-Author's Point of View-
Bells are ringing. Qee berjalan bersama Zayn yang baru keluar dari kelas Music mereka, Niall dan Louis berada di kelas History , Fee dan Liam berada di kelas Spanish dan Harry sedang di Lapangan In door karena memang sekarang jadwalnya Physical Education.
Zayn dan Qee memang sengaja untuk menyamakan jadwal pelajaran mereka. Karena Zayn dan Qee saling mengahawatirkan satu sama lain.
Zayn dan Qee terus berjalan ke School Garden, tempat dimana Thunder Buddies selalu menunggu matesnya datang untuk pulang bersama. Qee menarik Zayn untuk duduk disebelahnya.
"Kak. I'm feeling not well deh"
"Kenapa Princess ? Apa kau ada masalah?" Zayn mengelus rambut Qee dan beralih merangkulnya.
" i dont know zayn. Aku tidak ada masalah apapun hari ini, kau tau kan kita selalu bersama setiap saat dan tidak ada apapun terjadi on today zayn." Kata Qee dengan sedikit muram." mungkin hanya perasaanmu saja lil sista." Zayn menangkup wajah Qee dengan tangannya yang besar sambil tersenyum, Dan beralih memeluknya.
Tak lama kemudian , Niall dan Louis datang.
"Hey mates! Hey love :)" Louis merangkul zayn dan mengacak rambut Qee pelan. "Uh. Berantakan Louis" rengek Qee. "Hey mate! , lou jangan berantakin rambut lil princess dong sebagai orang dengan rambut terkeren disini dan merangkap kakaknya kan sedih :(" kata Zayn. Qee memukul pelan lengan zayn dan mereka tertawa bersama.
-Harry Point of View-
Aku sudah selesai PE dan ingin segera bertemu my mates. Keluar dari lapangan aku menuju loker dan mengambil tasku. Aku melewati kelas Music dan sudah kosong, begitupun kelas History . Aku memepercepat langkahku.
"Hazzzz!!" Teriak seseorang yang kukenal. Yes, Its Fee. Fee berjalan bersama Liam. Mereka segera mempercepat langkah mereka dan menghampiriku , aku merangkul Fee dan Liam dan bersegera menuju school garden.
Aku melihat Zayn, Louis, Niall and my princess Qee. Zayn dan Lou sangat terlihat menyangi Qee. Mereka tulus seperti kakak dan adek. Memang Qee suka bermanja - manja dengan kami. Tetapi dia struggle dan strong enough untuk seorang lil princess.
"Hey guys! Hey sista" sapaku, mereka memberiku hi five dan team hug. Mungkin diluar kalian berfikir ini cemen sekali. But it must be the sweetest frendship.
"Biar aku yang menyetir haz... " kata qee. "Hei kecil, beraninya kau mau menyetir. Kalau kami celaka gimana?haha " goda Louis. "Nah gimana tuh qee masa cewe di rendahin, mereka mau bikin world war ke 3 apa?" Balas Fee sambil mendengus kesal. "Biarkan adek kecil ini menyetir teman. Tapi aku yang di depan." Tegas ku.
Akupun memberikan kunci mobil padanya. Zayn terus bercanda dengannya dengan berjalan menuju basement. Jujur aku iri dengan zayn. Ia bisa begitu manis dan memukau Qee dengan mudah.
- Qee Point of View-
Sesampainya di rumah, kami memasuki kamar kami masing masing dan berganti pakaian.
Aku mengganti pakaianku dengan dark grey crop tee dan sweat pantsku. Setelah itu aku turun kebawah. Dibawah sudah ada Fee. Aku merebahkan tubuhku di sofa dan meletakkan kepalaku di paha Fee.
"Whats wrong sista? Kau terlihat lemas?" Selidik Fee. "Im feelin' good enough kok love , but agak kurang enak badan" kataku sambil terus mengganti channel tv. "Nah you should take a rest sista" kata Zayn sambil mengangkat kakiku lalu ia duduk dan meletakkan kakiku di atas pahanya, kalau boleh jujur aku sangat bersyukur dengan mempunyai mereka . "Tuh dengerin kaka Zayn wkwk" goda Fee pada zayn, Zayn yang kesal hanya bisa mendengus.
Akupun bangkit dan memilih duduk bersandar di dada zayn. "Comfort enough eh?" Tanya zayn. Aku hanya mengangguk. Niall datang dan membawa cheese potato chipsnya aku beralih dan duduk diantara Zayn dan Niall. "Ni aku mau dong". Niall memberikannya kepadaku. "Nope aku cuma mau satu aja. tenggorokanku sakit".
"Kau gimana si Qee kok malah makan chips" sambung Harry. "Duh qee dikhawatirin tuh sama iting" canda Fee. Zayn memegang dahiku. Setelah itu ia bangkit dan kembali dengan membawa termometer . "Buka mulut" ucap Zayn tegas. Aku membuka mulutku dan zayn memasukkan termometer ke mulutku. "Hmm 35° celcius, cukup panas, ku kira kau kecapekan deh princess". "Nope Zayn aku ngga papa." Ucapku lirih.
Badanku mulai terasa lemas dan lesu , "aku akan ke kamar" aku pergi ke kamar dengan lemas , ditangga aku berpapasan dengan lou. "Kau kenapa love? " tanya lou. "kata Zayn aku demam."
"Lah kok kata zayn?" Kata lou. Dia beralih memegang dahiku. "Get well really soon darl aku tak bisa melihatmu seperti ini , melihat matamu yang sayu membuatku sedih. Mari ku antar kau ke kamar" aw sweet louis. "Jangan berlebihan lou hehe, ayo" kataku.
Aku berbaring dan louis mulai memasangkan selimut untukku. "Terimakasih louis " ucapku sambil tersenyum padanya. " sama sama baby gurl" ia mengelus rambutku dan mengecup dahiku. Ini sudah biasa mereka lakukan padaku karna mungkin aku yang paling kecil diantara mereka, seharusnya aku masih kelas 2 tapi aku mengajukan percepatan. Louis keluar dari kamarku.
Tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. "May i ?" Tanya zayn. " sure brother" kataku sambil tersenyum. "Ini kubawakan hot milk untukmu." Dia membantuku meminumnya dan berbaring disebelahku tanpa selimut. Seseorang kembali membuka kamarku. Itu haz. Dia mendekatiku , " get well really soon my sunshine" bisiknya ditelingaku. Dia menggeserku ke tengah tempat tidur kingsize ini. Zaynpun terpaksa bergeser.
"Aku juga ingin disini" kata harry. "Wah Har, mungkin kita besok bisa pindah ke kamar ini deh" kata Zayn.
"Apa apaan kalian ini , tapi no problem sih im happy karna thunder buddies selalu ada buatku." Balasku. Mereka memelukku.
Aku merasa bahagia.
Fee datang dan duduk di sofa panjang ku dengan niall dan liam. "Kalian kenapa bertiga di tempat tidur begini? Kasian Qee kan?" Kata Liam. "Nggak papa daddy , lagian mereka membuatku nyaman kok " balasku lembut. Zayn dan Harry menjulurkan lidahnya ke arah liam dan tertawa. Kuliat niall dan fee bercanda berdua di sofa. Biarkan saja ah.
Aku tertidur.
Esok hari
Ketika aku terbangun, aku menoleh sisi kiriku ada Zayn. Ampun aku meleleh dibuatnya. Di sisi kananku ada Harry , wajahnya seperti malaikat. Ya mereka merdua seperti malaikat. Aku menyayangi mereka seperi kakakku sendiri.
"Sudah puas memperhatikan kami love?" Goda harry sambil tetap mempertahankan matanya untuk tertutup. "Mungkin kamu tadi sedang membanyangkan wajah kami seperti malaikat kan?" Zayn menambahi. Aku hanya tertawa. Zayn menengakkan sandarannya begitupun harry. Harry memegang dahiku. Harry turun keluar kamar dan turun. Zayn mendekatkan dirinya padaku dan memelukku. "Jangan sakit ya, aku mau main nih" bisiknya lirih. Aku mengangguk dan memeluk zayn.
Harry kembali ke kamarku dan memasukkan termometer ke delam mulutku. "Demammu sudah turun! Yeay" dia memelukku dan zayn sekaligus.
"Habis ini kita jalan jalan yaa..." kata Zayn
"Terserahmu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let it Flow
Fanfictiona ONE DIRECTION fanfiction Biarkanlah ia mengalir seperti apa adanya.