Kalian pernah jatuh cinta? pada seseorang yang terasa begitu dekat. namun sulit terikat.
sebab jatuh cinta punya banyak kemungkinan, sebab jatuh cinta banyak doa yang dilayangkan. dikirim berharap untuk di dengar.___
satu berlanjut menjadi dua dan banyak pukulan menghujami sekujur tubuhnya. laki laki dengan setelan baju sekolah menengah pertama itu menjadi begitu kotor sebab ia dapati banyak pukulan keras dari ayahnya.
ibu nya sudah terbujur kaku disampingnya, sebelum keadaan berubah setelah kakak tertuanya datang menyematkan situasi.
tumpuannya sudah tidak bisa bertahan lebih lama, badanya roboh beserta hati nya yang sakit tak terkendali. ia pergi meninggalkan rumah tersebut di malam hari, saat hujan deras jatuh ke kota tersebut.
tahun bergilir berubah dari musim ke musim, dari satu situasi menuju situasi lainnya. dari lerungnya isi bumi yang sepi sampai ramai. ia hanya mendapati dirinya seorang diri.
ibu nya tak terselamatkan atas insiden beberapa tahun lalu, ayahnya di penjara entah sampai tahun ke berapa. hidupnya selesai, menyisihkan merasa menjadi parasit dari kakaknya.
3 tahun berlalu. alam, laki laki yang tengah berdiri tepat di depan tebing curam itu melamun. setiap tahun, ia datang ke tempat ini. membiarkan pikirannya melayang untuk mengakhiri hidupnya.
saat fajar masih menyembunyikan identitasnya. ia mendatangi tempat yang sering ia singgahi merayakan kepergian ibunya dengan angan "alam bakal nyusul ibu"
"hai" sapaan seseorang di bawah sana dengan tiba tiba
alam terkejut bukan main, ini masih pukul 5 pagi matahari bahkan belum menunjukan akar nya. seorang gadis dengan pakaian olahraga rupanya.
"liat apa?" tanya nya dengan santai
alam menghiraukan memilih tak menjawab.
gadis itu hendak menyusul alam berdiri di pinggiran tebing , astaga ia tengah berusaha menyusul alam.
"mau ngapain?" tanya alam
"mau liat apa yang lo liat" ucap kiara yang masih kesulitan menaiki bebatuan tersebut
alam meilih turun sebelum gadis itu menyusulnya berdiri di tepian tebing tersebut.
laki laki itu pergi saat itu juga "eh bentar" ucap kiara kembali.
laki laki itu menatap kiara
"ikut gue yuk"
"nanti makan bareng" tawar gadis tersebutjelas, alam menolak ajakan sosok di depannya tersebut. bersikap seolah menjadi yang paling ia kenali. serius, alam membencinya hanya dalam beberapa menit.
langkah nya ia lanjutkan tanpa memperdulikannya. "nama gue kiara, gue baru aja beli bubur tadinya buat abang sih. tapi karna gue liat lo jadinya bu..
alam memberhentikan langkahnya "gue benci sama lo" satu kalimat itu keluar begitu saja dari mulut alam.
namun, 10 menit setelahnya kiara dan alam tengah duduk di salah satu bangku taman yang tak jauh dari rumah kiara. memang bujukan gadis tersebut luar biasa, ia bisa menyeret alam untuk makan pagi ini.
"nih, tim di aduk apa engga?" tanya kiara
alam hanya menerima bubur nya tanpa memperdulikan ucapan kiara.
keduanya makan makanan tersebut tanpa berbicara, etikanya seperti itu bukan? kiara memandangi sosok laki laki yang berada di samping nya ini. ia tau namanya, ia tau dari mana ia berada dan alasan nya berdiri di tepian tebung tersebut. tapi kiara paham. ia telah menyelamatkan satu nyawa pagi ini.
"makasih ki" laki laki itu berguman pelan, memanggil nama gadis itu dengan nama depan nya memancing gelak tawa rupanya.
"sama sama"
"pagi pagi tuh olahraga al, jangan malah ngalamun di tebing" ucap kiara"gue lagi banyak pikiran aja"
"gue gatau masalah lo apa al, tapi gue mohon. jangan pernah sekali aja buat mikirin gimana lo harus akhiri hidup" ucap kiara
alam hanya mengangguk paham
"oh ya" sela kiara di tengah makan nya.
"rumah lo yang lama lo tinggalin lagi?""iya" jawab alam
"sendiri?"
"iya, kakak aku ngelarang sih tap--
"YA AMPUN" ucap kiara
"kenapa ki, kaget nih gue"
"BUBUR NYA MAS MINKE" ucap kiara pada alam
gadis itu baru sadar setelah alam menyenggol soal kakak nya, bubur ini harusnya untuk kakak laki lakinya yang mungkin sekarang sudah menunggu di rumah.
"mas minke"
"mas" panggil kiara pelan"dapur ki"
"bawa sini aja bubur mas" sahut laki laki tersebutkiara menyusul kakak laki laki nya ke dapur, mendapatinya sedang membuat kopi sendirian.
"mas" panggilnya
"mana?"
"maaf hehe" ucap kiara memberikan satu bingkisan makanan pada minke.
"KOK KINDERJOY?!"
"maaf banget mas, serius"
"buburnya kamu kemanain? itu uang mas semua loh ki"
"jangan marah ya, tadi jatuh semua" ucap kiara berbohong.
"yaudah deh gapapa"
"maaf ya"
"iya"
kiara berjalan ke ruang tengah dengan senyum yang menggembang. ide alam memang luar biasa.
setelah mengetahui bahwa bubur yang ia makan tadi harusnya untuk mas minke, alam dan kiara berlari ke salah satu gang kompleks tempat bubur itu berjualan. sial, buburnya habis padahal ini masih sangat pagi
dengan ide seadanya alam mengajak kiara ke mini market dekat dengan orang berjualan bubur tersebut.
dengan uang alam yang ala kadarnya, ia mengambil asal camilan di depan kasir lantas membayarnya.
"al, ngaco kamu" ucap kiara
"udah ki, kasih ke mas minke aja bilang buburnya jatuh soalnya tadi kamu ga sengaja"
"yaudah deh, gue balik dulu" ucap kiara
gadis itu berhenti sebentar, berbalik badan dan menyampaikan satu pesan pada alam "besok pagi, jangan lupa ganti bubur aku al" ucap kiara