Cinta memiliki harapan yang indah. Semoga bukan cuma aku yang merasakan cinta ini, melainkan dia juga. Walaupun harus menunggu sampai tua, aku tetap bersedia.
-GCA-
***
London, 25 March
Musim dingin sudah berlalu. Tampak bunga-bunga bermekaran, dan banyak binatang yang bangun dari hibernasi nya. Waktu sudah berlalu dengan cepat. Tapi, sudah lama juga Gaby tak bertemu sang pangeran itu, setelah Gaby mengucapkan kata itu, Gaby tak ingin menyebutkan nya lagi. Sangat memalukan. Atau jangan-jangan Leo tidak suka Gaby mengatakan itu? Atau Leo memang mencoba menjauhi nya?
Gaby menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengusir pikiran buruk itu. "Itu nggak mungkin," ucap Gaby menyemangati dirinya sendiri. Namun sepertinya tidak ada gunanya, Gaby tampak sedikit lesu sembari menekuk wajahnya.
Sekarang tujuan Gaby hanya ingin menuju taman, dan melihat bunga-bunga bermekaran indah. Mungkin itu jauh lebih baik daripada harus memikirkan Leo lagi.
Gaby segera duduk di kursi yang tersedia di sana. Gaby menatap bunga-bunga kecil yang bermekaran. Tampak sangat cantik. Gaby tersenyum lebar sembari menikmati semilir angin yang menyejukkan.
Mata Gaby menyapu seluruh taman. Dan manik matanya berhenti di sebuah kursi panjang yang di duduki oleh seorang pria dan seorang perempuan. Namun wajah pria itu tidak asing lagi, dan Gaby yakin itu Leo.
Nyali Gaby sedikit menciut ketika melihat Leo bersama perempuan yang terbilang sangat cantik. Gaby menghela nafas kasar, sudah kalah telak. Ingin rasanya berteriak, namun Gaby sadar tempat.
"Eh kakak cantik," sapa Mario ketika melihat Gaby sedang duduk di sana. Ternyata Mario sedang jalan-jalan bersama ibunya.
"Eh tante. Jalan-jalan ya?" tanya Gaby dan mencium punggung tangan Yuni—Mama Mario.
"Masa yang ditanyain mama doang. Mario nggak ditanyain?" sebal Mario kemudian mengerucut kan bibirnya. Tampak sangat menggemaskan bagi semua orang.
Gaby tertawa kecil dan mengusap kepala Mario."Mario jalan-jalan ya?" tanya Gaby dengan sedikit kekehan kecil.
"Iya Kak Gaby! Tadi Mario jalan-jalan di sana, lihat banyak hewan lagi jalan-jalan juga tahu! Bunga nya juga mekar gitu, cantik banget, kayak Kak Gaby!" ucap Mario antusias. Gaby yang mendengar nya hanya tertawa begitupun Tante Yuni.
"Sendirian aja By?" tanya Tante Yuni sembari menatap Gaby. Gaby hanya tersenyum polos.
"Putri sama Hana masih ngorok Tante," jawab Gaby yang mendapat tertawaan dari Tante Yuni.
"Bisa aja kamu," kata Tante Yuni dan menyudahi tawanya.
"Tante Yuni?" tanya seseorang membuat mereka bertiga menoleh. Ternyata itu Leo dengan seorang perempuan cantik yang duduk bersama nya tadi.
"Leo? How are you boy? Long time no see," ucap Tante Yuni dengan senyum lebar, sembari menjabat tangan Leo dan perempuan disebelahnya. Sedangkan Gaby hanya menatap mereka dengan perasaan campur aduk.
Rasanya hati Gaby seperti terbakar, apakah ini cemburu? Tidak mungkin. Bahkan mereka cuma sebatas teman. Teman? Mungkin Leo tidak menganggap Gaby sebagai temannya, hanya sekedar kenal. Itu sudah cukup.
"Who is she? Your girlfriend?" tanya Tante Yuni membuat Gaby membelalakkan matanya. Mungkin ini alasan nya Leo menghilang dari penglihatan Gaby akhir-akhir ini.
"Mama ngawur tau! Pacarnya Kak Leo itu Kak Gaby!" cerocos Mario membuat Gaby melongo tak percaya, sejak kapan Mario tahu tentang pacaran?
"Mario nggak boleh gitu," kata Tante Yuni memarahi anaknya yang polos itu.
"Bukan kok tante. Cuma temen," ucap Leo canggung. Perempuan itu tersenyum dan menjulurkan tangannya.
"Dita tante," ucapnya ramah sembari tersenyum. Cantik. Itu yang ada dipikiran Gaby.
"Dita." katanya membuyarkan lamunan Gaby. Gaby sedikit gugup, dan menjabat tangannya. "Gaby." jawab Gaby tersenyum canggung.
"Gaby ya?" tanya Dita sembari tersenyum dan menatap Leo singkat. Entah mengapa tatapan itu memiliki arti khusus. Namun, Gaby hanya bisa tersenyum singkat. Gugup sekali, itu yang dirasakan Gaby.
"Asli Indo juga ya?" tanya Tante Yuni sedikit bingung. Perempuan cantik berparas bule bisa berbahasa Indonesia?
"Asli London tante. Tapi pernah tinggal di Indonesia selama tiga tahun," jawab Dita yang diangguki kepala oleh Tante Yuni.
"Oh, kalau gitu tante duluan ya. Seneng-seneng dulu aja di sini," setelah mengucapkan itu Tante Yuni dan Mario beranjak pergi.
"See you kak Leo! See you juga kak Gaby!" teriak Mario saat sedang berjalan dengan Mama nya menjauh.
"Pacarnya Leo ya?" tanya Dita membuat Gaby sedikit terkejut. Gaby menggelengkan kepalanya, dan tersenyum canggung.
"Bukan kok," jawab Gaby yang sangat terlihat bahwa dirinya sedang ketakutan. Entahlah, rasanya takut bahwa Dita memang benar merupakan pacar Leo. Terdengar menyakitkan.
"Gue duluan ya," pamit Gaby sembari meninggalkan mereka.
"By, gue mau ngomong bentar boleh?" tanya Leo tetap dengan nada dingin nya. Kapan Gaby dapat mendengar Leo berkata hangat? Mustahil.
"Boleh." jawab Gaby semangat. Entah kenapa dirinya merasa benih cinta yang ia tabur telah tumbuh. Berharap sedikit tidak apa-apa bukan?
"Leo, gue harus pulang sekarang. Anterin ya?" sela Dita membuat Leo yang tadi mengajak Gaby berbicara, mulai berhenti. Tampaknya Leo bingung memilih berbicara dengan Gaby atau mengantarkan Dita pulang.
Gaby menghela nafas berat. "Anterin Dita pulang aja. Gue nggak sempet juga, udah mepet jam," ucap Gaby setelah itu ia segera beranjak dari sana tanpa mengucapkan kata apapun. Gaby berjalan dengan dada yang terasa sedikit sesak.
Belum menjadi pacar saja sudah sesulit ini, apalagi kalau sudah menjadi pacarnya? Sesulit apa nanti. Gaby menggeram kasar. Ingin rasanya ia membunuh perlahan cinta itu. Namun, cinta memang tak bisa dipaksakan. Semua terjadi tanpa ada yang mengetahui nya.
Gaby tersenyum kecut. Tampaknya kisah cinta nya tidak akan berjalan sempurna seperti yang tertulis di dalam cerita-cerita romansa.
Namun yang Gaby tahu, tepat di saat musim semi tiba, di saat itu juga cinta Gaby bersemi. Walaupun mungkin yang merasakannya hanya Gaby, tidak apa-apa. Tidak semua kisah cinta berujung indah.
Walaupun harus menunggu lama, Gaby siap. Terdengar sangat konyol. Namun memang itu kenyataan nya.
"Semoga bukan gue aja yang merasakannya," ucap Gaby pada dirinya sendiri. Baru saja ingin memulai percintaan mereka, namun tidak berhasil. Miris.
***
Jangan lupa untuk pencet (⭐) dan tinggalkan jejak (💬)!
See you next time!
KAMU SEDANG MEMBACA
[TELAH TERBIT] Season of Love
Novela JuvenilPetualangan musim cinta milik Gabriella Chartlotte Arabella dengan seorang pangeran berhati dingin, namun penyuka anak kecil. Mampukah mereka melewati segala musim cinta yang menimpa mereka?