prologue

59 6 5
                                    

Seandainya aku memiliki pilihan untuk terlahir kembali, maka akan kubuat diriku menjadi sekarang ini.

Nadi yang berdetak namun dingin.

Tenggorokan kering, iris menyala redup.

Perwujudan antara fana dan kekal.

Seringkali aku bingung mengapa hidupku bisa sangat rumit tepat disaat umurku tujuh belas. Serumit mencari jarum di tumpukan jerami. Seperti dibaku hantam oleh ribuan ton besi. Realisasi yang tak bisa diakal. Kenormalan yang kudapat selama ini berputarbalik dan itu menjadi bumerang bagi diriku sendiri.

Aku, bernapas berat diikuti oleh tatapan tajam manik keemasan, membara marah. Melihatku seakan aku adalah makhluk terakhir yang akan binasa bersamanya.

Garis bibirku melengkung naik, "Aku siap,"

Ia terdiam, tanda bahwa ia sudah mengira bahwa jawabanku akan tetap sama. Takkan pernah berubah. Bahkan jika ia berbuat nekat maka aku akan lebih nekat. Bilang saja aku keras kepala, karena akan selamanya seperti itu.

Surai hitam kecoklatannya menyentuh dahiku. Bisa kurasakan emosi yang bercampur dalam dirinya. Marah, sedih, kecewa, semua bercampur menjadi satu.

Pria berumur 254 tahun yang tak kunjung menua itu kembali menatapku. Memaksaku untuk melihat semestanya yang abu-abu.

Lambat laun, kudengar suara parau keluar dari mulutnya.

Ia terisak.

"Selamat tinggal, Lara,"

CANDLELIGHT

Written by PEACHESHIM

Written by PEACHESHIM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


2020

Candlelight | HUENINGKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang