01. Ninety Five Minute

37 9 10
                                    

Di ujung rumah, cahaya yang menyemburat susul menyusul menaiki langit itu—sebuah kembang api  yang meletup, mengagetkan Faye yang terusik dalam lelap dan bangun mengerang keberisikan, "Ma—ma, ma." Clay terperanjat sedikit. "Mau apa orang-orang itu?" pikirnya.

Perempuan itu menepuk lengan, menenangkan buntalan kecil nan menggemaskan dengan senyum yang ia buat-buat, bentuk-bentuk rapi sedemikian rupa—menghalau mata Faye yang bernaung penuh dengan kantung kantuk yang masih membeludru. Lucu, lucu sekali. "Ma—ma, ma"

"Ssshhh. Mama disini"

"Tidur ya—tidur"

Meninggalkan jejak sembari memeluk Faye diantara sela lengannya, mendongak pada pusaran waktu yang tertempel pada dinding, Clay berdecak. Pukul 12. Malam kian tinggi, bintang sudah jauh mencukur langit dan Jeon Jungkook—suaminya itu belum lekas pulang. Clay terdiam. Langit sedang baik, tapi lagi-lagi suaminya tidak.

Didorong oleh rasa ingin tahunya, perempuan itu mengecek ponsel pada kolom pesan terakhir. Dimana sedemikian rupa Jungkook berkata setengah jam lagi ia akan sampai cepat. Jangan risau, imbuhnya. Kabar itu membuat kakinya berenergi. Berkepak-kepak. Bukan hanya melesat senang beterbangan, bahkan tadi Clay sangat bersemangat, penuh senyum menata kasur. Mengganti seprei hingga memenuhinya dengan bau lavender yang sexy.

Ia duduk menempel pada kursi depan pintu. Membiarkan Faye bersimpuh nyaman pada perutnya dan mengurut ujung pelipis yang mulai berkedut—meminta perhatian.

Seperti malam sebelumnya tanpa aba-aba apapun, Jeon Jungkook membuka pintu dengan senyum yang bersembunyi.

"Jung—kau berbohong lagi"

Lampu-lampu dimatikan. Pria itu melepas jas kasar, merebah lelah di sebelah kanan dan mengendus-endus kepala Faye yang masih merah—meringkuk.

"Aku tidak berbohong!"

"Lalu—apa?"

"Clay. Kau terlalu manja"

"Jung, kau bekerja satu hari penuh dan tolong, apa itu yang kau katakan saat kau bahkan pulang larut malam. Hampir pagi, malahan"

Jeon Jungkook tidak tahu. Air hangat di atas meja yang dipanaskan sesuai permintaannya itu sudah mendingin sejak sembilan puluh lima menit lalu[]

**
Sedemikian rupa—saya buat Sunrise sebagai cerita pendek yang bersambung-sambung. Biar kalian nggak bosan (hehe) 🤫
.
Wish me consist, and see you in next yea!

SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang