01. Obrolan Tengah Malam

910 112 1
                                    

"Ah! Akhirnya kita bisa berjumpa dengan ranjang lagi!" Seru Jennie penuh rasa syukur dan langsung melempar diri ke kasur. Jisoo yang berbaring di sebelah Jennie menjentikkan jari. "Bagaimana kalau kita adakan obrolan tengah malam?"

"Apa? Kita---"

"Aku mau!" Seru Lisa memotong kalimat protes yang hendak Jennie utarakan. Rose pun mengangguk setuju. "Ya! Ayo kita lakukan! Bukankah sudah lama kita tidak melakukannya?"

Jennie manyun. Tampaknya ia tidak bisa tidur lebih awal.

"Ah, kau sangat lelah? Kalau begitu tidurlah duluan." Jisoo memberi saran. Wajah Jennie langsung cerah. "Terimakasih, Jisoo!"

"Jadi, apa kita akan melakukan obrolan malamnya di kamar lain? Jennie ingin tidur. Aku takut kita akan mengganggu tidurnya." Rose memberi usul. Sedikit informasi, keempat member BlackPink mempunyai kamar masing-masing. Tetapi, mereka lebih suka tidur bersama di salah satu kamar. Mereka bahkan membuat jadwal kamar mana yang akan mereka tempati di setiap malam.

Usulan Rose memang bagus. Tetapi, hal itu justru dicegah oleh Jennie. "Jangan!"

"Kenapa?"

"Aku lebih mudah tertidur jika mendengar televisi atau ada orang yang sedang berbicara."

"Oke, kalau begitu kita tetap melakukannya disini." Jisoo mengambil keputusan. Lisa yang sudah tak sabaran segera meraih bantal, memposisikan duduk yang nyaman sambil memeluk bantal yang ia raih. "Jadi, siapa yang akan lebih dulu bercerita?"

"Wah, Lisa sangat semangat." Jisoo berkomentar. Rose mengangguk-angguk, "Mungkin itu efek spesial dari ciuman."

Wajah Lisa memerah, sedangkan Jisoo dan Jennie sontak berseru serempak. "CIUMAN?!"

Rose mengangguk, "Aku melihatnya tadi. Apa kalian tidak sadar Lisa lama sekali ke backstage? Awalnya aku hanya ingin mengambil anting yang tertinggal tetapi aku malah melihat adegan ciuman disana."

Jennie yang tadi mengantuk kini menatap Lisa dengan semangat 45. "Apa kalian berciuman panas?!"

"Ti-tidak!"

"Ayolah, mengaku saja. Tidak apa-apa." Goda Jennie membuat Lisa semakin malu. Jisoo menggeleng-gelengkan kepalanya. "Jangan samakan dia denganmu, Jennie. Aku paham kau sering melakukannya dengan mantanmu dulu."

"Melakukan?" Ulang Lisa diangguki Jisoo. "Ya. Mereka berciuman panas di backstage acara penghargaan di stasiun tv A tahun lalu."

Rose terkekeh sebelum akhirnya angkat bicara, "Aku juga melihatnya. Mereka sangat panas! Tak hanya di tv A! Mereka selalu melakukannya jika punya kesempatan!"

"Jangan bahas mantan," kesal Jennie kini mengerucutkan bibir. Ketiganya tertawa, namun Lisa mengerjap polos setelahnya, "Kenapa hanya aku yang tak melihatnya?"

"Karena tiap kali Jennie yang cantik ini ngebucin, kamu juga sedang sibuk ngebucin dengan Kook." Balas Jennie masih kesal. Lisa baru saja hendak protes tetapi Jisoo lebih dulu bicara. "Apa yang Jennie katakan benar. Terkadang aku jadi iri. Apalagi ketika kau ulangtahun. Dia selalu memberimu hadiah yang uwu."

"Tapi, kalau diingat-ingat, sebentar lagi ulangtahun Kookie, kan?" Rose berceletuk. Lisa spontan menatap kalender.

Wah, benar. Ulangtahun Jungkook tinggal hitungan hari.

"Apa kamu sudah punya rencana, Lisa?" Tanya Rose lagi yang dijawab Lisa dengan gelengan. "Erm, belum. Apa aku harus merencanakan kejutan untuknya?"

"Ya! Harus! Laki-laki seperti Jungkook adalah tipe yang sangat suka diberikan kejutan oleh gadisnya!" Jennie berkomentar dengan semangat. Jisoo mengangguk setuju. "Jennie benar. Dia pasti akan senang menerima kejutan darimu. Ayolah, jadwal kita untuk tanggal 1 September itu kosong dan seperti biasa, Big Hit selalu merayakan ulangtahun idolnya jadi jadwalnya pasti juga kosong. Kenapa tidak kamu manfaatkan saja untuk membuat kejutan? Kalian jarang bisa bertemu, loh."

Lisa jadi berpikir, mungkin ada benarnya. Hanya saja, ada satu masalah.

Kejutan seperti apa yang harus ia berikan?

Happy Birthday, KookieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang