Mata Jaehyun mencari kesana kesini dimana temannya berada. Karena semua orang menggunakan topeng, ia jadi sedikit kesulitan menemukan temannya. Tidak lama kemudian, dari arah sana ada seseorang yang melambai ke arah dirinya. Jaehyun menghampiri orang yang melambaikan tangannya tadi.
"Lama lo."
Protes Mark ke Jaehyun yang sudah menunggu hampir satu jam di club ini.
"Berisik lo."
Jaehyun menyambar minuman alkohol yang di pegang Mark. Sebelum datang kesini, ia lagi bermasalah sama cewek yang tiba tiba bisa masuk ke dalam rumahnya.
"Haiii."
Jaehyun menolehkan kepalanya dan melihat seorang cewek duduk disamping nya. Agresif juga ini cewek, mendekati nya duluan. Entah kenapa dipikiran Jaehyun saat ini, ia ingin melumat bibir wanita yang ada di samping nya. Ia menempelkan bibir nya di bibir wanita ini. Bibir lembut dan sedikit berasa.
"Manis."
Ucap Jaehyun setelah selesai mencium bibir Yeollin. Yeollin menyunggingkan senyumannya mendengar ucapan Jaehyun. Dadanya udah berdebar kencang sedari tadi.
"Jae, lo gila? Main nyambar aja." bisik Mark ditelinga Jaehyun.
"Napsu gue liat bibirnya." balas Jaehyun dengan membisikkan telinga Mark.
Yeollin merasa malu melihat tiba tiba bibirnya disambar oleh cowok lain. Ia bahkan tidak mengenal cowok yang ada di samping nya. Seketika Yeollin diam membeku dan meninggalkan cowok yang mencium nya tadi. Hee Rin mengejar mengikuti Yeollin. Ia juga bingung dengan sikap Yeollin yang tiba tiba bisa berubah.
"Rin gimana ini? Semua bakalan baik baik aja kan cowok tadi nyium gue?"
"Duh gue takut."
"Kalau misalkan Jeno tahu, gue bisa di putusi!"
Hee Rin menggelengkan kepalanya mendengar kepanikan Yeollin. Padahal ia sendiri yang mau datang ke club ini untuk cari cowok. Kenapa malah jadi ketakutan?
"Yeollin lo itu apaan sih? Kan lo sendiri yang dekati cowok itu. Lagian kan wajah kita ketutup. Santai aja kali."
"Astaga iya juga yaa. Kok gue bego banget sih." Yeollin memukul kepalanya sendiri, merutuki dirinya yang kelewat bodoh.
"Emang bego!"
"Ih nyebelin lo!"
Tringgg tringgg
Yeollin keluar dari bar saat ada panggilan masuk dari Jeno. Ia mengangkat nya dan mendekatkan handphone ketelinga nya.
'Dimana kamu?' Jeno bertanya seakan akan ia tahu Yeollin sedang pergi.
'Aku dirumah, Jeno.' jawab Yeollin bohong. Bisa gawat kalau ia jujur.
'Lo pikir gue percaya? Pulang sekarang. Bokap lo marah marah ga jelas ke gue.'
Yeollin ingin menanyakan lebih jelas lagi tetapi Jeno mematikannya begitu aja.
"Anjing bangsat! Kenapa sih tuh orang selalu ikut campur hidup gue?! Arghhh!"
Yeollin berteriak ga jelas di pinggir jalan. Ia sangat sangat benci dengan ayahnya. Ingin sekali ia bisa seperti kakaknya, tapi ia ga seberani Jaehyun untuk melawan apalagi membentak ayahnya.
"Lo kenapa Yeollin?"
Hee Rin menghampiri Yeollin yang berteriak dengan mengacak acak rambutnya.
"Ketahuan boong." jawab Yeollin dan membuka topeng yang menutupi wajah nya. Entah kenapa ekspresi Yeollin yang ketakutan ini lucu sekali.
"Tuhkan, yaudah ntar gue bantu ngomong." Yeollin cengir dan memeluk temannya itu. Betapa beruntungnya ia mendapatkan teman yang tetap setia disaat lagi kesusahan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Brother Jung
FanfictionGara gara datang ke club bertopeng itu, aku bahkan tidak tahu bibir ku pernah bersentuhan dengan saudara ku.