01

610 38 3
                                    

"Hallo."

"Ya tuan?  Ada yang bisa saya bantu?"

"Siapkan perlengkapanku sekarang dan bawa ke alamat yang aku kirim, aku akan menunggumu disana."

"Baik, tuan."

Tutt ...

Panggilan dimatikan.

Arka, lelaki berdarah dingin yang berumur 25 tahun. Ia memiliki wajah yang tampan, yang siapa saja melihatnya akan terpesona. Gadis normal mana yang tidak akan jatuh cinta dengannya? Tapi, dibalik wajah tampannya, Ia adalah seorang psychopath. Ada beberapa alasan yang membuatnya menjadi lelaki kejam.

Arka masuk ke dalam mobil miliknya, lalu melaju dengan kecepatan sedang membelah ramenya jalanan di kota.

******

"Selamat malam, Tuan." ucap para pria berbadan kekar sambil menunduk hormat.

"Hmm," balas Arka.

"Letakkan saja barangku disitu, kalian tunggu di lantai bawah!" titah Arka.

"Baik, Tuan. Permisi." setelah semua para bodyguard pergi, Arka melangkah ke arah ruangan yang dijadikannya target.

Arka sedang berada di perusahaan company sekarang. Ia ingin membunuh seorang pengkhianat.

Bruk!!

Dengan sekali tendangan, pintu ruangan tersebut terbuka membuat kedua pasangan paruh baya disitu terkejut.

"Brengsek! Siapa kau?!" teriak pria paruh baya itu.

Arka tersenyum miring.
"Apa kau tidak mengenalku, paman?"

"Arka?"

"Ya, ini aku paman."

"Sayang, kenapa kau menendang pintu? Kenapa tidak masuk saja?" tanya wanita paruh baya itu dengan suara yang di lembut-lembutkan.

"Aku tidak suka kelembutan, bibi. Aku sukanya yang kasar." ucap Arka menyeringai.

"Apa maksudmu?" tanya wanita paruh baya itu bingung.

"Bagaimana kalau kita bermain saja paman? Bibi? Aku punya permainan yang menyenangkan," ucap Arka.

"Permainan apa sayang?"

"Apa kalian ingat saat kedua orang tuaku terbakar? Bagaimana kalau kita bermain api juga? Kalian harus menghindar dari serangan apiku," ucap Arka.

"Apa maksudmu?"

Tanpa basa-basi, Arka langsung membakar kedua pasangan tersebut dengan alat yang dibawanya.

"ARRRGGH!!"

"hahahah, inilah pembalasannya karena kalian hanya memanfaatkan kedua orang tuaku. Hahah, Pengkhianat!" serka Arka.

Setelah puas bermain dengan kedua si pengkhianat, Arka mematikan alat pembakaran miliknya. Lalu menelfon anak buahnya, untuk segera membersihkan tempat ini. Saat Arka berbalik, Ia terkejut melihat seorang gadis berdiri di depan pintu ruangan ini.

"Apa yang kau lakukan?! Ayah, Ibu!" teriak gadis tersebut sambil berlari ke arah kedua orang tuanya.

"Membakar mereka," jawab Arka enteng tanpa rasa bersalah.

"Kau!! Akan kulaporkan kau dengan polisi." ancam gadis tersebut.

"Silahkan."

'Ternyata mereka mempunyai seorang anak gadis.'

Leora, gadis cantik, ramah dan baik hati. Ia berumur 19 tahun, dan Ia anak tunggal. Ia sedang pergi ke toilet, saat kembali Ia malah menyaksikan hal yang tidak senonoh.

Saat Leora ingin menelfon polisi, dengan cepat Arka membuang ponsel milik Leora. Ia lalu memojokkan Leora di dinding.

"Lepaskan aku!"

"Diam!" ucap Arka dingin membuat nyali Leora ciut.

"Bagus. Diam dan jadilah gadis penurut. Aku akan bertanggung jawab untuk kebutuhan hidupmu."

Mendengar ucapan Arka, Leora menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak butuh bantuanmu, lepaskan aku!" teriak Leora.

Cup.

Dengan berani Arka mengecup bibir Leora singkat.
"Menurut atau kita buat baby disini?" tanya Arka menyeringai.

Tangisan Leora semakin menjadi.
"Aku mohon lepaskan aku, hiks." ucap Leora.

"Aku tidak akan melepaskanmu, mulai sekarang kau milikku."

Detik itu juga Leora pingsan, mungkin karena dia lemah fisik. Arka yang melihatnya segera mengangkat tubuh Leora ala bridal style.

"Kalian, cepat bereskan tempat ini!" titah Arka sebelum pergi.

"Baik, Tuan."

******

"Eunghh ...." gadis cantik itu mengerjabkan matanya berkali-kali.

Dimana aku?, pikirnya.

"Kau sudah bangun, Sayang?"

Leora menatap ke arah samping, dan melihat Arka sedang duduk santai di sofa yang tersedia di kamar ini.

"Kenapa kau membawaku kesini?! Dan ingat jangan memanggilku, Sayang! Itu menjijikkan!" bentak Leora.

"Benarkah? Jika aku membuatmu mendesah, apa kau yakin tidak akan memanggilku, Sayang?" tanya Arka menyeringai.

Mendengar pertanyaan Arka yang ngaur, Leora memilih bangkit dari duduknya.
"Aku ingin mandi, dimana kamar mandinya?" tanya Leora judes.

"Kau ingin pergi kemana, sayang?" tanya Arka.

"Jualan! Tentu saja kuliah!" ketus Leora.

"Kau berani meninggikan suaramu, Sayang? Kau mau kuhukum?" tanya Arka pelan.

Leora terdiam.
"Ma-maafkan aku. Aku hanya ingin pergi kuliah agar tidak terlambat." ucap Leora dengan nyali yang menciut.

Arka melangkah ke arah Leora, sedang sang empu menunduk ketakutan. Arka berdiri tepat di hadapan Leora.

"Tatap aku!" ucap Arka. Dengan takut Leora menatap mata elang milik Arka.

"Jika kau tidak ingin aku sakiti, ingat perkataanku. Jangan pernah mendekati pria lain, selain aku. Dan jadilah gadis penurut." peringat Arka.

"Ka–"

"Aku akan membunuh pria yang mendekatimu, dan orang-orang yang menyakitimu sayang." potong Arka.

Leora diam.
"Sekarang, pergilah mandi. Aku akan menyuruh para maid membawakan pakaian untukmu."

Setelah itu, Arka pergi meninggalkan Leora. Entah kenapa Ia merasa Leora berbeda dengan gadis-gadis lain.

'Psychopath sialan.'

TBC.

Psychopath•ArkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang