Bagaimana Keindahan Itu, Kau

2 1 0
                                    

Kita bertemu selayaknya pria dan wanita bertemu di sebuah situasi, kesempatan, kebetulan, dan ketidaksengajaan, dimana kita saling melempar senyum lalu meminta maaf. Kau beropini lembut mengenai percintaan masa kini yang tak begitu mulus, terlalu banyak tuntutan dan tak menggairahkan. Dan disela pembicaraan itu aku melihat sebuah melati di dalam bola matamu, menyejukkan dan menenangkan.

Beberapa hari setelah pertemuan itu, tak sengaja kita kembali bertemu, bersua sesaat mengenai perbintangan, yang tak lebih dari sekedar:

"Aku Sagitarius, Rei sendiri bintangnya apa?"

"Saya aries,"

Kau beberapa kali mentertawakan bagaimana diriku kaku berbicara padamu, terlalu formal, terlalu tua, terkesan lucu, tapi menurutmu, disitulah letak karisma diriku. Aku hanya bisa tersenyum seadanya, mencoba untuk tersenyum seramah dan semanis dirimu. Sungguh keindahan yang Tuhan berikan padamu, terlampau indah dari lili yang tertanam di rumah kaca milikku. Sepertinya aku jatuh cinta padamu.

Pertemuan ketiga kita adalah bagaimana kau secara kebetulan melewati pinggiran kota, lalu menemukan rumah kaca milikku yang cukup tersembunyi di sebrang sungai kota. Katamu, bunga bunga yang tertanam di tempat ini sangatlah indah, terlampau indah jika hanya disimpan untuk diriku sendiri.

"Apa kamu juga bole menanam sejenis opium atau ganja?"

"Tentu tidak, maksudku --saya, saya, maksud saya, saya tidak punya wewenang menanam tanaman semacam itu. Ini hanya hobi,"

"Hahahaha, kamu kaku banget, aku-kamu aja gapapa, toh kita cuma berdua. Rei, umur berapa udah mulai suka bunga?"

"Say-- aku, maksudnya aku, aku suka buka sejak dulu, ibu saya penjual bunga, hehehe ...,"

"Apa beliau juga mengurus rumah kaca ini?"

"Emh ..., Ibu sudah lama pergi bertemu Tuhan,"

"Maaf, aku ga bermaksud,"

Sesaat keindahan di matamu sedikit berbeda, tidak tampak gemilang, tapi sayu namun memukau, benar benar ciptakan terindah Tuhan.

Setelah semua pertemuan itu, tak ada jalan bagiku untuk berani berkata bahwa aku mencintai kau, bahwa aku begitu mengagumi kau, bagaimana aku ingin memiliki karya seni terindah Tuhan, yaitu kau.

~~ to be continued ~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menu Hari Ini, KauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang