The 100 - Prolog

67 3 0
                                    

Sembilan puluh tujuh tahun yang lalu, kiamat nuklir jatuh ke bumi dan menghancurkan peradaban. Satu-satunya populasi manusia yang selamat adalah empat-ratus penduduk dari dua-belas stasiun ruang angkasa internasional yang dibangun pemerintah dan berada di orbit pada saat kiamat terjadi.

Tiga generasi telah lahir di luar angkasa, menjadikan populasi manusia di angkasa berjumlah 4.000, sehingga sumber daya mereka hampir habis di 'Ark' -tempat tinggal mereka saat ini- yang membuat para pemimpin Ark mengambil keputusan untuk mengirim seratus orang tahanan remaja ke bumi.

Seakan buta dengan apa yang terjadi di bawah sana, membuat mereka semua berhadapan langsung dengan keputusan yang sulit tentang hidup dan mati serta kelangsungan hidup umat manusia.

Aku merasakan cahaya matahari menyinari wajahku. Sepasang mataku melirik ke arah pepohonan yang tinggi menjulang dan langit dihiasi oleh berbagai jenis burung yang indah. Aroma bunga liar dan rumput yang dibawa oleh angin memasuki indra penciumanku. Sangat indah. Saat ini, aku tak terdampar di ruang angkasa lagi. Itulah mimpimku. Tapi, ini kenyataannya.

Tahun 2149

Sudah sembilan-puluh tujuh tahun berlalu sejak kiamat nuklir menewaskan seluruh populasi umat manusia yang berada di bumi, menyebabkan bumi mendidih akibat radiasi dan tak dapat dihuni lagi. Untungnya, ada yang selamat.

Pada saat kiamat terjadi, dua belas negara membangun stasiun di luar angkasa. Saat ini, dua belas stasiun tersebut digabung menjadi satu dan dinamai Ark.

Kami semua diberitahu bahwa bumi membutuhkan seratus tahun lagi untuk pulih sehingga dapat dihuni kembali. Tinggal empat generasi lagi dan kami bisa pulang, dan kembali ke tanah. Tanah, itulah mimpi semua orang disini. Itulah mimpiku.

Sesak, muak dan pasrah. Itulah yang kurasakan. Bukan hanya diriku, melainkan seluruh tahanan yang berada di dalam skybox ini. Skybox, penjara bagi anak yang belum berusia delapan belas tahun yang berarti belum cukup umur untuk diapungkan ke luar. Aku termasuk salah satunya.

Aku memperhatikan dinding sel-ku yang dipenuhi dengan berbagai macam gambar. Menggambar adalah satu-satunya cara untuk menghabiskan waktu disini sebelum ulang tahunku yang ke delapan belas. Singkatnya, sebelum diapungkan.

Aku mendengar suara berisik di luar sel-ku membuat langkah kaki ku berjalan kearah pintu. Sebelum mencapai pintu sel, dua orang penjaga membuka pintu sel-ku dengan kasar membuat aku terkejut dan dengan cepat memundurkan badanku sampai menubruk dinding sel yang terbuat dari besi.

Salah satu penjaga menodongkan senjatanya padaku. Aku dengan refleks mengangkat tanganku keatas dan menatap mereka dengan perasaan yang bercampur aduk. Bingung, marah, dan takut. Seluruh tubuhku mulai bergetar.

"Tahanan nomor 319. Menghadap ke dinding!"

Aku langsung membalikkan badanku ke arah dinding sambil mataku melirik sekitar dan menangkap sebuah kotak yang dipegang oleh salah satu penjaga. Ia membuka kotak tersebut dan mengeluarkan sebuah gelang yang terbuat dari besi.

"Lepaskan jam tanganmu."

"No. Never! Jam tangan ini milik ayahku!" Penjaga tersebut mendekatiku dan menarik tanganku dengan kasar. Aku menatapnya dengan marah dan dengan cepat menendang tulang keringnya. Penjaga itu terjatuh membuat ku melirik penjaga yang satunya yang kurang fokus dan mengambil senjatanya. Aku memukul kepala penjaga tersebut dengan senjatanya dan melangkahkan kakiku kearah pintu. Aku menutup pintu sel tersebut sebelum mereka bangun dan mengunci mereka dari luar.

Sambil menetralkan nafasku yang tidak beraturan, aku membalikkan badanku. Nafasku hampir tercekat. Seluruh tahanan yang berada di skybox, dikeluarkan dari sel mereka dan dibawa entah kemana. Aku frustasi dan bingung. Apakah para dewan akhirnya sadar dan ingin mengurangi populasi dengan menggunakan kami?

Para penjaga melihatku membuat ku panik dan melarikan diri sampai aku mendengar suara yang sangat kukenal.

"Berhenti!". Aku menghentikan langkahku dan melirik ke belakang.

"Mom!". Dengan cepat aku berlari ke arahnya dan memeluknya erat. Ibu mengelus rambutku sambil membisikkan kata-kata agar aku tenang.

"It's okay, sweetheart. Mereka tidak akan membunuh kalian." Aku melepas pelukanku dan menatap wajah nya yang sedang tersenyum.

Lalu kemana mereka membawa yang lainnya jika tidak untuk dieksekusi? "A-aku tak mengerti mom. Jikat kita tidak dieksekusi, lalu kemana mereka akan membawa kami?"

Ibu langsung menatapku dengan tatapan sendu. Dia menarikku dengan pelan dan aku berjalan mengikuti langkahnya. "Kalian dikeluarkan bukan untuk dieksekusi. Kalian akan dikirimkan ke bumi.

Langkahku tiba-tiba berhenti. Aku menatap ibuku sambil tersenyum kecil. "Perkiraan ayah benar, bukan?" Ibu dengan cepat menutup mulutku dan menarikku ke tempat yang sepi. Aku hanya berkata dengan jujur.

"Kau tidak boleh berbicara sembarangan, banyak yang bisa mendengarmu. I'm so sorry Jennie."

Setelah ibu mengucapkan kalimat itu, aku merasakan perih dari tusukkan jarum di lengan kananku dan setelah itu, aku kehilangan kesadaranku.


THE ARK - UNLOCKED🔓

THE ARK - UNLOCKED🔓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The 100 - Season 1 (K-POP CAST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang