Jenan berada di kamar tetangganya, yang kini sedang merebahkan tubuhnya di atas lantai. Tubuhnya penuh keringat dan nafasnya masih terengah-engah seusai mengejar tubuh kecil Jenan yang gesit berlari.
"Nyokap lu kemana?" Tanya Jenan sambil merapikan ranjang gadis itu.
"Kayak lu nggak tau aja, kan hari minggu tetep kerja." Jawabnya malas-malasan.
"Bangsat!"
Kinan mengangkat kepalanya melihat Jenan yang kini sedang memegang branya.
"Sialan lo dari tadi sewaktu lari pagi ga pakai beha?"
"PERGI LO SIALAN!" Kinan mengambil paksa bra di tangan Jenan dan menendang Jenan. Jenan tersungkur ke luar kamar, belum sempat berdiri pintu sudah dibanting dari dalam.
Jenan menyentuh dadanya sendiri.
"Besar juga, kayaknya tadi C cup." Gumam Jenan.
Sedangkan di balik pintu Kinan sedang sibuk membodohi diri sendiri. Wajahnya semerah tomat kini.
-
Rumah Jenan dan Kinan tidak berada di daerah yang sama. Jenan berada di perumahan kalangan menengah keatas sedangkan Kinan berada di kalangan menengah kebawah.
Mereka bertemu di SMP yang sama dan kini bersekolah di Sekolah Teknik. Awalnya hanya Kinan yang ingin melanjutkan sekolah menengah teknik. Namun, Jenan mengikuti langkah Kinan dengan alasan ingin menjaganya dari para laki-laki disana.
Walaupun kenyataannya malah Jenan yang sibuk mendekati perempuan-perempuan di jurusan teknik kimia.
Kedekatan mereka dimulai dari kegiatan pramuka. Saat itu Kinan yang selalu ceroboh melupakan membawa tongkat pramuka. Padahal nanti akan ada upacara.
Siang itu Kinan sibuk menanyai satu persatu teman sekelasnya apakah ada yang membawa tongkat double.
Tentu saja semua orang hanya membawa satu, lagipula siapa yang dengan begitu niatnya membawa tongkat double?
"Rumah gue deket sini, kalau mau entar istirahat siang gue anterin." Kinan yang hampir berputus asa langsung sumringah mendengar itu.
"Tapi entar beliin es cincau depan sekolah ye?" Jenan tak berbohong mengenai rumahnya yang berada di belakang sekolah persis.
Siang itu mereka habiskan duduk di depan gerbang meminum es cincau. Namun, Jenan berbohong mengenai traktiran itu. Pada akhirnya Jenan yang membayar.
Tak hanya itu saja, suatu hari ada perkemahan lagi-lagi Kinan lupa membawa selimut ataupun jaket. Di hari pertama dia sudah mulai terkena flu. Dengan ringan hati lagi-lagi Jenan meminjamkan jaketnya pada Kinan.
Tak terhitung berapa banyak Jenan menolong Kinan.
Bahkan saking seringnya Jenan membantu Kinan, ia sampai hafal apa saja yang mungkin akan dilupakan Kinan.
Begitulah hubungan mereka dimulai Kinan yang pelupa dan ceroboh dengan Jenan yang perfeksionis dan suka menolong.
Entah bagaimana hubungan mereka bisa seawet itu. Entah saling melengkapi ataupun terbiasa saling dibutuhkan dan membutuhkan.
Kinan membutuhkan Jenan. Mereka sama-sama paham dengan itu. Dan enggan saling meninggalkan.
Talitha Kinan Azzara
"Jenan, your my favorite boy. Your gonna be my best friend."
KAMU SEDANG MEMBACA
RELATIONSHIT ||
FanfictionKatamu jangan lupa bahagia, kalimat terakhir sebelum kamu pergi. Saat itu aku hanya bisa tertawa. Karena bagaimana bisa aku bahagia saat kamulah alasanku bahagia?