Sesampainya di rumah, Arka langsung membawa Leora ke lantai atas. Tepatnya ke kamar gadis itu.
"A–rka le–paskan, hiks ...." Leora berusaha melepaskan cengkraman tangan Arka yang begitu kuat.
"Kau akan menerima hukuman, Sayang." ucap Arka menyeringai.
Mendengar kata hukuman, tangis Leora semakin menjadi.
"Aku mohon maafkan aku, aku berjanji tidak akan melakukan hal bodoh lagi," ucap Leora.Arka tidak memperdulikan ucapan Leora, hingga mereka masuk ke dalam kamar gadis itu. Arka segera mengunci pintu dari dalam.
"Apa kau berjanji, sayang?" tanya Arka pelan.
"I–iya, a–ku berjanji," ucap Leora menunduk.
"Tatap aku saat berbicara!" bentak Arka yang membuat Leora telonjat kaget.
"Hiks ...." Leora menatap wajah tampan Arka dengan takut.
"Tapi sayang, aku tidak suka menarik kembali kata-kataku. Hukuman tetaplah hukuman," ucap Arka sambil melangkah ke arah Leora.
Leora hanya memilih diam dan memejamkan matanya, berharap ada yang menolongnya.
"Kau telah siap sayang?" tanya Arka saat melihat Leora memejamkan mata.
Leora diam. Arka segera menggendong tubuh Leora ala bridal style, lalu menghempaskan Leora di atas ranjang. Setelahnya, Arka mengeluarkan pisau lipat kecil yang berada di saku celananya.
"Aakkhhh!! Sa–kit hiks ...," ucap Leora saat merasakan pisau kecil itu menusuk kakinya.
"Ar–ka aku mohon maafkan a–ku, hiks ...." Leora terus saja memohon, berharap dapat ampunan. Tapi, seakan tuli Arka terus menulis sesuatu di kaki mulus milik Leora.
Hingga beberapa menit.
"Finish," ucap Arka tersenyum melihat karya gilanya yang bertuliskan 'ΔRKΔ'.Leora menatap kakinya yang terdapat hasil gila Arka.
"Tidurlah, nanti malam aku ingin mengajakmu pergi," ucap Arka sambil menyelimuti Leora."Ak–"
"Aku yang akan mengobati lukamu, sekarang tidurlah dan jadi gadis yang penurut," ucap Arka dingin. Leora hanya menuruti ucapan Arka.
Setelah melihat Leora tidur, Arka segera mengambil kotak p3k dan mengobati luka di kaki gadisnya.
'Kenapa aku dengan mudahnya bisa menyukai gadis ini?'
******
•/MALAM HARI/•"Sudah siap?" tanya Arka pada Leora.
"I–iya," jawab Leora takut.
Malam ini Leora menggunakan dress yang panjang hingga menutupi karya gila Arka tapi simple. Sedang Arka menggunakan Jaz dan kemeja, yang membuatnya perfect malam ini.
"Ayuk berangkat," ucap Arka sambil menggandeng tangan mungil Leora.
Keduanya melangkah dan masuk ke dalam mobil ferrari milik Arka.
******
•/PARTY/•'Pesta?'
"Ayuk masuk," ajak Arka saat keduanya telah sampai tujuan.
Leora memeluk lengan Arka, saat mendapat kode dari Arka. Keduanya memasuki area pesta dan menjadi bahan tontonan, mereka berdua terlihat cocok.
"Arka!"
Arka mencari sumber suara, lalu tersenyum tipis ke arah orang yang memanggilnya.
"Malam paman," ucap Arka kepada pamannya.
"Malam, boy. Siapa?" tanya paman Arka saat melihat Leora gadis pertama yang dibawa Arka ke rumahnya.
"Pacarku," jawab Arka.
Leora yang faham dengan maksud Arka, tersenyum simpul lalu mencium tangan paman Arka layaknya anak dan ayah.
"Malam, paman. Saya Leora."
"Hai Leora. Aku paman Arka, Zico." balas paman Arka tersenyum.
"Itu siapa, sayang?" tiba-tiba seorang wanita paruh baya datang dan menatap Arka dan Leora.
"Arka?"
"Iya, bi." ucap Arka tersenyum.
"Astaga, sudah lama bibi tidak melihatmu sayang," ucap bibi Arka.
"Itu siapa?" tanya bibi Arka sambil melihat Leora.
"Dia pacarku, bi."
Leora segera mencium telapak tangan bibi Arka.
"Leora, bi," ucap Leora mencoba tersenyum manis."Ah, kau cantik sekali sayang," ucap bibi Leora sambil mencubit pipi Leora gemas.
"Ayuk, kita makan malam dulu sayang," ajak bibi sambil memegang tangan Leora.
'Syukurlah, setidaknya aku tidak bersama si brengsek itu.'
"Sini sayang duduk," ucap bibi sambil duduk di salah satu kursi disana.
Leora duduk di depan bibi Arka, dan ternyata Arka juga mengikuti mereka dan memilih duduk di samping Leora.
'Baru juga lepas dari dia.'
"Makanlah," ucap paman Arka.
Mereka pun mulai makan dalam keadaan hening.
•Beberapa menit kemudian....
"Jadi dimana tempat tinggalmu, sayang?"
Leora terdiam saat di tanya oleh bibi Arka.
"Aku ting–""Bersamaku, bi," jawab Arka cepat dan jujur membuat bibi dan pamannya terdiam.
"Benarkah?" tanya paman Arka.
"Iya paman," jawab Leora menunduk.
"Lalu dimana kedua orang tuamu?"
Pertanyaan bibi Arka berhasil membuat buliran bening itu keluar dari mata cantik Leora. Arka yang melihat gadisnya menangis, segera berdiri dan memegang tangan Leora.
"Paman, bibi, aku dan Leora pamit pulang karena sudah larut malam," ucap Arka lalu melangkah pergi sambil menarik tangan gadisnya lembut.
"Arka, tunggu sayang! Ini baru saja pukul delapan malam," ucap bibi Arka.
Bibi Arka terdiam saat tidak mendapat respon sama sekali dari Arka.
"Apa ada yang salah dengan pertanyaanku, sayang?" tanya bibi Arka kepada suaminya."Sepertinya iya, dan ada yang dia sembunyikan dari kita," jawab paman Arka.
Banyak tamu yang menatap Arka dan Leora bingung, apalagi saat melihat Leora menangis.
"Gadis cantik itu menangis."
"Sepertinya mereka habis bertengkar."
"Apa pacarnya berlaku kasar padanya? Lebih baik gadis cantik itu untukku saja."
Mendengar ucapan yang terakhir, Arka menghentikan langkahnya membuat Leora yang berjalan sambil menunduk menabrak punggung belakang Arka.
Arka berbalik dan menatap Leora.
"Don't cry baby," ucap Arka lembut sambil menghapus air mata Leora. Para jomblo di pesta itu memekik tertahan.Leora mengedip-ngedipkan matanya lucu, seakan tidak percaya melihat Arka yang tiba-tiba lembut padanya.
Arka menahan senyumnya, saat melihat mata indah itu.
Cup.
Satu kecupan Arka berikan di pipi Leora.
"Ayuk pulang." Leora hanya mengangguk syok."Huaa, baper."
"Aku mau di posisi ceweknya."
"Aku juga."
"Mereka berdua tidak kasihan melihat jomblo disini? Hiks."
Dan begitulah ocehan para tamu saat Arka dan Leora telah pergi. Sedang di salah satu tamu disitu, ada yang tersenyum.
'Lumayan, aku akan merebutnya.'
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath•Arka
Teen Fiction"Aku sudah memberikan segalanya untukmu, tapi kenapa kau malah melukai hatiku?!!" Arka hanya memilih diam sambil memandang gadisnya yang sedang kecewa terhadap apa yang dilihat gadisnya. "Aku sudah menerimamu, meskipun kau seorang psychopath, tapi...