Musim cinta yang rumit.
Semua berawal dari pertemuan kita tanpa sengaja di musim dingin.***
London, 22 December
Diluar sana salju telah turun sedikit demi sedikit, karena musim dingin telah tiba. Hawa dingin mulai menyurusuk kedalam kulit bahkan hingga tulang . Saat ini suhu menunjukkan satu derajat celcius, tapi tidak dipungkiri jika semakin malam suhu semakin turun.
"Dingin ya?" tanya Putri yang menyadari bahwa Gaby sedari tadi mengelus lengannya.
Hana yang mendengar perkataan Putri memutar bola matanya malas. "Enggak usah ditanya lah Put, kalau salju udah turun pasti dingin lah."
"Bener tuh. Gue nggak nyangka bakalan sedingin ini," ucapnya sambil sedikit menggigil.
"Salah siapa juga cuma pakai sweater doang," omel Hana yang dibalas cengiran khas milik Gaby
Kring!
Bel pintu berbunyi, tanda ada seseorang yang masuk kedalam. Sekarang mereka bertiga sedang berada di rumah makan khas Indonesia yang menyediakan segala macam makanan kampung halaman mereka. Mulai dari rendang sampai ke tahu goreng tersedia disana. Jadi tidak perlu khawatir, jika di London mereka sedang merindukan masakan kampung halaman mereka.
Baru saja seorang laki-laki masuk kedalam menggunakan jaket tebal yang menyelimuti tubuhnya. Namun itu semua tidak dapat menyembunyikan paras nya yang rupawan. Rahang yang tegas, mata yang tajam dan bibir yang merah merona tanpa polesan apapun.
"Enggak nyangka jodoh gue ketemuannya di rumah makan kaya gini," ucap Hana membuat kedua sahabatnya itu menatap Hana dengan sinis. Aneh, padahal mereka tidak ada hubungannya.
"Sudahi halu mu Han."
"Toko baju di deket sini enggak ada ya?" tanya Gaby memecah keheningan. Karena ia menyadari tubuhnya sudah tidak kuat lagi menahan dinginnya malam apalagi sekarang suhu sudah turun lagi.
Haitchu!
Gaby bersin dengan suara yang lumayan keras, membuat beberapa orang disana melihat kearah mereka.
"Gue nggak tahan. Gue cari toko baju deket sini dulu deh," pamit Gaby dan akhirnya keluar hanya dengan menggunakan sweater hitam polos tanpa menggunakan penghangat tambahan apapun.
Gaby kuat terburu-buru dan mencoba mencari toko baju yang masih buka. Namun nihil, tidak ada toko yang buka sama sekali. Padahal dirinya sudah sangat kedinginan.
Tiba-tiba ada seorang laki-laki menghampiri Gaby dan melepaskan jaket nya.
"Pakai aja," ucapnya sembari memberikan jaket yang ia kenakan ke tangan Gaby. Gaby hanya melihat nya cengo, masih tidak percaya. Sangat tampan, itu pendapat Gaby atau bahkan semua orang yang bertemu dengannya untuk pertama kali. Setiap inchi di wajahnya tampak terpoles sempurna. Indahnya ciptaan Tuhan satu ini.
"Jam segini udah nggak ada toko buka. Kalau mau ngembaliin, saya setiap hari makan disini."
"Kok tahu, kalau saya orang Indonesia?" tanya Gaby bodoh.
"Rumah makan khas Indonesia. Rata-rata yang makan disana orang Indonesia," ucapnya dingin dan ketus, lalu segera meninggalkan Gaby yang masih termenung menyadari kebodohannya.
"Bodoh banget ya?" tanya nya sembari memukul kepala nya sendiri. Bagaimana dia bisa sebodoh itu? Apakah itu pengaruh pesona tampan miliknya?
Gaby menggeleng-gelengkan kepala nya mengusir pikiran yang tidak penting dan tersenyum. Sepertinya dia mulai jatuh cinta, diawal musim dingin dengan pria berhati dingin. Tapi satu yang Gaby lupa ...
"BELUM KENALAN!"
***
Jangan lupa untuk pencet tombol bintang, dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak.
( 💬 + ⭐ )
Welcome to the 'Season of Love'
KAMU SEDANG MEMBACA
[TELAH TERBIT] Season of Love
Teen FictionPetualangan musim cinta milik Gabriella Chartlotte Arabella dengan seorang pangeran berhati dingin, namun penyuka anak kecil. Mampukah mereka melewati segala musim cinta yang menimpa mereka?