Kang Saeyoung ingat bahwa ia hanya sendiri di rumah sejak empat hari yang lalu.
Jadi kenapa ada suara-suara asing di pagi buta seperti ini?
Dengan begitu berhati-hati, Saeyoung turun dari tempat tidurnya. Ia semakin menajamkan pendengaran, dan nyaris berjengit saat mendengar suara nyaring seperti benda jatuh. Setelah mengambil payung lipatnya yang berada di gantungan di balik pintu kamar, Saeyoung melangkah keluar kamar dengan mengendap-endap.
Suara demi suara terus terdengar. Semakin lama, rasa takut dan ketegangan yang dirasakan Saeyoung berganti menjadi rasa kesal. Sebab, jika memang ada penyusup, tampaknya penyusup itu meremehkan kehadiran Saeyoung di rumahnya sendiri. Bahkan ia mulai memahami situasi yang tengah berlangsung sekarang.
Saeyoung yang semula berjalan tanpa suara dan begitu berhati-hati, kini sudah tak peduli lagi dan mulai berjalan cepat ke arah sumber suara, yaitu dapur. Saat memasuki dapur, yang menyambutnya adalah pemandangan dapur dalam keadaan berantakan; pintu kulkas terbuka, camilan berserakan, beberapa panci jatuh, dan air tumpah di lantai. Kekesalan seketika melingkupi Saeyoung.
"Jun!!!" teriak gadis berambut pendek itu penuh kemurkaan, memanggil pelaku dari semua kekacauan itu. Tapi tak ada siapa pun di sana. Seseorang bernama Jun itu tak juga muncul. Sampai akhirnya Saeyoung kembali berteriak, kali ini lebih kencang. "JUNNN!!!!"
Tiba-tiba tubuh Saeyoung terasa tertarik, dan dua buah lengan mulai melingkupi pinggangnya dari belakang. Seorang laki-laki dengan rambut cokelat dan senyum manis di bibir, memeluk Saeyoung dari belakang dan menaruh dagunya di bahu gadis itu. "Hai, Clytie. Bagaimana harimu?" sapa laki-laki itu, si Wen Junhui yang tak tahu malu.
Saeyoung berusaha melepaskan diri dari pelukan Jun, tapi Jun semakin mengeratkan pelukannya. Akhirnya Saeyoung pun memukul kepala Jun dengan payung lipat yang masih dipegangnya. "Aduh! Hei! Kenapa kau memukulku?" keluh Jun yang kini sudah melepaskan pelukannya.
Sambil menatap Jun galak, Saeyoung menghardik, "Kau masih merasa perlu untuk bertanya?! Kau tidak lihat keadaan rumahku karena ulahmu? Belum lagi kau sempat membuatku takut karena menyusup diam-diam seperti itu, Jun! Kukira kau orang jahat!"
Dengan wajah polos tak berdosa, Jun membalas, "Tapi aku sering menyusup masuk ke rumahmu, bukan?"
"Kupikir kau belum pulang! Bukankah kau bilang kau akan pergi selama seminggu? Ini baru dua hari, Jun. Liburan macam apa yang dilakukan dalam dua hari?"
Senyum di bibir Jun terbit. Saeyoung bertanya-tanya kenapa senyum itu tiba-tiba tersungging di bibir laki-laki itu. Kemudian Jun memeluk Saeyoung. Saeyoung yang tidak mengerti maksud dari sikap Jun, hanya diam saja penuh rasa heran. "Aku merindukanmu, Clytie. Aku tahu kau kesepian tanpa diriku di sini. Ayahmu bahkan belum pulang selama empat hari. Aku yakin kau benar-benar bosan sendirian. Aku adalah sahabat yang pengertian, bukan?"
Saeyoung mendengus malas. "Omong kosong. Apakah teman-temanmu sangat membosankan sehingga kau memutuskan pulang duluan?"
Jun mengeratkan pelukannya. "Tidak."
"Gadis-gadis yang diajak oleh teman-temanmu tidak menarik?"
"Hmm... sebenarnya mereka memang tidak menarik, tapi bukan itu alasanku pulang."
Saeyoung berpikir sejenak, lalu berkata, "Gadis yang kau sukai tak jadi datang?"
Jun menjauhkan diri dari Saeyoung. Ekspresi wajahnya tampak bingung. "Gadis yang kusukai? Tidak ada gadis yang kusukai."
Saeyoung tertegun selama beberapa saat.
"Lantas laki-laki yang kau sukai?"
Serta merta Jun menyentil dahi Saeyoung cukup keras, hingga Saeyoung memekik kesal karena kesakitan. Setelah itu Jun menarik tangan Saeyoung ke arah meja pantri di dekat mereka. Saeyoung yang tak tahu apa yang ingin dilakukan Jun, hanya mengikuti sambil masih mengelus keningnya yang sakit dan tampak memerah karena sentilan Jun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Less but More
Fanfiction[Romance-comedy story line] Bagi Kang Saeyoung, tidak ada yang lebih buruk selain hanya dianggap sebagai sahabat, adik, bahkan anak oleh orang yang disukai. Dan naasnya, ia mengalami hal itu selama bertahun-tahun dalam persahabatan yang membingungka...