Masa kecilku terbilang indah, penuh suka duka unik yang sulit dilupakan, apalagi aku tinggal disebuah desa kecil di pelosok Sulawesi Selatan, dimana lokasinya sekarang sudah menjadi Run way (landasan pacu) bandar udara Sultan Hasanuddin, sewakti kecil aku bisa dibilang " kuper" alias kurang pergaulan, temanku hanya sebatas tetangga dan teman sekolah itupun aku jarang main dengan mereka apalagi kalau main yang ekstrem-ekstrem atau pakai kekerasan dan harus lari-lari seperti Boi-boi (main lempar bola dengan menggunakan bola karet), asing-asing (main hadang tangkap), paling sering aku cuma duduk dipinggir lapangan bertemankan dua teman setiaku, cemilan dan buku....
Saking sukanya membaca, kakak-kakakku sampai bela-belain langganan majalah bobo dan ananda untukku, tapi tak juga memuaskan hobiku itu, mungkin karena terlalu cepat bisa baca (jelang naik kelas dua SD), aku jadi keranjingan, mulai dari bobo yang isinya dongeng yang gampang masuk otakku sampai buku pelajaran bahasa inggris milik kakakku habis kubaca., meski tak tahu arti dan maknanya, begitulah hari demi hari hingga perburuan bukuku sampai dirumah tetangga yang juga sepupuku, sebut saja namanya Asna, aku , awalnya hanya baca ditempat, tapi waktu terlalu cepat terasa dan keburu malam, aku terpaksa pulang kerumah, mau pinjam juga takut, karena kak Asna juga punya hobi sama denganku walau tidak seekstrim aku, hingga kadang aku nekad nyelipin satu buku dibalik kaosku, lalu kubawa pulang kerumah dan besoknya kukembalikan diam-diam setelah membacanya, hehe...maaf ya kak Asna....
Perburuan buku tidak berhenti sampai disana, sewaktu untuk suatu keperluan suatu hari aku diminta ibu guru mengambilkan kapur diruangan perpustakaan (waktu itu belum ada whiteboard) yang menyatu dengan ruangan kepala sekolah dan aku ternganga melihat lemari besar dengan jumlah buku yang mungkin puluhan jumlahnya, meneguk air liurku menatapnya.Besoknya kuberanikan diri mendekat keruangan tersebut, soalnya kepsekku galak kata orang, sebut saja namanya pak Abdul. Pak Abdul menatapku tajam ketika melihatku berdiri kikuk didepan ruangannya
"Kenapako Nak?" Sapanya dengan logat Makassar.
"Anu pak.......mauka membaca....." seperti disiram es rasanya saking takutnaya, tapi diluar dugaan pak Abdul mengizinkanku memasuki ruangan kerjanya, sejak itu aku jadi penghuni setia perpustakaan SD, bila istirahat tiba atau tak ada guru aku sudah nangkring disana, membaca setiap lembar buku, namun aku paling bahagia bila hari Sabtu tiba, karena dijadwal pelajaran kami hari sabtu merupakan hari buku dimana setiap siswa diperbolehkan meminjam satu buku untuk dibaca dirumah, tentu saja aku mengambil yang paling tebal.
Namun libur tiba, panjang lagi, akibatnya tak ada sekolah , tak ada perpustakaan dan tak ada hari buku, aku nelangsa, apalagi belum ada listrik didesaku, jadi nonton TV hanya mengandalkan accu saja, itupun banyakan lowbatnya. Namun suatu hari hidupku berubah , ketika bertemu Ati anak pak Abdul yang juga suka membaca, berdua kami memanjat dinding sekolah memasuki ruangan kerja ayahnya melalui jendela (gila ya.....), membuka lemari dan membaca disana hingga senja tiba...ckckck......jangan ditiru ya anak-anak..
Namun suatu hari kami ketahuan, berdiri gemetar kami berdua dihadapan pak Abdul, meski Ati anaknya, pak Abdul tidak segan2 segan menghukumnya aku yakin itu, beliau terkenal disiplin dan adil pada anak didiknya, tapi bukannya dihukum, pak Abdul malah memberikan kunci ruangannya pada kami. "Bagus itu kalau kalian suka baca" ujarnya arif, kamipun bahagia, dan selama libur panjang itu, buku perpustakaan nyaris selesai kubaca, sedikitnya aku membaca lima buku setiap hari, hmmmmmmm...asyik..
Itulah sekelumit masa kecilku, mengenang seorang guru yang telah begitu bijak memahami "kenakalan" muridnya , begitulah sejatinya seorang guru, dialah bapak Abdul Manaf almarhum guru kami, terima kasih pak, pengabdianmu akan jadi amal jariyah utnuk jalan ke surgaNya.....Amin.....maafkan kami yang kadang terlalu sibuk hingga lupa sekedar menitp do'a untukmu.
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali 3 perkara, yaitu : sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan atau doa anak yang sholeh" (HR. Muslim no 1631)
YOU ARE READING
Cerita Kehidupan
SpiritualKumpulan cerita dari blog naskahyangterbuang karya Haerana Mahmud