Suasana pagi di hari ke – 11, seperti biasa Wendy memasak air panas untuk mandi paginya. Sementara Reno sudah beres berolahraga dan segar dengan rambutnya yang masih sedikit basah.
Sedikit meregangkan tubuh di teras Adipati, otot – otot kekar Reno menarik perhatian Joy yang beres nyapu halaman dan berniat mau ke belakang. Mulutnya membentuk lingkaran dengan tatapan tanpa kedipan.
"Woooo~ Reno Zachery~~ Otot lo makin gede aja."
Reno tak berekspresi banyak kecuali melanjutkan peregangannya. Sehari – hari Reno hanya mengenakan kaus hitam polos, putih polos, abu – abu polos, dongker polos, jarang sekali pakai pakaian berwarna cerah atau berpola. Jadi otot dan tubuhnya yang semampai sangat menonjol.
"Lo tuh kenapa sih Ren? Ada masalah apa sama gue? Ini Lino mau minum sampe harus lo rebut juga?!" suara ribut – ribut terdengar dari tengah rumah.
Joy dan Reno yang ada di luar mencoba melongokan kepala.
"Kenapa mereka?" Reno tak menjawab pertanyaan Joy, dia langsung masuk ke dalam sementara gadis itu kembali ke belakang.
"Ada apa?" tanya Reno. Dania masih menatap Rendy kesal, sementara lelaki itu duduk dengan selimut menggelung tubuhnya, sementara tangannya mencengkram mug dan berwajah masam serta membuang muka. Tak memperdulikan Dania yang menatapnya kesal.
Lino yang ada di hadapan Dania terbengong sendiri, dia terlalu kaget atas apa yang terjadi barusan.
Jadi, dia baru aja keluar dari kamar mau ke kamar mandi. Terus tak sengaja melihat Dania tengan membawa air hangat. Tubuhnya agak mengigil, cuaca pagi hari di dusun memang sangat dingin. Melihat itu Dania inisiatif ingin memberi Lino minum supaya lebih hangat. Lagipula, kebetulan dia memang lagi megang juga. Apa salahnya berbagi kan? Lino kemarin ngasih dia coklat panas.
Baru saja Dania ingin menyerahkan mugnya, tiba – tiba Rendy yang tidur di ruang tengah bersama Hoshi dan Juan terbangun dan merebut mug yang dipegangnya, sampai sedikit tumpah, kemudian menghabiskan air di dalamnya.
Masalahnya bukan pada Rendy yang merebut airnya saja, tapi beberapa hari ini, Rendy sering kali merajuk padanya. Hal – hal kecil yang Dania rasa tak perlu jadi masalah sering dipermasalahkan Rendy. Ditambah tingkahnya yang seperti ini.
Rendy tak menjawab apapun, dia langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut kembali, menggelung diri dari dinginnya cuaca pagi. Dania tak habis pikir, dia pergi kembali ke belakang rumah masih emosi. Tersisa Lino dan Reno yang bertatapan bingung.
Waktu semakin siang, saatnya untuk tiap tim mengerjakan proker mereka masing – masing.
Untuk Dania, gadis itu pergi berangkat kembali bekerja ke gudang bersama kelompoknya. Selama di gudang suasana hatinya jadi tak enak. Hal itu disadari oleh teman kelompoknya yang lain. Terutama Wendy yang mendekati Dania yang sibuk mendaur ulang botol – botol plastik.
"Masih ribut sama Rendy?"
"Gue tuh gak mau ribut Kak. Tapi dia jadi nyebelin banget akhir – akhir ini."
"Gue penasaran deh Dan. Lo, Hoshi sama Rendy tuh keliatan akrab banget bertiga dari hari pertama. Kalian kenal sebelumnya?"
Dania melihat ke arah Wendy lalu menggeleng. "Gue kenal Hoshi di sini, Rendy meski sekampus juga kenal di sini."
"Tapi kalian diem – diem kemana – mana bertiga mulu, keliatan akrab banget."
"Ah, mungkin karena humor kita sama," senyum mulai kembali terbit di wajah Dania.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTIGABELAS | 47 Days With Them✔ [OPEN PO check IG allyoori]
General Fiction[B E R T I G A B E L A S] ▪︎selesai▪︎ • College but not about collegelife in campus • Semi-baku • Lokal AU 13 orang terpilih dari dua perguruan tinggi berbeda, untuk hidup bersama selama 47 hari kedepan dalam sebuah rumah yang terletak di dusun terp...