2.Deva Langit Arraden

45 13 5
                                    

Pagi ini cuaca mendukung dihari weekend ini.

_Tok Tok Tok_..........
Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar tersebut. Rosalia langsung membuka pintu dan meneliti kamar anak sulungnya tersebut namun nihil tak ada,lalu ia menuju kamar mandi gak ada, balkon kamar gak ada, kolong tempat tidur gak ada juga, lemari? Masa iya tu anak nyelempit disono? Tanpa mikir dia membuka lemari tapi lagi lagi gak ada.

"Tuh, anak demen banget buat emaknya emosi" dengan kesal ia keluar dari kamar, menuju kamar Airin anak kedua dari Rosalia dan Fero umurnya baru 5 tahun.

"Yaawoh Gusti..... Deva emak lo nyariin dari tadi, eee gak taunyan tidur disini! " Omel sangmama sambil menyibak selimut .
"Apaan sih mih.... Mulutnya kek toa masjid, kasian ntar Airin kebangun ihh! " Ujar Deva sambil kembali memeluk tubuh Airin yang mungil.

"Gak peduli, cepet bangun kamu!pulang jam berapa kamu sampe gak berani tidur dikamar? Hah?! " Ujar mamih, tidak ada jawaban dari anaknya ia lantas mengambil gelas yang berisi air dengan cepat iya menyemburkan air tepat diwajah Deva. Byurrrrtttt.....

"AYAM EH AYAM.... Anjirrr gak ada Ahlak, bisa basa gini muka gue? " Tanyanya sambil mengelap muka basahnya. Airin yang terganggu lantas membuka mata.

"mamih, gendong Ailin" Sambil merentangkan tangannya. Seketika Deva menyengir "eh mamihnyan Deva hehe, ngapain disini mih? " Pura-pura bego ni anak.

"Cepet bangun!!!udah jam 8 mandii, sekalian cuci baju kamu tu udah sakTon "

"Tapi mih ak-" Terpotong oleh penuturan sang mama. " Ettt gak Terima bantahan! "

"Iya iya mih" Ucap Deva sambil berjalan keluar kamar Airin . "Awas aja kalau papih pulang dari luar kota, gue aduin kalau mamih jadi ibu tirinya Deva, biar dipecat jadi istri" Ucapnya pelan namun masih bisa didengar Rosalia, ia hanya terkekeh kecil mendengar krutukan anak sulungnya.

Memang setiap suaminya tidak ada dirumah Rosalia mengajarkan Deva untuk mandiri disetiap weekend hanya untuk mencuci baju sendiri. Iya walaupun Art dirumah meraka ada banyak, ia tidak mau kalau Deva terus tergantung oleh orang lain. Kan lagipula itu melatih kemandirian Deva juga.

Diruangan dengan berbau deterjen kini Deva dengan asal asalan memasukkan semua pakaian kedalam mesin penggiling baju, sekitar 5 menit tiba-tiba mesinnya berhenti perputar padahal waktunya menggiling belum habis,apa rusak iya? Emang kelebihan iya? Apa mati lampu? Pertanyaan itu didalam pemikiran Deva.

"Emmm rusak apa iya? Mampus gue kalau rusak bisa ngamuk ndoro nyai!mending kabur cari aman lah". Deva lantas berlari menuju kamar lantai dua untuk mengganti pakaian, setelah selesain iya langsung menggambil kunci montor dinakas dan berjalan turun menghampiri mamanya yang sedang bermain dengan Airin diruang keluarga.

" Mih... Aku keluar bentar iya main sama temen-temen"izin Deva. Anak baik gitu lo harus ijin lah (pasti ada maunya gak mungkin gak ada).

"Udah beres emang kerjaan kamu? Gak sarapan dulu? "
"Gak ah mih. Nanti aja disana, mih.... Bagi duit dong" Ujarnya sambil menyengir dan menadahkan tangannya.

_tu kan suluk buluknya keliahatan dasar_
"Nih, cukup gak cukup harus cukup! " Ucapnya sambil menyodorkan uang. Deva melongo melihat uang selembar berwarna merah itu.

"Yang bener aja dong mih... Masak segini dapet apa coba? Papi aja kalau ngasih 10 lipat dari ini! " Protes Deva. (Bohong mana ada paling mentok mamih papihnya Deva memberikan uang limaratus ribu). Rosalia memutar bola matanya malas mendengar ocehan anaknya itu.

"Nih bang... Ailin tambahin sepuluh libu mayan. Tapi nanti kalau pulang Ailin beliin es cleam 2 Oke! ".ucap Airin sambil menyodorkan uangnya.

" Mana cukup boll... Uang segitu. Ahelah yaudah siniin mih, assalamu'alaikum wahai engkau jiwa pelit! "Sambil Berjalan keluar rumah. " Waalaikumsalam" Jawab mama.

D •KUADRAT [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang