Prolog

10 2 0
                                    

Braakk

Caca meringis merasakan perih di siku dan lututnya. Setelah ia melihatnya, ternyata baju lengan panjang dan celana jeansnya terlihat robek-robek. Namun, setelah beberapa detik ia tersadar bahwa ia tak jatuh sendiri.

"Ayah, ayah ngga apa-apa kan?" Dia sangat khawatir jika terjadi sesuatu pada sang ayah.

"Ssttt, harusnya ayah yang tanya sama kamu... Itu baju kamu robek, celana juga loh. Ayah ngga apa-apa kok," aah bisa-bisanya sang ayah mengatakan tidak apa-apa padahal lututnya pun luka, bahkan sedikit lebih lebar dari luka di lutut Caca karena ia mengenakan celana pendek.

Sedetik kemudian ia mengalihkan pandangannya pada seorang lelaki ber helm yang berjalan ke arah mereka.

"Pak, bapak ngga apa-apa? Maaf pak, saya ngga hati-hati, tadi saya sedikit mengantuk pak. Jadi oleng, maaf sekali lagi. Ayo pak kita ke klinik.  Kita periksa kondisi bapak, ya?" Ucap lelaki itu terlihat sangat menyesal dan tulus dalam setiap ucapannya.

"Ngga apa mas, saya dan anak saya ngga apa-apa kok. Lain kali hati-hati ya mas. Bahaya sekali, bukan cuma buat mas, tapi buat orang lain juga," Ayah memang selalu tenang dalam menghadapi apapun. Berbeda dengan Caca yang....

"Mas, lain kali hati-hati donk! Untung saya sama ayah saya cuma luka kecil. Kalo emang ngantuk itu berhenti cari tempat buat ngopi kek atau istirahat, jangan nekad lanjut! Kalo udah gini gimana? Bahaya kan?! Ngerugiin orang tau mas?!!" Nah, bener kan? Ngegas si Caca. Ayahnya yang melihat pun kesulitan untuk untuk mengontrol anaknya yang sedang menggebu itu.

Lelaki yang melihat Caca meluapkan emosinya dibalik masker itu hanya tersenyum kecil, bahkan orang-orang yang mengerumuni mereka pun tidak ada yang menyadari jika ia sedang tersenyum, kecuali Caca.

Entah mengapa, walaupun wajah gadis itu tertutup masker ia merasakan debaran berbeda saat melihat Caca marah. Bukannya marah ia malah mendengarkan ocehan Caca seperti mendengarkan melodi yang mengalun indah.

Caca yang sedari tadi meluapkan emosi, akhirnya ia merasa capek sendiri.

"Mas dengerin saya ngga si?!! Malah senyam senyum ngga jelas," ucap Caca dengan sewot.

"Eh iya mba... Maaf sekali lagi mba, saya tau saya salah... Mari mba, saya antar mba dan bapak ke klinik," lelaki itu masih berbicara pada Caca dengan sabar.

"Maaf ya mas, Alhamdulillah kita ngga butuh ke klinik. Tapi mas, disini saya cuma mau ingetin masnya aja supaya hati-hati. Kalo kayak gini kan bahayain orang banyak mas, untung tadi jalanan sepi, coba kalo engga, apa yang bakal terjadi sama kita?" Caca masih terus saja mengoceh. Akhirnya karena merasa engap, ia menurunkan maskernya sampai dagu. Hal itu membuat si penabrak tadi terpesona wajah ayu nan manis milik gadis 18 tahun itu. "Masya Allah, perempuan ini..."

"Mba, ta'aruf yuk?" Ucap lelaki tadi setelah tersadar. Caca yang mendengar pun hanya menampilkan wajah cengonya. "Ini orang tadi jatuh kemana si? Kepalanya kebentur kali yak?" Kira-kira itulah apa yang ada di benak Caca saat ini.

"Mas, tadi kebentur aspal ya kepalanya? Tadi senyum sendiri, kenapa sekarang tiba-tiba ngajakin ta'aruf? Mana saya ngga kenal situ," Ucapan Caca  membuat si lelaki terkekeh sekaligus merasa sangat bodoh.

"Oh iya, saya Adzril mba, pak," ucapnya dengan lemah lembut. Ayah Caca yang sedari tadi hanya ikut menyimak pun ikut tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

"Saya Hardi nak Adzril. Oh iya maafkan Caca anak saya ya? Dia ini memang kalo bicara gasnya blong," Caca menjawil lengan ayahnya sembari melayangkan tatapan tidak terima.

"Ngga apa-apa pak. Oh iya pak, saya serius ingin berta'aruf dengan anak bapak, apa boleh?" Adzril kembali meengungkapkan niat baiknya kepada ayah caca.

Tetapi....

***

Hallo readers!!
Kita berjumpa lagi dengan cerita keduaku, yeaay
Waduuuh masi prolog udah jatoh aja tuh hehe

Kalo ada yang bingung kenapa aku bikin cerita lagi sedangkan inattendu belum selesai, jawabannya aku lagi buntu di cerita itu gaiss... Belum mood ngelanjutin cerita Zanna sama Vigo. Jadii untuk menghilangkan rasa suntuk yang mendera, aku bikin cerita selingan ini...

Semoga kalian suka yaa...
Eitts jangan lupa, vote dan commentnya, kritik saran sangat diterima donk

Luvv u guys, see u next chapter!!

Magelang, 2 September 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LITHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang