saksi kelas mata tajam

9 0 0
                                        

"Lia, Niktanya ada?" Tanyaku pada Lia. Dia temanku yang sekelas dengan Nikta.

"Iya ada, tu lagi ngerjain tugas. Emang mau ngapain Lo?" Tanya Lia sembari memakan cemilan rasa coklat yang bergantian masuk ke mulutnya.

"Enggak, ada urusan bentar"

"Lo mau modusin Nikta ya? Parah Lo Nikta tu anak polos, gak kayak Lo. Brengsek" sindir Lia mengejekku. Memang benar yang dikatakan Lia, aku sedikit brengsek. Bisa dibilang fuckboy lah. Aku juga pernah memacari Lia saat masih SMP.

"Anjir, bacot Lo. Udah aahh, gua ketemu Nikta dulu" sahutku lantas beranjak dari hadapan Lia.

Aku mendekati Nikta yang sedang mengerjakan tugas di bangkunya. Aku Seakan tak perduli dengan mata yang memandang ku dengan sinis. Ya aku tau cowok-cowok di kelas Nikta sedikit bermasalah dengan gang ku.

Aku duduk disamping Nikta yang tengah sibuk mengerjakan tugas Kimia. "Hayy" kataku lembut menyapa Nikta. Seketika Nikta terkejut dan menoleh aku dengan tatapan bingung.

"Lo ngapain disini?" Tanya Nikta dengan tatapan kebingungan sembari memegang pulpen berwarna pink yang berisi hiasan Hello Kitty.

"Gua kan janji buat nemuin Lo pagi-pagi, Tapi gak sempet tadi. Gua agak kesiangan ke sekolah. Nih coklat buat lo" kataku sembari menyodorkan coklat ke hadapan Nikta. Anggap saja tanda maaf dari seorang Ramanda Adipratna.

"Tau aja Lo kalok gua lagi badmood,makasi ya Nan" senyum yang terpancar dari wajah Nikta membuat hatiku sangat bersemangat. Dia langsung membuka coklat yang aku berikan dan memakannya dengan lahap.

"Oohh iya. Lo mau ngomongin soal musik kan? Tanya Nikta yang sedang memakan coklat yang sedikit belepotan.

"Iya, nanti sore Lo bisa ngumpul bareng anak-anak gak? Rencananya kita ajak Lo buat jadi vokalis ceweknya"

"Loh, trus Gung De gimana kalok gua masuk?" Tanya Nikta, langsung berhenti memakan coklatnya. Sepertinya dia tidak enak kalok Gung De harus menyingkir dari bandku hanya karena dia.

"Gung De tetep ikut, nanti lagunya duet Lo sama Gung De. Lo ngisi sekitar 3 lagu" jelasku kepada Nikta dan dia mengangguk mengiyakan ajakanku.

"Nanti jam berapa Nan? Gak Sampek malem kan?"

"Enggak kok Nik, tenang aja. Gua juga gak bisa kalok Sampek malem. Paling pulang sekolah langsung ke caffe Loginsgo" jelasku pada Nikta, Nikta mengangguk dan menyuruhku untuk menunggunya nanti.

Bel masuk kelas pun berbunyi, aku beranjak dari kursi samping Nikta. Aku langsung ke kelas setelah berpamitan dengan Nikta. Di depan kelas Nikta aku di hujani dengan tatapan penuh kebencian dari beberapa siswa yang ada disana. Tapi dari sekian tatapan mata itu, ada satu yang paling aku tidak suka, tatapan mata Raynaldi. Aku dan dia selalu bersaing dalam urusan perempuan, tikung menikung sudah jadi perlombaan bagi kami. Sedari kelas kelas 10 aku selalu bersaing dengannya, dia pernah menikung ku dua kali. Aku tidak mau kalah, aku menikung pacarnya sudah tiga kali. Nama Keynia sempat menjadi bahan rebutan kami, sudah tentu aku yang menang karena Keynia suka cowok yang jago main musik, dan Reynaldi tidak punya skill itu.

Aku bergegas turun tangga dan menuju kelas tanpa memperdulikan Reynaldi yang terus menatapku, begitu pula dengan anak-anak lainnya. Sesampainya di kelas aku mendengar berita yang membuat seisi kelas riuh lagi. Bukan karena tugas atau ulangan, tapi kali ini riuh kebahagiaan yang muncul. Apalagi yang disukai siswa selain jam kosong, iya Jam kosong bisa membuat seisi kelas bahagia dan bersorak.

Aku berencana mengajak Dimas ke lab komputer. Aku ingin bermain komputer dan mencari AC, cuaca Buleleng sangat panas apalagi sekarang siang hari.

"Mas, skuy lab. AC enak kayaknya nih" rayuku agar Dimas mau ke lab komputer bersamaku.

"Okeh, ajak Ilham sekalian. Gua mau belajar ngedit bareng dia, mumpung gua bawa flashdisk. Vidio gua kemarin belum gua edit" sahut Dimas mengiyakan ajakanku. Ilham pun mengiyakan dan kami bertiga pergi ke lab komputer. Kami menyempatkan diri untuk membeli cemilan dan minuman ringan, aku ingin bermain game yang sebelumnya pernah aku download di komputer sekolah itu.

Sampailah kita di lab komputer. Kebetulan disana ada dua siswi yang sedang mengerjakan tugas makalah. Aku rasa dia adik kelas.

"Hay, lagi buat apa?" Tanya Ilham genit ke dua cewek itu.

"Ini kak, lagi buat makalah" sahut salah seorang cewek yang nampak lugu tapi cukup manis jika dilihat.

"Ilham, kamu jangan genit. Nanti aku aduin loh ke Ratna. Mau kamu gak dikasi jatah?" Ejek Dimas kepada Ilham. Dimas tau Ilham Sangatlah bucin, dia pernah tidur bareng dengan Ratna. Yaa kalian taulah apa yang kedua anak muda itu lakukan.

Aku tak mempedulikan mereka yang sibuk adu rayu dengan kedua wanita itu. Aku lebih memilih membuka komputer dan segera log-in game yang sudah aku keluh-keluhkan dari tadi. Untung saja tidak ada guru yang tau kalau komputer itu berisi game yang selalu aku mainkan setiap ke lab komputer.

"Wooeee, Lo berdua. Udah adu rayunya, biarin mereka ngerjain tugas. Mending Lo ambilin gua remote AC, gerah nih ACnya gak hidup" cuitan ku agar mereka berhenti mengganggu cewek-cewek itu dan segera menghidupkan ACnya.

Setelah mereka merasa bosan bermain komputer setelah tiga jam berada di dalam lab.

"Gua bosen nih,mending ke kelas yuk. Bentar lagi jam istirahat, gua mau tidur bentar" ajakan Dimas yang terlihat beberapa kali menguap dari tadi. Aku dan Ilham mengiyakan, kami lantas ke kelas.

"Monyet edan, tega-teganya Lo bertiga gak ngajak gua ke lab. Memang teman laknat Lo bertiga" celotehan Arifan sugoro alias Muluk (Lemak dalam bahasa Bali) Arifan memang gebuk, itu sebabnya dia dipanggil Muluk.

"Aahhh, Lo tadi kemana aja? Jadi gua tinggalin aja Lo" sahutku cuek sembari membaringkan kepala di meja dengan berantakan tas.

Bel pulang sekolah berbunyi, Dimas langsung berteriak "Bu. Udah bel" ibu Seny menyuruh memasukkan buku dan kami semua bergegas pulang.

"Hey, Nan" tepukan terasa di punggungku. Cukup keras, namun terasa seperti tangan perempuan. Heemmm, aku bingung untuk beberapa saat. Tapi setelah menoleh, aku terkejut karena ada sesosok wanita cantik yang dua hari ini aku suka. Iya, dia Nikta. Aku menoleh dan mengajaknya mengobrol.

"Oooh iya, yuk berangkat bareng gua aja. Entar baliknya aja Lo ambil motor" ajakanku kepada Nikta agar berangkat bareng aku saja, itung-itung ngirit bensin plus modus biar bisa bonceng Nikta. Hehehe,dasar cowok.

"Heemmm, gimana ya Nan"

Lanjut besok lagi,dah ngantuk aku. Babai...jangan lupa vote ya:)

365 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang