Sore mengenalmu

39 4 1
                                    

Aku adalah seorang pecundang,aku orang terbodoh dimuka bumi,aku hanya seonggok daging yang bisa berjalan tanpa punya keberanian. Aku menyesal.

Kalian harus tau betapa bodohnya kisahku ini,kisah perasaan yang terlambat disampaikan. Kisah dimana pria bodoh yang tidak berani menyampaikan perasaannya kepada seorang wanita,hingga akhirnya ia terlambat. Pria itu aku,Gede Ramanda Adipratna atau sering dipanggil Nanda. Aku adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas kenamaan di Bali,yaitu universitas Udayana.

Namun cerita ini adalah cerita saat aku masih duduk di bangku SMA, tepatnya di SMA 1 Singaraja. Mungkin cerita ini akan sedikit panjang. Dimana aku bercerita tentang kisahku di penghujung SMA,kisah tentang aku dengan seorang wanita yang sangat aku cintai yang bernama Komang Nikta Prasetya,yang sering aku panggil Niknik(kecil-kecil dalam bahasa Bali).

Tanpa berlama-lama aku mulai saja kisahku ini yang diawali dari sebuah sore di tanggal 21 April 2015, pada ekstrakurikuler. Aku mengikuti ekstrakurikuler musik disekolah ku, maklum aku anaknya musik banget. Bahkan musik adalah jiwa dan darahku,aku tidak bisa satu hari tanpa musik.

Aku juga seorang gitaris dalam band yang aku bentuk bersama empat orang temanku yaitu Andi sebagai bassis, Gung De sebagai vokalis,dan Bram sebagai drummer,band ku bernama Artikular. Dengan genre rock and roll,kadang memainkan musik genre lain juga sih. Band kami telah mengikuti banyak event musik di daerah Buleleng,dan banyak mendapat juara. Oooh iya,saking sombongnya aku sampai lupa bercerita tentang Nikta,hehehe maaf ya.

Nikta adalah seorang gadis yang aku kenal dari sore di ekstrakurikuler musik. dia pindah dari ekstrakurikuler sastra,dia bilang tidak cocok dengan sastra.

Awal kami bertemu adalah ketika anak-anak lain latihan termasuk Nikta,aku dengan sombongnya masuk ke ruangan musik dengan lagak preman. Maklum aku merasa sombong karena aku orang yang berprestasi di bidang musik. Setelah itu aku diteriaki oleh seorang siswi sekaligus teman sekelasku yaitu Gina.

"Woee... Nanda, sombong kali lu. Sok preman kali" teriak Gina yang sangat jengkel dengan tingkah laku ku.

"Yeee,biarin. Toh juga gua yang nyumbang banyak piala disini" sahutku dengan sombong dan angkuh.

"Sombongnya ni orang ya tuhan"  sahut Gina dengan tatapan sinis dimatanya.

Setelah itu aku berjalan tanpa memperdulikannya.

Saat aku duduk sambil bermain gitar, seorang gadis yang amat sangat cantik bernyanyi dengan suara yang lembut dan merduuuu sekali. Saking merdunya aku sampai terperangah dan berhenti bermain gitar.

Setelah ekstrakurikuler selesai,aku tidak langsung pulang waktu itu. Aku mencari siapa wanita yang bernyanyi tadi. Setelah menunggu beberapa lama di pos satpam sambil bersenda gurau dengan pak Iwan (satpam sekolah).

"Nahhhh,ini dia nih yang aku tunggu dari tadi. Pak cantik gak pak?" Tanya ku pada pak Iwan sambil menatap wanita itu yang sedang berjalan.

"Siapa? Nikta?" Tanya balik dari pak Iwan.

"Oowwh, namanya Nikta. Kok bapak tau?" Tanya ku sedikit syok kok pak Iwan bisa tau namanya,aku aja gak tau.

"Ya kenal lah,dia itu ponakan bapak" sahut pak Iwan sambil menepuk pundak ku,dia sedikit tertawa.

"Oowwh.. yasudah pak aku beraksi dulu. Doain ya pak" kataku pada pak Iwan sedikit bergurau, padahal dalam hati ingin serius meminta restu.

Aku bergegas mengejar wanita itu,dan ketika berada sudah dekat dengan dia, timbul rasa tidak percaya diri dalam hatiku. Akhirnya aku memberanikan diri untuk berbicara dengannya

"hayy" kata pertama yang aku ucapkan padanya dengan penuh rasa malu-malu tapi mau.

Seketika dia menoleh padaku,dan berkata
"hayy. Yang tadi diteriakin sama Gina tu ya?" Tanya wanita itu yang membuat aku merasa sedikit malu bertingkah seperti tadi.

"Hehehe, iya. Biasa lah si Gina suka sirik sama aku" sahutku sedikit menunduk sambil menggaruk kepala.

"Oowwh" kata wanita itu sedikit cuek.

"Oowh iya,nama kamu siapa?" Biasalah aku basa-basi walau aku sudah tau namanya Nikta. Sedikit modus biar bisa megang tangannya.

"Aku Ramanda,kelas XII IPS 1. Panggilan aja Nanda" aku berucap sambil menyodorkan tangan padanya, berharap dia mau berkenalan.

Benar saja dia mau dengan kalimat
"Aku Nikta,XII IPA 3". Dia menyodorkan tangannya sembari tersenyum manis padaku.

Aku meraih tangannya dan menggenggamnya,dalam hatiku berkata "Tuhan, inikah rasanya memegang tangan malaikat".

Tangan Nikta halus bak kain sutra, berbanding terbalik dengan tanganku yang penuh dengan kapalan, mungkin Nikta merasa geli dengan tanganku.

Setelah perkenalan itu kami berjalan menuju parkiran sembari mengobrol santai.

"Nik, suaramu tadi lembut banget tadi,sumpah aku Sampek diem. Anjir bagus banget suaranya,gitu aku ngomong dalam hati"Kataku memuji suara Nikta yang benar-benar bagus itu.

"Aahh biasa aja Nan,jangan berlebihan gitu kali" sahut Nikta sedikit tersenyum manis bagai gulali.

"Yeee... Emang bener kok,kalok gak percaya tanya aja Mas Gatot"Kataku.

"Mas Gatot siapa?"tanya Nikta sedikit kebingungan.

"Itu kang siomay yang nongkrong depan sekolah".

"Lah,emang dia dengerin aku nyanyi tadi?" Tanya Nikta,dia sedikit tak percaya.

"Nggak sih rasanya,tapi siapa tau dia denger gitu" percakapan aku dengan Nikta yang sedikit bercanda membawa suasana sedikit akrab kami berdua.

Sesampainya kami ditempatkan parkir,aku menyempatkan diri untuk meminta nomor WA (WhatsApp) Nikta.

"Oowhh iya Nik,aku boleh minta nomor WA kamu? Siapa tau nanti band ku butuh pengisi suara cewek" kataku mengatasnamakan grup band,padahal mah itu modus doang,agar aku bisa mendapat nomor Nikta.

"Oowhh boleh dong. Catet ya Nan. 081235****38".

"Ok sip Nik,sampai ketemu besok ya Nik" kataku sebelum kita berdua pulang .

Kami berdua ke motor masing-masing dan berpisah. Aku kearah tibur Nikta kearah barat.

Hari itu hari yang sangat menyenangkan,aku bertemu dengan cewek yang cantinya bak bidadari dan bisa berkenalan dengannya. Aahh seandainya dia bisa jadi pacarku. Uuhhh,semoga saja.

Kisahku baru dimulai,jangan lupa baca kelanjutannya see u!!

365 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang