PROLOG

2.1K 224 27
                                    

Aku menguap lebar dengan malas kemudian kembali mengucek mata yang sudah semakin berat. Ah..padahal seharian ini sudah lebih dari 12 jam aku habiskan untuk tidur.  Tapi rasanya tetap saja seperti aku sudah tidak tidur seminggu

Aku berusaha fokus dengan tulisan yang sedang kugarap untuk Novel berikutnya. Targetku seharusnya bulan ini sudah selesai,tapi Krn seminggu ini aku justru asyik menonton kembali beberapa anime lama,masih ada sekitar 4 bab lagi yang belum selesai kutulis. Sekarang aku menyesal tidak mendengarkan Omelan editor Minggu lalu.

"Uwah...lapar.." Gumamku mengusap perut. Dari tadi malam aku memang belum makan apapun. Dengan nalas aku beranjak dari meja kerja menuju dapur.

Haah... Sudah kuduga,inilah batasnya aku mengandalkan semua simpanan ku sejak pindah rumah. Tidak ada makanan yang tersisa sekarang bahkan tikus pun akan malas menyusup ke kulkas ku ini.

Baiklah,tiba saatnya bagiku untuk keluar rumah setelah sebulan mengurung diri. Entah kenapa ini terasa sedikit menegangkan.

Aku segera pergi menuju minimarket yang tidak jauh dari apartemen tempat ku tinggal.

Dalam perjalanan pulang aku hanya melamun,memperhatikan kegiatan sore orang-orang komplek yang semuanya tampak bahagia. Dan tiba-tiba mataku terpaku pada sekumpulan anak yang sedang bermain bola voli di salah satu halaman rumah teman mereka diseberang jalan.

Bola Voli ya... Kapan terakhir kali aku menyentuh benda itu?

Dulu,saat pertama kali menonton Haikyuu-sepertinya saat itu aku kelas 8,dengan semangat aku langsung bertekad akan berlatih voli dan mengikuti pertandingan nasional. Dan memang semenjak itu aku sering mengikuti kegiatan klub voli dirumah maupun disekolah. Sampai akhirnya bahuku cidera,aku tidak bisa mengangkat tangan lebih tinggi dari kepala. Padahal posisiku middle blocker (iya aku dibilang cukup tinggi). Dan akhirnya karena itu aku berhenti bermain.

Haah,aku iri dengan anak-anak itu...

Saat berpikir seperti itu,seseorang tiba-tiba berseru.

"Nak,Awas!!!"

Aku spontan mendongak keatas,dapat kulihat seorang ibu-ibu dari atas balkon lantai dua rumahnya memasang wajah panik menatapku. Apa dia memanggilku? Sebelum aku sadar apa maksudnya,tiba-tiba aku merasakan pukulan keras menghantam kepalaku. Seketika aku oleng,kemudian tanpa sadar melangkah keluar jalur pejalan kaki.

Pandanganku mulai buram, tapi aku bisa melihat bahwa ternyata yang menghantam ku adalah bola voli anak-anak tadi. Siapapun yang memukulnya,harus kuakui pukulannya luar biasa. Dia pasti bisa jadi pemain hebat. Aku akan memujinya nanti.

Tapi sepertinya tidak akan sempat kulakukan.

Pandanganku semakin memudar seiring terlihatnya sebuah truk besar melaju kencang kearah ku,bahkan sepertinya kecepatannya diluar normal.

Pengemudi yang mengantuk,memang sering menjadi penyebab kecelakaan.

BRAKK!!!

Ah,apa ini akhirnya? Apa ini saatnya aku meninggalkan dunia?

Tulisanku masih belum selesai,editor pasti akan memarahiku. Aku juga belum sempat mengunjungi ayah dan ibu. Sudah lama aku tidak ikut reunian. Bagaimana kabar teman-teman ya?

Eh,apa aku punya teman?

Hidupku kan hanya kuhabiskan dirumah,menonton anime dan mengurung diri di kamar.

Bahkan walau sekarang aku serius mencari uang,apa itu tidak bisa membuat umurku menjadi panjang?

Kalau tau begini,aku akan memanfaatkan waktuku sebaik-baiknya,aku akan berteman dengan siapa saja, aku akan lebih serius menekuni bola voli,aku akan menjadi kakak yang baik untuk ketiga adikku yang masih sekolah,aku akan membanggakan orang tuaku.

Seandainya ada kesempatan kedua....

=∆=∆=

"Ricchan,Ricchan!! Asobo!!"
"Osamu,Atsumu,kalian jangan ribut. Main saja diruang tengah."

Uhh...suara siapa? Apa aku masih hidup?

"Ritsu sedang tidur?"

Kenapa dia tahu namaku? Aku tidak kenal suara orang tua seperti ini. Apa ini surga?

"Iya,dari tadi dia masih tidur,astaga anakku manis sekali!"

Ha? Anak?

Perlahan-lahan aku mulai bisa membuka mata,seberkas cahaya langsung menyusup kedalam mataku. Dan kini dapat kulihat seseorang wanita sedang menggendongku,menatapku hangat.

Tunggu,menggendong??!!

"Wah,dia bangun... Ritsu sayang,tidurnya nyenyak?" Seorang pria terlihat menatapku ramah. Dia mengusap kepalaku dengan tangan besarnya. Apa-apaan ini,kenapa mereka semua terlihat besar?

"Dia pasti akan jadi anak yang kuat,sejak dia lahir aku jarang sekali mendengarnya menangis,tidak seperti si kembar." Si pria tertawa.
"Haha kau benar,Ritsu besar nanti pasti dapat diandalkan." Wanita itu mencium puncak kepalaku gemas.

Oke,sekarang aku paham.

Apa aku jadi bayi?

[Hiatus] Haikyuu and Me! [Haikyuu X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang