***
Sudah 1 jam lebih dia duduk di kasur memegang ponsel nya, sembari menggerak-gerakan kedua ibu jarinya dan terus menatap layar ponsel.
"Duhh.. bilang apa ya" gumam Arvin dalam hati.
Dia terus memikirkan kata kata apa yang bagus untuk menyatakan perasaan nya kepada cwe yang sudah dia sukai.
"Coba basa basi dulu deh" gumam Arvin sembari merebah kan tubuhnya di kasur.
"Al" ketik Arvin pada ponselnya singkat
"Iya vin?"
"Kenapa?" balas seseorang yang di chat Arvin"Kamu lagi dimana?" tipikal orang standar basa basi
"Di kamar doang nih" balas Alka
"Ohh..iyaa"
"Udah makan Al?" tambah Arvin"Iyaa..sudah kok" balas cwe itu
Arvin pun mulai kebingungan mencari topik pembicaraan...
dia hanya meletakan ponselnya dan membalikan tubuhnya untuk menenangkan perasaan nya sejenak.• • •
Sebenernya jarak rumah mereka hanya di batasi 3 rumah. Cukup dekat, mereka juga sering bermain bersama saat kecil.
Namun, ketika memasuki fase pubertas dan itu awal mereka masuk SMP. Jarak di antara mereka mulai merenggang, sudah tidak bermain sepanjang hari bersama lagi seperti biasanya. Wajar, karna mereka sudah tumbuh sedikit dewasa, sudah mulai mengerti perasaan dan tau bahwa wanita dan pria bisa menjadi pasangan.
• • •
Sambil terus memikirkan topik apa yang akan di bahas, Arvin pun terlelap dan belum membalas pesan dari Alka.
"Vinn..bangun udah jam 6" suara perempuan paruh baya yang sangat familiar di telinga Arvin.
"Hnggg.." Arvin meregang kan tubuhnya sambil melihat jam
" Ibu kebiasaan..ini baru jam setengah 6 bu" dengan nada yang sedikit kesal
"Daripada kamu telat nantinya nak" Ibu Arvin sembari membuka horden jendela.
Arvin bangun, mandi, dan memakai seragam nya. Dia pun menyusul ibu nya ke meja makan untuk sarapan.
Tak berapa lama Arvin menyantap sarapan nya, terdengar suara anak laki laki dengan sedikit berteriak di halaman rumah nya.
"Arvin..Arvinn..." Panggilan Raka di depan rumahnya.
Mendengar suara itu Arvin pun bergegas
"Asslamualikum bu" Arvin sembari salim kepada ibu nya, dan tetap menggigit roti yang belum habis.
"Waalaikumsallam..hati hati nak" Jawab ibu Arvin
"Lama banget lu cok" Seru Raka yang sudah menunggu di depan pagar rumahnya
"Yaa..maap cok" Balas Arvin sambil memasang sepatu dan tetap menggigit roti nya
• • •
Raka adalah sahabat dekat Arvin dan juga teman Alka, dia sangat tahu sifat ke dua sahabat dan teman nya ini, soal Arvin suka sama Alka tentu Raka juga tau.
Nama lengkapnya Raka Adinata.
Arvin sangat iri dengan ke tampanan yang Raka miliki, hampir semua cwe di sekolah dekat sama Raka karna Raka juga sesekali suka menggombal para cwe di sekolah.• • •
"Bidadari lu tuh vin" celetuk Raka di tengah perjalanan mereka menuju sekolah.
Arvin hanya diam tidak membalas celetukan Raka karna dia sudah melihat lebih dahulu cwe itu.
"Yeee..si anying udah ngehalu ae dari tadi" celetuk Raka lagi yang sudah tahu bahwa teman nya sudah terpesona sejak tadi.
"Ternyata bidadari gk cuman ada di surga ya" dengan penuh senyum Arvin mengatakan nya.
"Sakit lu vin?" celetuk Raka sambil meletakan tangan nya di jidat Arvin
lalu menoyornya"Anjir lu ahh..gabisa liat temen seneng" Arvin yang sudah sadar dari halu nya dan membalas meninju pergelangan tangan sahabat nya itu dengan wajah yg sedikit kesal.
Mereka pun memasuki halaman sekolah sambil terus mengekori bidadarinya Arvin sedari tadi yang mereka temui di tengah perjalanan mereka tadi.
Arvin dan Alka memeliki kelas yang sama,tapi Raka teman baiknya tidak sekelas bersama nya. Dia ada di kelas yang berbeda.
"Baek baek lu vin..lu kesekolah bukan cuman liat bidadari kan?" Raka terkekeh nge ceng-cengin Arvin yang dari tadi tidak melepaskan pandangan nya dari Alka.
"Kasian orang tua lu nyekolahin lu klo cuman buat ngebucin, pinter kaga bucin iya" tambah Raka sambil mengusap punggung Arvin lalu menepoknya dengan sedikit kencang.
Dan Raka pun berlari ke arah kelas nya dengan perasaan puas sudah nge ceng-cengin sahabatnya ini.
Arvin hanya diam di depan kelasnya dengan ekspresi datar menerima perlakuan sahabatnya itu. Karna dia sudah terbiasa dengah tingkahnya.
Tak lama waktu berselang bel tanda pelajaran di mulai pun berbunyi, murid yang masih di luar segera bergegas masuk ke kelas mereka masing-masing.
Alka duduk di barisan depan kelas, sedangkan Arvin duduk di barisan tengah kelas dekat dengan jendela.
Arvin duduk satu meja bersama teman sekolahnya saat mulai masuk SMP namanya Eros.Eros pun juga mengetahui, jika Arvin menyukai Alka. Karna tak jarang Eros dan Arvin berbagi cerita. Eros Bratadikara adalah salah satu teman dekat Arvin di sekolah, mereka juga sering bermain game bersama dengan Raka. Eros memiliki otak yang jenius, tapi tak pernah menduduki peringkat satu di kelas, akan tetapi dia selalu masuk peringkat lima besar.
"Ros ada pr gk hari ini?" tanya Arvin yg baru masuk kelas dan ingin duduk di samping Eros
"Gk tau..seinget gw sih gk ada" jawab Eros yang masih fokus bermain ponselnya
"Balik sekolah ntar, gw gk ikut main dulu ya" ucap Arvin sambil mengeluarkan buku pelajaran nya
"Lah kenapa vin? jadi kurang dong party nya ntar" jawab Eros sambil menoleh ke arah Arvin
"Gw ada urusan ntar" ucap Arvin dengan sedikit menyeringai
Eros hanya mengerenyit kan alis nya tanpa membalas jawaban Arvin karna guru pelajaran mereka sudah masuk.
Di sela sela pelajaran berlangsung, tak jarang Arvin mencuri pandang ke arah Alka, Arvin benar benar terpesona dengan aura yang di miliki Alka benar benar bak Prilly Latuconsina Arvin menilai nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvin
Historical FictionArvin, Arvin Ardana Abiputra itu lah nama lengkap-nya sesosok remaja berusia 14 tahun yang baru saja pubertas duduk di bangku SMP kelas 2 dengan paras wajah yang untuk di katakan tampan..emm..tentu tidak, namun cukup manis. Arvin mempunyai kepribad...