Hai semuanya! Apa kabar? Semoga aja kita semua tetap sehal wal'afiat walau kondisi seperti ini. Bagi yang sakit semoga cepat sembuh. Amin...
Happy Reading yha~
Bel jam istirahat berbunyi. Para murid berhamburan keluar kelas. Berpacu-pacu seperti sedang lomba lari. Kebanyakan dari mereka menuju kantin,memperebutkan meja agar tidak kehabisan tempat duduk.Fawnia melenggang santai menuju perpustakaan. Ia tidak terlalu mementingkan kekantin,lagi pula dia tidak lapar. Jika pun lapar,dia akan memakan roti yang selalu dibawanya kesekolah. Itu sebagai cadangan jika Fawnia merasa lapar dan tidak bisa fokus belajar.
Gadis berponi itu memasuki perpustakaan. Ia merasa tenang, perpustakaan terasa damai. Buku-buku tersusun rapi disetiap rak. Garden putih yang melambai lambai diterpa angin. Semuanya terasa menenangkan.
"Lo kesini juga?" Tanya sosok laki-laki berpakaian rapih sambil berbaring di lantai disertai selimut putih dan bantal.
Fawnia bergidik ngeri melihatnya.
"Kok lo kayak bergidik gitu liat gua?" Tanya laki-laki itu yang tak lain adalah Adrian.
"Serem juga liat orang kayak gini bisa juara umum." Ujar Fawnia kemudian berbalik untuk memilih buku-buku yang akan dibacanya.
"Oh,ini." Ucap Adrian melihat selimut ditubuhnya. "Tadi gua ketiduran,trus bu penjaga perpusnya ngasih gua ini. Baik banget kan? Mungkin karna gua ganteng. Padahal gua cuma ketiduran, nanti juga bakal bangun cepet,tapi karna dikasih bantal,gua lanjut tidur. Hahahahahaha."
Lo pergi ke perpus memang buat tidur,kan? Ucap Fawnia dalam hati.
Selesai memilih buku,Fawnia beranjak ke meja baca. Disana sudah ada 2 siswi yang lebih dahulu datang dari pada dirinya untuk membaca buku.
Kalau si Adrian pasti dari pagi udah di perpus,rajinnya kebangetan buat tidur. Emangnya gak tidur apa semalem? Atau dia belajarnya cuma malem? Karna itu dia bisa dapet juara umum? Padahal gua udah belajar siang malem beda nilai gua sama dia cuma 2 angka,njir. Apa sih rahasianya?
"Nama kakak Fawnia kan?" Tanya seorang perempuan berambut sebahu padanya. Matanya terlihat ingin sekali berkenalan dengan Fawnia. Namun,apa dia tidak takut kepada Fawnia yang selalu memberi tatapan tidak bersahabat?
Fawnia meliriknya dengan tatapan menyeramkan. Sebenarnya dia tidak tahu kalau tatapan itu membuatnya dihindari.
Namun gadis itu tidak mengubris. "Namaku Selena!" Ucapnya tersenyum manis sambil menjabat tangan Fawnia.
Fawnia tersenyum kaku. "Kenapa mau berbicara padaku?" Tanya Fawnia kikuk.
"Aku tidak sopan kalau tidak menyapa kakak kelas. Aku masih kelas 10. Kelasku Ipa 3. Kakak juga menyukai buku ya?" Tanya gadis itu berbinar.
Fawnia mengangguk pelan. "Aku menyukainya. Kurasa semua yang ada diperpustakaan ini menyukainya." Ucap Fawnia tersenyum,bukan lagi senyum kikuk atau kaku seperti saat-saat sebelumnya.
Selena tersenyum balik. "Sepertinya kakak tidaklah seperti yang diceritakan banyak orang disekolah ini. Dari pada Ratu dingin,kakak itu lebih seperti padang bunga." Ucapnya.
"Padang bunga?" Tanya Fawnia tidak mengerti.
" kakak nggak tau? Murid disekolah ini memberi kakak julukan Ratu dingin di padang bunga lho."
KAMU SEDANG MEMBACA
my girl friend Fawnia
Teen Fictionkarya belum direvisi dan masih on going. penasaran,baca. kalau gak suka ya nggak usah😰canda😄 jangan lupa vote ya! komen juga jangan silent aja😊 Adena adalah gadis penyuka sastra dan puisi. Ia kehilangan ingatannya saat akan pindah sekolah ke ba...