"Mulai detik ini, lo jadi pangeran gue."
***
London, 12 January
Sekarang mereka bertiga sedang berada di toko pakaian yang sedang tidak terlalu ramai. Mungkin karena hawa yang dingin, serta salju yang masih turun menutupi jalanan.
"Satu orang satu aja," ucap Gaby ketika melihat kedua sahabatnya tampak antusias memilih pakaian.
Tidak perlu dipertanyakan lagi mengapa Gaby yang membelikan mereka pakaian. Karena kejadian kemarin mereka meminta ganti untuk dibelikan sebuah pakaian. Bukannya untung malah tambah rugi, mungkin itu yang sedang ada di pikiran Gaby.
"Rajin-rajin kek beliin kita baju gitu," ucap Putri yang dihadiahi lirikan tajam Gaby.
Sedangkan Hana melihat beberapa kemeja perempuan yang sudah menjadi ciri khas seorang Hana. Perempuan yang hobi menggunakan kemeja dan kaos. Selain itu jarang, atau mungkin tidak pernah sama sekali.
"Bagus yang mana?" tanya Hana sembari memperlihatkan dua kemeja berwarna putih dan hitam.
"Putih." jawab Gaby cepat, Hana hanya menganggukkan kepalanya sambil tetap berfikir.
"Gue ini aja ya By," ucap Putri sembari memberikan gaun putih yang tampak menawan. Gaby melihat baju itu tampak sedikit tertegun. Motif yang ada di gaun itu tampak sangat mewah, ia pun melihat price tag yang terdapat di sana. Gaby melongo melihat harga yang tercetak. Seratus poundsterling!
"PUTRI YOU ARE STUPID!" teriak Gaby membuat Putri kaget dan menghampiri nya.
"What happened?" tanya nya polos.
"You want to make me poor?" tanya Gaby dan segera memberikan baju itu ke tangan Putri. "Look for another," ucap Gaby dan akhirnya meninggalkan Putri yang tertawa lepas mengerjai sahabat nya satu ini. Sudah lama ia tak melihat Gaby marah, sangat lucu bagi Putri maupun Hana.
"Just kidding By," ucap Putri lalu segera memberikan baju pilihannya yang asli. Gaby pun hanya melirik nya tajam dan mendegus kesal.
***
Sudah hampir setengah jam mereka memilih pakaian yang cocok. Setelah itu Gaby segera ke kasir dan membayarnya.
"Twenty five pounds," ucap kasir, setelah itu Gaby segera membayar dan pergi.
***
Hari ini cukup menyenangkan bagi mereka bertiga. Sudah lama mereka tidak jalan-jalan bersama, rasanya mereka ingin sekali mengulang masa sekolah menengah ke atas yang terasa sangat menyenangkan.
Di tengah perjalanan, mereka bertiga mampir sebentar untuk membeli secangkir kopi dan segera pulang. Diperjalanan pulang tidak ada obrolan, hawa dingin hari ini terlalu menusuk kedalam kulit. Padahal mereka bertugas sudah memakai pakaian tiga lapis.
Sesampainya di sana, mata Gaby terjatuh pada sosok pria yang sedang bermain salju dengan Mario di depan penginapan. Tampaknya mereka berdua sangat akrab. Terlihat dari permainan mereka yang tampaknya menyenangkan.
"Kalian duluan aja. Nanti gue nyusul," ucap Gaby yang diangguki mereka berdua.
Setelah itu Gaby segera menghampiri Mario yang sedang bermain salju.
"Seru ya? Boleh ikut?" ucap Gaby membuat Mario dan pria itu menoleh secara bersamaan.
Gaby sedikit terkejut melihat siapa yang bermain bersama Mario. "Leo?" Gaby melototkan matanya. Bukannya jarak antara penginapannya dengan rumah Leo lumayan jauh? Lalu Leo ke sini hanya untuk bermain dengan Mario?
KAMU SEDANG MEMBACA
[TELAH TERBIT] Season of Love
JugendliteraturPetualangan musim cinta milik Gabriella Chartlotte Arabella dengan seorang pangeran berhati dingin, namun penyuka anak kecil. Mampukah mereka melewati segala musim cinta yang menimpa mereka?