p r o l o g

200 16 17
                                    

Suara berisik deruman motor yang digas habis-habisan itu begitu kentara disusul dengan suara teriakan orang-orang yang didominasi oleh remaja gadis. Meramaikan jalanan dimalam hari yang sepi ini. Tak peduli jika hari sudah menunjukkan larut malam.

Seorang cewek berjaket kulit hitam dengan jeans yang berwarna senada dan sobek dibagian lututnya tampak sedang menunggangi motor ninja hitamnya dengan helm fullface, dan hanya memperlihatkan bagian matanya saja. Mata ber-iris coklat terang itu memandang fokus kedepan. Menunggu aba-aba dari cewek yang berpakaian minim dan membawa selembar kain yang ia pegang tinggi-tinggi itu. Cewek itu bernama Fany.

“Okay semua siap?!” tanya Fany yang berteriak karena suaranya teredam teriakan orang-orang dan juga deruman motor yang semakin menggema.

Lantas dua orang yang berada di depannya pun mengangguk menandakan 'siap'. Fany pun mulai berhitung.

“1”

“2”

“3”

Tepat dihitungan ketiga kain yang dipegang Fany pun jatuh mengenai aspal, dan kedua orang yang menunggangi motornya itupun mulai melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

Pengendara motor ninja merah memimpin didepan yang berarti lawannya tertinggal dibelakangnya. Dilain sisi cewek pengendara motor ninja hitam itupun tersenyum smirk dibalik helm fullfacenya. Tepat ditikungan menuju finish cewek itu mulai menyalip pengendara motor ninja merah itu. Dan yap dia yang menang dia melalui garis finish lebih dulu yang disusul dengan pengendara motor ninja merah itu.

Ia pun membuka helm fullfacenya menampakkan wajah cantiknya yang menarik perhatian para kaum adam yang ada disitu.

“Gue yang menang lagi, Van” ucap cewek itu dengan selingan tawa.

Lawannya yang diketahui bernama Vano itu menggeram marah, ia tidak terima jika ia kalah.

“Gue udah yakin kalo lo bakal menang lagi Sya, kayak balapan sebelum-sebelumnya” ucap seorang cewek yang mendekatinya bersama temannya.

“Iya dong yakalii gue kalah” ucap cewek itu tersenyum.

“Jadi, mana?” lanjut cewe itu sambil menatap Vano yang menatapnya marah karena tidak terima ia kalah lagi.

“Nihh”ucap Vano sambil melemparkan amplop coklat yang berisi beberapa uang sesuai kesepakatan awal.

“Thanks, Cabut guys!” ajak cewek itu pada dua temannya yang tadi menghampirinya.

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan tempat balapan motor tadi. Mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing karena sekarang sudah pukul 01.30 malam.

Sesampainya dirumah cewek berjaket kulit hitam itu pun memarkirkan motornya digarasi dan segera masuk kedalam rumah megah yang bisa disebut dengan mansion, Secara mengendap-endap.

Setelah sampai di kamarnya yang berada di lantai 2, ia pun segera melepas jaketnya lalu melemparnya ke keranjang pakaian kotor dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai mandi, ia pun memilih tidur karena besok pagi ia harus sekolah.

∆∆∆


tok tok tok

“Siapa?!” erang gadis yang tidurnya terusik karena orang yang mengetuk pintu kamarnya.

“Ini bibi, Non” jawab orang dibalik pintu itu.

“Kenapa bi?” tanya gadis itu.

“Non, ditunggu tuan dan nyonya dibawah untuk sarapan” jawab bibi.

“Ya, Nanti saya kebawah” jawab gadis itu malas.

“Baik, Non”ujar bibi lalu pergi turun kebawah untuk mengerjakan pekerjaan lainnya.

Gadis itu pun bangkit dari kasurnya dan berjalan malas ke kamar mandi. Setelah siap dengan seragam sekolahnya dan tas yang ia sampirkan dibahu ia pun segera turun kebawah untuk sarapan.

“Pagi, Sya” ucap wanita paruh baya yang duduk di meja makan.

Gadis itu mengabaikan ucapan wanita itu, yang membuat seseorang menjadi emosi karena menurutnya itu tidak sopan. Ia pun segera menarik kursi dan duduk.

“Kamu mau makan apa? Biar mama ambilin” lagi-lagi wanita paruh baya itu mengajak bicara gadis itu. Namun hasilnya sia-sia gadis itu lagi-lagi tidak menjawab pertanyaannya. Emosi orang disebelah wanita paruh baya itu tidak bisa dibendung lagi.

“Tasya! Kalau diajak bicara itu dijawab bukannya diam saja!” ucap pria paruh baya yang duduk di ujung meja makan itu.

“Emang ada yang ngajak aku bicara?” tanya Tasya dengan raut wajah bingung, tentu saja hanya dibuat-buat.

“Yang sopan kamu sama orang tua! Kamu pikir mama kamu daritadi ngomong sama siapa?!”geram orang itu marah.

“Wait, mama? Mama aku udah meninggal dan itu semua gara-gara papa!” ucap gadis itu menahan emosinya.

“Itu semua bukan karena papa! Salahkan mamamu itu yang penyakitan!” bentak orang yang disebut papa itu.

“Itu semua karena papa, kalo aja papa gak ninggalin mama karena pelakor ini mama gak akan sakit kayak gitu" ucap Tasya dengan menunjuk wanita paruh baya yang ada di depannya.

“Itu semua udah takdir, jangan salahkan papa dan mamamu yang sekarang! Sekarang kamu harus bisa menerima mama kamu yang baru dan juga saudara tirimu!” ucap pria paruh baya itu.

“Pokoknya Tasya gak akan pernah mengaggap orang ini sebagai mama Tasya! Dia itu hanya mama tiri yang maunya cuman harta papa” ucap Tasya sedikit berteriak.

“Jaga ucapan kamu Anastasya!” geram pria itu marah dan tangannya bersiap menampar anaknya itu. Dan itu tidak terjadi karena istrinya menahannya.

“Apa? Papa mau nampar aku silahkan! Ayo tampar Pa! tampar!” ucap Tasya berteriak.

“Papa udah berubah, Papa yang sekarang bukan papa aku yang dulu yang selalu sayang sama aku” ucap Tasya lirih dengan penuh penekanan disetiap katanya. Ia pun memilih pergi daripada harus berdebat terus dengan papanya itu.

Anastasya Jazlyn Robinson, biasa dipanggil Tasya. Seorang gadis yang suka buat onar, banyak masalah, suka balapan, kejam, dan kasar ini semua berbanding terbalik dengan ia yang dulu sebelum mamanya meninggal.

Dia yang baik, lemah lembut, penurut semua telah hilang tergantikan dengan ia yang sekarang, dan ini semua terjadi karena papanya yang berselingkuh dengan janda anak satu yang tidak tau diri itu. Semua perlakuan papanya berubah semenjak kedatangan pelakor itu, mamanya meninggal karena terkena serangan jantung saat ia sedang memergoki suaminya sedang selingkuh dengan perempuan lain di hotel dan mama tirinya itulah perempuan itu.

Dan inilah kisah seorang Anastasya Jazlyn Robinson yang penuh lika-liku didalam kehidupannya. Ia selalu dibeda-bedakan dengan saudara tirinya yang sebenarnya lebih buruk darinya.

∆∆∆

Hallo:)

Gimana komentar pertama kalian tentang Tasya?

Maaf kalau ngga nge feel:)

Lanjut jangan?

Kalau kalian suka dengan cerita ini, jangan lupa vote dan comment

terimakasih:)

Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang