2

18 2 0
                                    


Di dalam kelas yang tadinya ribut saat ini telah sunyi karena kehadiran Pak Juju yang sudah memulai pelajaran

Tok tok tok

"Permisi" Kata orang yang berada di luar pintu kelas
"Iya, Eh Bu Maya, masuk Bu" Sapa Pak Juju kepada Bu Maya selaku wali kelas XII MIPA 6

"Maaf mengganggu ya Pak, saya mau cari Daffin, ada? " Tanya Bu Maya ke anak muridnya
"Ngak ada Bu guru" Jawab Joko ketua kelas

"Emngnya Daffin ndak masuk? " Tanya Bu Maya lagi
"Masuk Bu, tapi kayak biasanya bolos Bu Guru" Kaisya langsung menjawab dengan spontan

"Astagfirullah, kalau gitu Bu Guru pergi dulu, mari Pak" Bu Maya keluar dengan kepala nya yang di geleng-gelengkan

"Pak Guru baru sadar kalau si Daffin ini ndak ada di kelas" kata Pak Juju sambil menduduki kursi guru yang sudah di sediakan di depan kelas
"Joko, nanti suruh Daffin ke meja saya di ruang guru" Lanjut Pak Juju sambil membereskan buku-buku yang dibawanya di atas meja dan berdiri

"Baiklah, waktu Pak Guru tinggal 5 menit lagi, bonuslah untuk kalian, yang mengantuk-mengantuk ini" Kata Pak Joko sambil melihat siswa yang di maksudnya
"Sekian dari Pak Guru, Assllamu'allaikum, selamat pagi" Lanjut Pak Joko dan meninggalkan ruang kelas

Kelas yang sepi tadi mulai ribut setelah Pak Juju meninggalkan kelas

"Emang ya si Daffin, ndak ada kapok-kapoknya, bolos ngak ngajak lagi" Kata Angga yang berbicara dengan Andre

"Iya nih, tu orang kemana ya? " Balas Andre yang berdiri dan keluar kelas di ikuti Angga di belakangnya
"Pasti di markas nih" Jawab Angga dan pergi bersama Andre ke tempat yang dia sebut tadi

Dan benar saja, Angga dan Andre yang baru saja sampai di Markas yaitu Kantin Pak Anem melihat Daffin yang memainkan gitarnya dengan santai

"Woy, lo kok ngak ngajak-ngajak bolos sih Fin? Ngantuk beneeeer gw di kelas ngelihat angka-angka yang berterbangan" Keluh Andre memegang kepalanya

"Pak Nem, pesan es mangganya satu" Ucap Angga yang memesan es dari tempat duduknya
"Lo emang ndak pernah berubah ya Fin, kapan sih lo sadar, lo tau sekarang dia sudah satu sekolah sama lo, dah 1 tahun setengah lagi" Angga memang sahabatnya yang selalu menasehati Daffin untuk berubah tapi tetap saja tidak ada perubahan

"Iya selow kali, gw juga tau" Jawab Daffin yang masih memetik gitarnya
"Serah lo dah, eh btw lo tadi di suruh ke meja Pak Juju, gw ke kamar mandi dulu" Angga langsung pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu

"Lo diam di sini aja" Kata Daffin yang melihat Andre berdiri dari kursinya
"Siapa yang mau pergi, gw mau mesen es, haus nih"

"Pak Nem, pesen es nya rasa Jeruk"
"Oke siapppp" Jawab Pak Nem sambil hormat ke arah Andre

Di lain tempat Kaisya sudah gusar karena Laura (Bunda Kaisya) Mengirimkan pesan kalau dua hari lagi dia akan bertemu dengan cowok yang akan di jodohkan dengannya

Kaisya memang sudah di jodohkan dengan laki-laki dari anak teman Ayahnya sejak kecil, tapi sampai detik ini, dia belum pernah bertemu dengan laki-laki yang akan di jodohkannya

Pernah waktu itu Kaisya di suruh bertemu dengan cowok yang di jodohkannya di taman Payung, tapi sesampainya di sana dia tidak melihat siapa-siapa dan akhirnya memutuskan untuk pulang saja

Wajahnya saja belum dia ketahui, Kaisya tidak pernah bertanya lebih lanjut lagi ke kedua orang tuanya, awalnya Kaisya menolak dan kabur dari rumah

Tapi Kaisya tidak sejahat itu yang meninggalkan Bundanya yang tiba-tiba sakit karena kepergiannya

Terpaksa sudah, dia balik ke rumah dan menerima perjodohan yang sangat kuno itu

Sampai suatu malam dia mendengarkan Ayah dan Bundanya membicarakan masalah perjodohan itu

"Woyy" Kaisya yang sedang melamun saat itu kaget karena teriakkan Yasya di telinganya membuat jantungnya hampir saja copot
"Ini balasan karena waktu itu lo ngagettin gw" Kata Yasya dengan senyum jahilnya

Kaisya hanya diam saja dan tidak memperdulikan ocehan sahabatnya yang bikin rusuh itu, kali ini dia hanya memikirkan tentang perjodohan itu saja

♡♡♡

Saat ini Kaisya sedang berjalan ke kantin sendirian karena Yasya izin untuk pulang duluan karena mendapatkan kabar duka jika neneknya baru saja meninggal, saat sibuk-sibuknya melamun di jalan Kaisya di tarik ke arah lorong yang sepi oleh seseorang yang tidak di ketahuinya karena orang itu tidak membalikkan kepala kearahnya

"Auhh lepasin gw"
"Diam! " Bentak orang itu dengan membalikkan kepala dan memperlihatkan wajahnya

"Apa an sih, gw bilang lepas ya lepas" Tak mau kalah Kaisya juga meninggikan volume suaranya

"Lo ya, mau main-main sama gw" Lanjut orang itu dengan tangannya menyentuh tembok dan mengurung Kaisya supaya tidak pergi
"Minggirrrr! Gw laper" Kata Kaisya dengan memukul dada pria yang berada di depannya untuk menjauh

"Diam! Dan jangan banyak bicara" Ujar orang itu dengan matanya yang menatap tajam ke arah Kaisya
"Gw bilang awas" Bentak Kaisya dengan volume yang di perbesar lagi dengan ekspresi wajah yang memerah dan jantung yang berdetak lebih cepat dari sebelumnya karena laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Kaisya

Dapat Kaisya rasakan hembusan nafas yang memburu dari laki-laki yang sudah sangat dekat dengan tubuhnya

Cup

Orang itu tiba-tiba saja mencium Kaisya sekilas

"Ini karena lo yang selalu pengelocor" Ucap laki-laki itu dengan senyum yang di angkat sebelah dan pergi meninggalkan Kaisya yang diam mematung sambil memegang bibirnya

"Firt kiss gw" Lirih Kaisya pelan
"DAFFINNNNN" Teriak Kaisya pada Daffin yang sudah mulai menghilang dari pandangannya

♡♡♡

Setelah kejadian di lorong tadi, Kaisya diam saja sambil memegang bibirnya, ciuman Daffin tadi masih terasa pada bibir tipisnya

"Aaaaaaa ciuman pertama gwwwww" Kaisya membuang bantal dan gulingnya ke sembarang arah di kamarnya"

"Aaa ngak mauuu" Lanjutnya lagi

Ting

Preman

Ternyata bibir lo manis, lain kali gw rasa lebih dalam lagi

Diam lo! Lo dah ambil firts kiss gw

Selow, nanti kalau lo mau minta tanggung jawab karena gw sudah ambil ciuman pertama lo, gw siap kok

Anjing lo

Muacchh

Read

Kaisya tidak mau melanjutkan chatnya dengan Daffin yang membuat darahnya menjadi lebih tinggi lagi

Daffin memang begitu, dia selalu saja mengganggu Kaisya dengan kejahilan dan membuatnya emosi

Seperti waktu itu, Kaisya yang sedang menulis di ganggu dengan mejanya yang di dorong ke sana ke sini membuat buku Kaisya tercoret-coret

Tidak pada waktu itu aja, Daffin juga menyembunyikan sepatu Kaisya dan menaruhnya di atas pohon mangga yang berada di depan kelasnya

Dan masih banyak kejahilan yang di terima Kaisya sejak Daffin pindah ke kelasnya

Awalnya Daffin berada di kelas MIPA 8 tapi seperti biasanya dia selalu berbuat ulah di sana dan akhirnya dipindahkan ke kelas MIPA 6

Untung saja Kaisya orangnya tidak terlalu perduli dengan tingkah aneh dari Daffin

♡♡♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Husband a bad boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang