awal

75 14 0
                                    

"semua gara-gara kamu!!" Teria pria tiga puluh lima tahun itu kepada sang istri yang sedang menunduk takut.

"Aku minta maaf" lirihnya takut kepada sang suami.

"Apa ini kerjamu sebagai seorang istri !!" Bentaknya membuat sang istri kaget dan semakin menunduk . Sang istri tak sengaja menumpahkan kopi hangat sat suaminya tiba-tiba lewat di dekatnya dan membuat baju kerja sang suami kotor. Memang pria tersebut terkenal dengan tempramen nya yang sangat menghawatirkan. Dia dengan gampang akan memukul istri dan anaknya jika ia kesal.

Anak-anaknya korban pemukulan ayahnya yang setiap hari memukul anaknya dan tak jarang badan anak-anaknya bersih dari lebam keunguan atau kebiruan bahkan luka-luka.

Sang istri sudah tau tabiat suaminya jika sudah seperti ini dia akan habis di pukuli oleh sang suami nya itu.

Sang istri adalah wanita lemah lembut ibu dari dua belas anak yang ia rawat sediri tanpa bantuan siapapun bahkan suaminya Engan membatunya. Ia sangat menyayangi anak-anaknya bahkan rela di pukul jika sang anak tak sengaja melakukan kesalahan kepada ayahnya.

Sang istri sudah biasa dengan perlakuan suaminya itu tapi ntah kenapa menurutnya suaminya itu sekarang sangat marah dari hari-hari sebelumnya.

"Apa kau habis minum suamiku" tanyanya takut-takut melihat suaminya sedikit oleng

"Bukan urusanmu!" Bentaknya ya suka.

"Apa itu di bajumu ? Lipstik ?!" Tanya sang istri saat melihat noda merah di baju sang suami dan mendekat ke arah suaminya.

"Buka urusanmu jalang !!!" Bentaknya mendorong sang istri membuat sang istri jatuh dan terbentur tembok di belakangnya .

"Awww!" Lirih sang istri

"Ibu!!" Ujar seorang anak kecil melihat ibunya jatuh dan langsung di tatap sang ayah tajam

"Jangan dekati ibumu atau dia mati" bentak sang ayah yang sudah memegang pistol di tangannya yang megarahkan nya ke ibu.

"Aku akan melaporkan ayah ke polisi" ujar anak yang lebih tua keluar dari balik pintu.

"Ja-jangan nak" lirih sang ibu yang kesusahan berbicara kepalanya semakin sakit dan mengeluarkan darah. Ia menangis melihat anak-anaknya.

"Ayah, aku mohon biarkan ibu" ujar anaknya berlutut di depan ayahnya

"Kau siap mengantikan ibumu ?!" Tanya sang ayah bengis

Anak itu dengan sekuat tenaga menahan tangisnya dan mengangguk tanpa ragu, ia rela mati jika ibunya selamat.

"T-ti-dak su-suamiku dia anakmu" pekik sang ibu berusaha melindungi anaknya dengan memeluk anaknya

"Berjanjilah pada ibu jaga adik-adikmu dan pergi jauh dari sini" bisiknya pada anak sulungnya.

"Kau jangan pikirkan ibu,pergi dari sini dan pegang kalung ini beri pada adik-adikmu" bisik sang ibu lirih memberi dua belas kalung ber-bandul bentuk diamond biru. Yang sudah ia persiapkan sudah yakin dengan pirasat yang ia rasa dari kemarin.

"Ambil barang-barang yang sudah ibu siapkan di dekat gudang di depan"
Sang anak mengangguk sedih

"Kalian sedang bersiap untuk mati bersama rupanya" sinis sang suami yang seperti setan tidak menghiraukan tangis anak-anak nya di luar kamar .

"Kumohon lepaskan mereka" ujar sang istri dan berdiri entah kekuatan dari mana mendekati suaminya yang siap melepas pelatuk pistolnya kapan saja.

"Hyunsuk!! Sekarang!" Teriak sang ibu menahan pistol suaminya dari menembak sang anak tak berdosa.
Sang anak berlari manarik sang adik yang ikut berlari ketakutan menuruni tangga.












Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang