Sapanya

15 2 0
                                    

Entah apa yang dia pikirkan saat itu
Tidak ada angin, tidak ada hujan
Tiba tiba kembali menyapa

Aku kesal saat itu. Kenapa ia kembali disaat aku berhasil melupakan?
Kembali menyapa seperti tidak pernah ada masalah

“maaf ya” kalimat kedua yang keluar setelah salam itu membuatku senang.
Aku senang ia menyadari kesalahannya. tapi di sisi lain, aku tidak ingin tragedi sebelumnya terjadi lagi.
Waktu berbincang lekas berakhir, tidak ada satupun canda dalam perbincangan tadi.
Perbincangan tidak sehangat seperti di episode hidup sebelumnya, bahkan perbincangan yang sekarang “dingin”.

Aku kembali menjelajahi buku, berusaha kembali untuk melupakan yang lalu.

Terkadang, datang kembali adalah pilihan yang salah.

isi hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang