Chapter 3

277 131 19
                                    

"Bim!"

Panggilan itu membuat Bima yang sedang berjalan di koridor menuju kelas reflek membalikkan badannya.

"Iya, kenapa Des?" tanyanya disertai senyum simpul kepada Dessi yang barusan memanggilnya.

"Nanti kamu pulang sama siapa bim?" tanyanya peda Bima.

"Belum tau sih, emang kenapa?" jawabnya balas bertanya pada Dessi.

"Kalo kamu sendiri, aku boleh nebeng ga?" pintanya pada Bima.

"Gue usahain ya, Des" jawabnya.

"Oke, Bim" ucap Dessi dengan senyum manisnya.

Bima hanya manjawabnya dengan senyuman singkat, lalu berbalik sambil melenggang pergi menuju kelasnya.

🌸🌸🌸

Suasana kelas XII IPA 2 saat ini sangat berisik. Hal itu sebab guru yang seharusnya mengajar saat ini berhalangan masuk.

Di dalam kelas para siswa sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Para murid perempuan ada yang membuat kumpulan-kumpulan kecil untuk bergosip ria. Sedangkan sebagian para murid lelaki sibuk di bagian belakang kelas dengan menghadap satu layar ponsel, entah mereka sedang menonton apa. Ada pula yang memanfaatkan waktu untuk mengistirahatkan diri dengan tidur.

Di bagian depan kelas, Ara dan tiga temannya sibuk berbincang tentang hal yang tidak terlalu penting.

"Ra?" panggil Tia pada Ara.

Ara yang merasa terpanggil lantas menoleh pada Tia dengan pandangan bertanya.

"Lo ama Bima dari kapan sih temenan?" tanyanya pada Ara.

"Dari TK" jawabnya santai.

"Terus, sampe sekarang lo masih betah temenan sama dia?" Tanyanya, sambil menoleh ke samping tempat Bima dan teman-temanya sedang tidur dengan menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Betah-betah aja sih" jawabnya. "emang kenapa lo nanya?" Tanyanya bingung dengan pertanyaan Tia yang menurutnya aneh.

"Ya, ga papa, sih--" jawabnya terpotong. "Tapi, gue bingung deh Ra, lo ama dia, emang, ga ada perasaan spesial gitu?" tanyanya mulai kepo.

Ara tidak terlalu menanggapi ucapan Tia barusan. Karena sudah banyak yang bertanya demikian, padanya, maupun pada Bima.

"Iya, Ra, gue juga bingung nih. Soalnya lo ama Bima tu kaya orang pacaran tau ga?" Ujar lala ikut nimbrung.

"Iya, Ra, jawab dong!" Pinta Tia mendesak.

Sedangkan Nia, gadis itu hanya diam memperhatikan sambil memakan jajanan yang tadi dia bawa dari rumah.

"Gini yah, temen-temen gue yang cantikk. Gue kan, udah sering bilang kalo, gue, gak ada perasaan apa-apa sama Bima, temen doang!." Jawab Ara dengan nada kesal.

Ketiganya hanya menatap Ara dengan memicingkan mata, curiga.

"Masa sih? Tapi gue tetep gak percaya!" Ucap Lala membantah perkataan Ara.

"Terserah lo, deh La! Lo semua kan pada tau, kalo Bima pacaran sama Dessi. Ngapa pada bawa-bawa gue coba!?." Jawabnya.

"Iya, sih, Ra. Tapi sifat Bima ke elo, sama ke Dessi tu beda banget, tau, Ra?" Ucap Nia mulai ikut dalam pembicaraan mereka.

BIMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang