Happy reading yha~
SMPN15 Jakarta selatan
Hari terasa panas namun tidak mematahkan semangat murid kelas 8B untuk bermain voly. Ini jam pelajaran olah raga yang sangat berharga bagi mereka. Awalnya mereka ingin bermain sepak bola,namun disaat itu lapangan bola sedang dipakai oleh kakak kelas.
Gadis tinggi semampai nan cantik itu tidak ikut bermain voly. Ia memilih duduk di sebuah bangku bawah pohon beringin yang rindang sambik membaca buku.
"Nggak ikutan olahraga?" Tanya sosok laki-laki pendek membuyarkan imajinasi gadis itu. Gadis itu melirik laki-laki yang menyapanya. "Kamu siapa?" Tanya gadis itu polos.
"Adam. Kamu?" Tanyanya tersenyum,lalu duduk disamping Adena . "Adena Rosetta." Jawab gadi itu tanpa eksperesi.
"Kenapa kita nggak kenal ya? Padahal kita satu kelas." Ucap Adam melihat kelapangan.
"Itu karna kamu pendek dan aku tidak bisa melihatmu." Ujar Adena berusaha bercanda."Itu karna kamu yang selalu membaca buku di pojok kelas dan tidak niat sosialisasi!" Ketus Adam.
"Padahal kamu tinggi. Kenapa gak ikutan main voly?" Tanya Adam.
Adena tersenyum kecil. "Karna aku gak suka voly. Tapi Adam kelihatannya suka Voly..." ucapnya
"Emang sih.... Tapi aku pendek, Touta juga gak bolehin,katanya cuma jadi penghalang." Ucapnya kesal.
"Touta?" Tanya Adena.
"Masa nggak tau? Ku kira semua murid di SMP ini kenal Touta. Dia itu jago olah raga,ganteng,pinter lagi." Jawab Adam malu akan dirinya sendiri.
"Ibu Adena pernah bilang loh Dam. Adam mau dengerin gak?" Tanya Adena dengan wajah lembutnya.
Adam mengangguk.
"Pernah gak adam liat langit saat malam. Saat malam kadang bulan hanya sendirian,dia kesepian. Butuh perjuangan bagi para bintang untuk bisa menemani bulan. Lalu,samar samar terlihat satu bintang berkedip. Walaupun dia kecil,lemah,dia tetap menjadi yang paling bercahaya dilangit sana. Disaat bintang yang lainnya menyerah untuk bersinar, kau bisa menunjukkan semangatmu hadir mendampingi bulan yang kesepian."
Adam melongo. "sastra?"
Adena tersenyum. "Ya. Tapi itu kalimat ibuku. Aku sih,ingin menjadi taman bunga." Ucap Adena yang berhasil membuat Adam tidak mengerti.
"Saat mengetahui makna,kamu bahkan bahagia walau hanya bisa bernafas. Setidaknya itu bernafas dengan teratur." Fawnia menatap Adam. "Kamu bisa memperlihatkan kesungguhanmu pada mereka. Tidak ada yang akan menertawakan semangat. Percayalah padaku."
Adam mengangguk. "Baiklah. Aku akan coba membujuk Touta sekali lagi." Ucap Adam kemudian pergi.
Aku tau kamu selalu memperhatikanku,makanya aku juga memperhatikanmu. Anggap itu sebagai rasa trimakasihku,selamat tinggal Adam.
Typonya mohon dimaklumi.
Gimana? Pantes dilanjutin gak?😒
Kalo iya vote lah. Kurang dari 1 detik kok😤
Komen juga dong😯 masa aku dikacangin🍌
Maap gan😔 Yaudah serah lu!😧
KAMU SEDANG MEMBACA
my girl friend Fawnia
Teen Fictionkarya belum direvisi dan masih on going. penasaran,baca. kalau gak suka ya nggak usah😰canda😄 jangan lupa vote ya! komen juga jangan silent aja😊 Adena adalah gadis penyuka sastra dan puisi. Ia kehilangan ingatannya saat akan pindah sekolah ke ba...