti, ia segera keluar menuju kamar mandi. Setelah Hannah pergi, ruangan menjadi sunyi dan tenang. Yang terdengar hanyalah suara burung berkicau sesekali. Dan saat itulah Janice kembali membaringkan tubuhnya dan menutup mata. Tapi hanya sesaat karena 10 detik kemudian teriakan menggema nyaring.
“JANE!! JANGAN TIDUR!!!”
Suara teriakan tersebut membuat gadis pencinta hewan tersebut terjatuh dari tempat tidur dengan bokong yang mencium lantai terlebih dahulu.
“Auuh..! IYA!!!” balasnya.
Beberapa saat kemudian, mata Janice membelak lebar. Ia kembali berteriak, lebih keras dari teriakannya dan Hannah tadi.
“HANNAH!!! I WILL KILL YOU NOW……!!!!!”
Hannah tertawa keras mendengar ancaman sepupunya.

***************************************************************************************************************

Hannah dan Janice keluar dari dalam rumah dengan keadaan segar. Hari ini mereka akan mengunjungi Bella, tentunya setelah mendapat alamat dari Charlie. Dengan pakaian favorit masing-masing yang tidak menganggu ruang gerak mereka  -Hannah : celana  jeans panjang dengan baju biru muda tebal dan panjang, sedangkan Janice : celana jeans selutut dengan baju putih dipadu sweeter biru tua.- dan jangan lupakan sepatu.
Setelah mengunci pintu dan memastikan pintu rumah sudah terkunci rapat, mereka berdua berjalan menuju jalan pertama yang berada dalam alamat.

“Bagaimana kalau kita lomba? Kita sudah jauh dari jalan raya.”
“Terdengar menarik! Baiklah, aku setuju.”
“Kita mulai dari sini dan akan bertemu di jalan ini.” Tunjuk Janice pada alamat yang dibuat.
Hannah mengangguk dan menghapalkan jalan di dalam kepala.
“One… Three, Go!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MOONLIGHT (Fanfiction The Twilight Saga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang